Liputan6.com, Jakarta Salah satu bentuk penularan meningitis bisa melalui cipratan air liur. Ketika orang yang terinfeksi meningitis bersin, bakteri penyebab penyakit ini bisa masuk ke dalam tubuh anak atau orang dewasa di sekitarnya.
Penjelasan ini disampaikan dokter spesialis anak RS Evasari Jakarta Pusat, Darmady Darmawan, saat ditemui di ruang praktiknya dan ditulis Health Liputan6.com pada Minggu (5/2/2017)
Advertisement
Baca Juga
Menurut Darmady, bakteri yang paling sering jadi penyebab meningitis adalah Haemophilus influenzae tipe B, Streptococcus pneumoniae, dan Neisseria meningitidis.
Advertisement
Begitu bakteri dari cairan air liur milik pasien dengan meningitis masuk ke tubuh orang lain, tempat pertama yang diincarnya adalah saluran pernapasan.
"Sesudah membuat infeksi (amandel, paru, nasa, dan tenggorokan) lalu bakteri tersebut masuk ke aliran darah terus menyebar lalu masuk ke otak," kata Darmadi.
Sayang, gejala meningitis pada anak tidak terlalu jelas. Anak yang terserang meningitis bisa mengalami demam, lemas, tidak bergairah, enggan makan, muntah, dan terkadang kejang-kejang. Bila anak menunjukkan gejala tersebut, orangtua harus segera membawa ke rumah sakit.
Untungnya, meningitis bisa dicegah dengan vaksinasi. "Makanya vaksinasi pada bayi penting sekali. Vaksinasi yang dianjurkan untuk ini adalah HIB (Haemophilus influenzae tipe B dan Streptococcus pneumoniae," lanjut Darmadi.
Pemberian vaksinasi untuk menurunkan risiko terkena meningitis tersebut dilakukan pada saat bayi berusia 2, 4, 6 bulan. Kemudian akan diulangi lagi saat anak berusia satu tahun.