Penderita Radang Sendi Berisiko Gangguan Jantung

Penderita penyakit radang sendi kronis atau rheumatoid arthritis (RA) punya resiko dua kali lebih besar terkena gangguan jantung.

oleh Risa Kosasih diperbarui 09 Nov 2015, 13:30 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2015, 13:30 WIB
20151013-Ilustrasi-Serangan-Jantung
Ilustrasi Serangan jantung (iStockphoto)

Liputan6.com, Minnesota - Penderita penyakit radang sendi kronis atau rheumatoid arthritis (RA) punya risiko dua kali lebih besar terkena gangguan jantung (kardiovaskular). Tapi jangan khawatir karena prevalensi (kasus yang terjadi) menunjukkan penurunan.

Hal tersebut dikutip dari Medical News Today pada Senin (9/11/2015) lewat penelitian yang dipresentasikan American College of Rheumatology, San Francisco, Amerika Serikat. Prevalensi yang menurun tersebut ditulis juga berkat diagnosis dan pengobatan dini.

Peradangan (inflamasi) memang diketahui punya pengaruh terhadap kerusakan pembuluh darah. Pasien RA secara keseluruhan punya inflamasi tingkat level tinggi dan bukan hanya mempengaruhi sendi tapi juga organ-organ dan jaringan lain.

Peradangan RA berkaitan dengan penyempitan pembuluh darah serta pembentukan plak, zat keras yang terbuat dari kolesterol yang terperangkap, kalsium dan zat lainnya. Zat-zat tersebut dapat memblokir arteri dan mengurangi aliran darah.

Dalam 1-4 tahun diagnosis, risiko serangan jantung meningkat sebesar 60 persen dan 50 persen lainnya adalah penyakit jantung lainnya seperti angina dan koroner. Baik RA maupun semua faktor risiko jantung jelas perlu ditangani sedini mungkin.

Penelitian soal hubungan RA dan kardiovaskular dipimpin oleh Dr Elena Myasoedova, PhD, seorang ahli rheumatologi di Mayo Clinic di Rochester, Minnesota. Dia meneliti kematian akibat penyakit jantung dalam 10 tahun diagnosis RA antara dua kelompok orang.

Satu kelompok adalah 315 pasien yang didiagnosis dengan RA sejak 2000 hingga 2007. Dan yang lain adalah 498 pasien yang didiagnosis dengan RA pada 1980-an serta 1990-an. Tingkat kematian akibat penyakit jantung pada pasien yang didiagnosis RA pada 1980-an dan 1990-an mencapai 7,9 %, dibandingkan dengan 2,8 % pada mereka yang didiagnosis di 2006/07.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya