Liputan6.com, Bogor - Tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), Jawa Barat, melakukan penelitian serta mengembangkan keset antibakteri. Uniknya, bahan dasar yang digunakan adalah bambu. Selain bisa menyerap kelembapan air, juga berfungsi sebagai dekorasi rumah.
"Keset ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri khususnya Escherichia Colli dan Staphylococcus Aureus," ujar Naufal Bayu Prasetyo, salah satu mahasiswa IPB, dilansir dari Antara, Senin (14/6/2016).
Baca Juga
Ditambahkan Naufal, keset yang dibuat dengan kedua temannya, Laila Fitriyani, dan Tiana Rafmiwati, memiliki keunggulan yang tidak terdapat pada keset lain. Keset ini bersifat antibakteri karena mengandung flavonaid, tannin, alkohol, dan pennyquinone.
Advertisement
"Keset ini berbeda karena mampu menyerap kelembapan air dan bau," lanjutnya.
Ketiga mahasiswa IPB ini juga memilih bambu karena masih banyak ditemukan di Indonesia. Selain itu bambu yang kerap dimanfaatkan sebagai alat penopang sementara pada proses konstruksi bangunan yang kerap menyisakan limbah berupa ujung, sisa belah, dan batang bambu bisa digunakan dengan sentuhan teknologi.
"Dengan beberapa proses, limbah mambu tadi diolah memiliki nilai jual lebih tinggi dari pada kayu bakar. Limbah bambu juga dapat digunakan sebagai bahan dasar produk industri kreatif rumah tangga, maupun kerajinan lainnya," lanjutnya.
Ketiga mahasiswa ini tak puas dengan hasil yang ada kini. Mereka pun berencana untuk mengembangkannya lagi sehingga keset antibakteri itu memiliki daya resistensi lebih tinggi terhadap berbagai jenis mikroba.Â
"Kami masih terus melakukan pengembangan terutama meningkatkan daya tahan lebih tinggi terhadap jenis mikroba lainnya. Tidak hanya dua jenis bakteri saja, tetapi bakteri lainnya bisa dihambat pertumbuhannya," katanya.
Pembuatan keset antibakteri ini sudah mendapat penghargaan dari "Sesion Best Paper" di ajang 5th International Conference on Agriculture, Environment and Biological Sciences (ICAEBS-16) yang diselenggarakan oleh International Academy of Arts, Science and Technology di Pattaya, Thailand bulan April 2016 lalu.
Â