Bahaya Sabu, Narkoba yang Bikin Fachri Albar dan Roro Fitria Ditangkap Polisi

Ada fakta nyata tentang efek narkoba jenis sabu pada tubuh. Mulai dari merusak otak hingga jantung.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 15 Feb 2018, 19:30 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2018, 19:30 WIB
[Bintang] Roro Fitria
Roro Fitria (Rilis Narkoba) (Nurwahyunan/bintang.com)

Liputan6.com, Jakarta Di hari yang sama jam berbeda, Fachri Albar dan Roro Fitria ditangkap polisi karena narkoba. Fachri ditangkap dengan barang bukti dumolid, ganja, dan sabu. Sementara Roro ditangkap dengan barang bukti pemesanan sabu 2,4 gram.

Polisi kini tengah mengusut penyalahgunaan sabu pada dua artis ini. Terlepas dari dua kasus tersebut, fakta yang nyata adalah sabu memberi efek negatif pada penggunanya.

Deputi Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) dr Diah Setia Utami, SpKJ, MARS, mengatakan sabu memberikan efek stimulan yang membuat orang tersebut tidak mudah capai hingga bisa bekerja melebihi orang pada umumnya.

"Kalau stimulan itu meningkatkan kemampuan psikomotor, lalu enggak cepat capek, bisa enggak tidur dua malam kalau pakai. Kerja bisa sampai 24 jam tanpa merasa lelah," kata Diah saat dihubungi Health-Liputan6.com pada Kamis (15/2/2018).

Selain itu, penggunaan sabu bisa menyebabkan euforia yang membuat seseorang merasa senang dan nyaman. Saking bahagianya, kata Diah, sampai-sampai membuat dia tidak merasa lapar.

Perlu juga diketahui konsumsi narkoba jenis sabu bisa membuat penggunanya merasakan halusinasi, yakni sebuah kondisi ketika persepsi panca indra yang terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar pada reseptor-reseptor pancaindra. Misalnya, mendengar suatu bunyi padahal tidak terdapat sumber bunyi.

 

 

Saksikan juga video pilihan berikut:


Efek Jangka Panjang Sabu

20150918-Kasus-Narkoba-Jakarta
Barang bukti jenis sabu 15,5 Kg yang berhasil diamankan Polisi dari tersangka Warga negara Nigeria, Jakarta, Jumat (6/3/2015). Modus yang dilakukan dalam sindikat tersebut melalui mesin pompa air. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Sabu yang dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada otak. Selain itu, juga menimbulkan aneka gangguan kesehatan fisik dan jiwa.

"Bila digunakan dalam jangka panjang lewat dari lima tahun, ada bagian otak yang rusak, ada perubahan anatomi di otak akibat sabu," tekan Diah.

Salah satu efeknya adalah munculnya gangguan jiwa. Hal tersebut terjadi karena ada perubahan zat-zat kima di otak akibat penggunaan sabu.

"Bisa depresi berat, bisa juga seperti gangguan jiwa psikotik yang membuat dia bisa melihat bayangan menakutkan, muncul perasaan dikejar-kejar orang, seperti paranoid. Kemudian halusinasi atau mendengar sesuatu. Ada waham (suatu keyakinan yang salah karena bertentangan dengan kenyataan) juga," jelas Diah.

Risikonya makin meningkat pada orang yang sudah punya kecenderungan gangguan jiwa.

 


Efek Sabu pada Kesehatan Fisik

20151029-BNN Musnahkan 22,4 kg Sabu-Jakarta
Petugas BNN melakukan uji lab lapangan barang bukti jenis sabu yang disita dari dua kelompok pengedar di Gedung BNN Jakarta, Kamis (29/10/2015). Sabu seberat 22,4 kg dimusnahkan BNN dihadapan sejumlah saksi dan tersangka. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Selain ada gangguan jiwa, efek sabu pun bisa menyebabkan gangguan fisik. Misalnya terjadi gangguan pada jantung pengguna narkoba.

"Karena stimulan (pada sabu) itu bisa menaikkan segala kerja tubuh, termasuk kerja jantung, tekanan darah. Hal itu bisa menyebabkan gangguan jantung. Bahkan bisa stroke," katanya.

Diah pun mengingatkan kepada pengguna sabu untuk setop mengonsumsi narkoba ini sebelum makin lama. Jika sudah punya niat untuk berhenti, datanglah ke klinik-klinik yang membantu untuk lepas dari jerat narkoba.

"Setiap BNN Provinsi di daerah itu ada kliniknya. Coba untuk disembuhkan, dihilangkan. Tak perlu takut ditangkap dan kerahasiaan pasien dijaga," tegasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya