Liputan6.com, Jakarta Kebiasaan buang air besar (BAB) setiap orang berbeda-beda. Mulai dari frekuensi hingga lama setiap kali BAB.
"BAB perlu setiap hari enggak sih?", "Setiap kali BAB kok lama banget". Berikut kata pakar soal kebiasaan-kebiasaan ke belakang seperti dilansir dari Women's Health, Kamis (1/2/2018).
Baca Juga
1. Tidak ada aturan BAB harus sekali sehari
Advertisement
Rata-rata orang BAB sekali hingga dua kali sehari, tapi ada juga yang lebih dari itu. Selain itu, tidak BAB hingga tiga hari pun tidak masalah asalkan merasa baik-baik saja, seperti disampaikan Direktur Jay Monahan Center for Gastrointestinal Health of New York-Prebyterian dan Weill Cornell Medicine Amerika Serikat, Felice Schnoll-Sussman.
“Berbicara tentang BAB, tidak ada hal yang sangat normal. Normal atau tidak tergantung perspektif setiap orang,” ujar Schnoll-Sussman.
2. Bila bisa BAB teratur itu bagus
Apabila Anda memiliki jadwal BAB yang teratur, itu bagus. Beberapa ahli mengatakan, biasanya, waktu untuk mengunjungi kamar mandi adalah di pagi hari. Menurut Schnoll-Sussman hal ini karena banyak orang melakukan makan berat di malam hari.
“Ada waktu untuk makanan dicerna dan berdiam di dalam usus Anda,” katanya.
Selain itu, menurut Lisa Ganjhu, DO, FACG, AGAF, Profesor Kedokteran Klinis dari NYU Langone Medical Center, Amerika Serikat, waktu lain yang biasa digunakan untuk BAB adalah sepulang kerja. “Sederhana saja, karena itu adalah waktu beristirahat dan buang air besar,” kata Ganjhu.
Saksikan juga video menarik berikut:
Setelah makan ingin BAB bukan berarti ada masalah
3. Setelah makan ingin BAB bukan berarti ada masalah
Menurut Schnoll-Sussman, tidak perlu khawatir bila langsung ingin BAB setelah makan. Menurutnya, hal tersebut belum tentu karena makanan yang baru saja masuk ke mulut.
Namun, wajib menjadi perhatian bila feses berair, mengapung, dan berbau tidak seperti biasanya. Hal ini berarti tubuh tidak menyerap lemak dengan baik dan sebaiknya diperiksakan ke dokter.
4. Kopi bikin BAB lebih lancar
Menurut Ganjhu, kandungan kafein menstimulasi sistem pencernaan. Karena itu, tidak jarang orang usai minum kopi di pagi hari jadi kebelet.
Advertisement
Menstruasi bikin BAB lebih sering
5. Menstruasi bikin BAB lebih sering
Bagi perempuan, menstruasi terkadang merasakan keram, kembung, dan lebih sering untuk BAB. Menurut Ganjhu, hal ini terkait dengan hormon.
"Banyak wanita mengatakan bahwa pencernaan lebih longgar pada periode menstruasi mereka," kata Ganjhu.
Para ilmuwan percaya ini karena hormon yang dilepaskan selama siklus tersebut yang disebut prostaglandins, memicu rahim berkontraksi dan terkadang masuk ke dalam perut sehingga menyebabkan perut berkontraksi. Hal ini memicu BAB jadi lebih sering.
6. Posisi terbaik BAB
Apabila BAB membutuhkan waktu lebih lama, Schnoll-Sussman mengatakan karena posisi tidak tepat. Posisi terbaik untuk BAB bukanlah duduk seperti di toilet modern tapi posisi berjongkok 45 derajat. Posisi seperti ini membuat rektum mampu melancarkan kotoran keluar dengan sedikit usaha.
Sembelit kala liburan
7. Konstipasi saat liburan itu normal
Selama liburan, bisa saja mengalami konstipasi alias sembelit. Menurut Schnoll-Sussman, duduk di pesawat selama beberapa jam cukup memengaruhi usus besar. Ketika di pesawat tekanan atmosfer dalam pesawat berbeda dengan tekanan di luar, sehingga perlahan menyedot air dari tubuh dan usus.
Saat liburan juga bisa terjadi dehidrasi, karena asyik jalan-jalan sampai lupa minum banyak air ketika di rumah. Ditambah lagi, saat liburan orang cenderung mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gorengan. Selain itu, pergi ke tempat-tempat yang asing dan mungkin berbeda zona waktu juga membuat usus besar jadi 'pemalu'.
8. Gunakan waktu sebaik mungkin
Menurut Schnoll-Sussman, tidak masalah apabila Anda BAB selama 5 menit ataupun 20 menit. Menurut Ganjhu, waktu tidak perlu terlalu dipikirkan. "Usus tahu saatnya kosong dan selesai," katanya. (Giovani Dio)
Advertisement