Minuman Energi Tak Seharusnya Dikonsumsi Remaja

Minuman energi tak boleh dikonsumsi remaja, kare ahanya mengandung kafein dan stimulan

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 24 Mar 2015, 17:00 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2015, 17:00 WIB
Remaja Depresi Akibat Cyber Bullying Terus Alami Peningkatan
Bullying yang terjadi di ranah media sosial membuat seorang anak mengalami depresi, dan jumlahnya terus mengalami peningkatan

Liputan6.com, Bogor Minuman energi (energy drinks) tidak boleh diminum oleh anak-anak berusia muda dan remaja. Minuman ini yang menurut sebagian orang dipercaya mengandung vitamin dan bahan-bahan menyehatkan lainnya, hanya mengandung kafein dan stimulan yang seharusnya tidak boleh dikonsumsi oleh seorang anak dan remaja.

"Konsumsi berlebihan dari minuman energi berkalori dapat menyebabkan overweight dan diabetes," kata Ketua Persatuan Diabetes Indonesia Wilayah Banten, Dr. Rochsismandoko, SpPD. KEMD dalam diskusi bertajuk 'Waspadai Gula Sebagai Musuh Bersama Penyakit Gigi dan Diabetes Militus' di Sentul City, Bogor, Jawa Barat ditulis Senin (23/3/2015)

Pun pada seorang atlet berusia muda, selelah-lelahnya mereka usai berlatih atau bertanding, tak seharusnya diberikan minuman energi untuk mengembalikan stamina mereka. "Atlet muda pada pusat pelatihan di mana mereka melakukan latihan yang cukup panjang, sebenarnya hanya butuh air putih, bukan minuman energi," kata Rochsismandoko menambahkan.

Bila kandungan dalam sebotol minuman energi hanyalah kafein dan gula, sudah bisa dipastikan bahwa minuman ini tak sesehat yang dibayangkan selama ini. "180 miligram kafein dapat menyebabkan mual, muntah, diare, kram, dan kejang otot," kata Rochsismandoko menambahkan.

Rochsismandoko menjelaskan ada pun bahaya dari minuman energi ini adalah peminumnya lebih mudah pusing, dizziness, gelisah, cemas, diare, muntah, tekanan darah meningkat, gangguan jantung, bahkan kematian.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya