Liputan6.com, Jakarta Setelah kematian Pengusaha Bob Sadino beberapa hari lalu, Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdulaziz kembali menambah sederet daftar orang yang meninggal karena mengalami Pneumonia.
Pneumonia atau sering disebut radang paru-paru adalah peradangan pada satu atau dua jaringan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Pada kondisi ini, kantung udara pada paru-paru terisi dengan cairan atau nanah yang menyebabkan batuk berdahak, demam, menggigil dan kesulitan bernapas.
"Umumnya, Pneumonia berasal dari bakteri dan virus di udara yang terhirup. Dalam kondisi normal, tubuh biasanya akan mencegah kuman yang menginfeksi paru-paru. Tapi terkadang kuman-kuman tersebut bisa mengalahkan sistem kekebalan tubuh Anda," tulis para ahli, mengutip Mayoclinic, Jumat (23/1/2015).
Di Indonesia sendiri, yang menjadi korban penyakit ini bukan hanya orangtua diatas usia 65 tahun melainkan bayi dan anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya lemah. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan pada 2007 menunjukkan, angka kesakitan (morbiditas) pneumonia pada bayi adalah 2,2 persen dan balita tiga persen. Sementara angka kematian (mortalitas) pada bayi 23,8 persen dan balita 15,5 persen.
Sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2013 mencatat, Pneumonia menjadi penyebab kematian sekitar 1,2 juta anak setiap tahun. Dapat dikatakan, setiap jam ada 230 anak di dunia yang meninggal karena pneumonia. Angka itu bahkan melebihi angka kematian yang disebabkan oleh AIDS, malaria dan tuberkulosis.
Untuk pencegahan, Pneumonia bisa dicegah dengan vaksin Haemophilus influenza type b (Hib), Penumococcus (PCV), pertussis, dan vaksin campak.