Studi: Racun Ular Berpotensi Hentikan Pendarahan Operasi

Pendarahan selama operasi bisa sangat berbahaya, terutama bagi pasien yang memakai obat anti koagulan untuk mengencerkan darah mereka.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Okt 2015, 16:00 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2015, 16:00 WIB
Bayi tidak takut ular 3
Pit Viper yang mematikan (Credit: Ephotocorp/Alamy)

Liputan6.com, Texas - Pendarahan selama operasi bisa sangat berbahaya, terutama bagi pasien yang memakai obat anti koagulan untuk mengencerkan darah mereka. Sebuah kombinasi baru dari hidrogel nanofiber, yang masih ditunggu perkembangannya, soal kemungkinan pemakaian racun ular untuk menghentikan pendarahan dengan cepat.

Racun ular mungkin jadi material terbaik untuk menghentikan pendarahan untuk situasi di atas, menurut studi baru para peneliti Rice University. Hidrogel SB50, menggabungkan racun yang dihasilkan oleh dua spesies ular Amerika Selatan, yang disebut batroxobin.

Dikutip dari laman Medical Daily, Kamis (29/10/2015) pagi, batroxobin bisa disuntikkan sebagai cairan tapi dengan cepat berubah menjadi gel tepat dimana luka terbuka dan meningkatkan pembekuan.

Pengujian menunjukkan material menghentikan luka pendarahan dalam waktu enam detik, dan tidak menyebabkan luka terbuka kembali. "Ini menarik kalau Anda bisa mengambil sesuatu yang begitu mematikan dan mengubahnya menjadi sesuatu yang punya potensi menyelamatkan banyak kehidupan," kata ahli kimia Rice University, Jeffery Hartgerink, dalam rilis pers.

"Dari sudut pandang klinis, ini masih jauh dan jadi isu paling penting. Ada banyak hal yang berbeda yang dapat memicu pembekuan darah," kata Hartgerink menambahkan.

"Tetapi ketika Anda pakai heparin (pengencer darah yang digunakan untuk mencegah pembentukan gumpalan darah), kebanyakan dari mereka tidak bekerja, atau mereka bekerja lambat atau buruk. Yang jelas menyebabkan banyak masalah jika Anda pendarahan," pungkasnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya