Liputan6.com, Jakarta Veneer awalnya merupakan tindakan yang dilakukan dokter untuk memperbaiki warna serta bentuk gigi. Caranya yaitu dengan mengasah permukaan email gigi kemudian diberi pelapis tipis berbahan komposit atau porselen. Hasilnya, gigi menjadi putih berseri dan senyum lebih berkilau. Veneer juga semakin jadi tren mempercantik gigi di kalangan selebritas.
Veneer dapat dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai permasalahan gigi. Seperti gigi yang mengalami perubahan warna gelap, hipokalsifikasi enamel yang menyebabkan munculnya bercak putih pada gigi, gigi renggang, gigi depan yang memiliki kelainan bentuk konus, gigi yang patah sebagian, gigi depan yang posisinya mundur ke belakang, gigi yang miring, dan sebagainya.
Baca Juga
Meski veneer populer sebagai perawatan untuk mendapatkan gigi sempurna, namun tidak semua orang boleh melakukannya.
Advertisement
Menurut spesialis prostodonsia, drg. Donna Pratiwi Sp. Prosto, sekurangnya ada enam jenis gigi yang tidak boleh veneer. Apa saja ya?
1. Gigi yang lapisan enamelnya sedikit.
2. Gigi yang posisinya maju.
3. Gigi yang renggang terlalu jauh.
4. Gigi dengan kesehatan rongga mulut yang buruk.
5. Gigi berjejal, bertumpuk, atau ekstrem.
6. Gigi yang terbiasa menggigit benda keras.
"Betul, enam poin di atas adalah kontraindikasi untuk pemasangan veneer," kata Donna saat dihubungi Health-Liputan6.com, Jumat (2/3/2018).
Â
Simak juga video menarik berikut :
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Cara kerja veneer seperti pemasangan kuku palsu
Prostodontis jebolan Universitas Indonesia tersebut menganalogikan pemasangan veneer seperti pemasangan kuku palsu.
"Pada hakekatnya, veneer memang hanya pelapis di bagian permukaan depan gigi, biasa disebut bukal atau labial. Contoh gampangnya seperti pemasangan kuku palsu," imbuh penulis buku Gigi Sehat, Merawat Gigi Sehari-Hari dan Gigi Sehat dan Cantik.
Donna melanjutkan posisi gigi yang terlalu ekstrem seperti berjejal, renggang, miring, maju atau tonggos, akan sulit dikoreksi dengan veneer. Idealnya, veneer hanya bisa mengganti lapisan muka pada posisi gigi yang relatif normal," jelasnya.
Untuk gigi dengan dengan lapisan enamel tinggal sedikit, misalnya. Kondisi ini tidak bisa dipasangkan veneer karena kurangnya area untuk pemasangan lem atau bonding. Jika dipaksakan, maka veneer akan mudah lepas.
"Jika lapisan enamel terlalu tipis, pengasahan untuk pemasangan veneer dapat mengakibatkan rasa ngilu. Namun, hal ini bisa diatasi jika pasien bersedia tidak diasah terlalu banyak yang berarti dengan dipasangnya lapisan tambahan seperti veneer akan membuat gigi terasa agak lebih tebal atau terlihat lebih maju," beber dokter yang ulang tahun setiap tanggal 29 September.
Â
Advertisement
Alasan gigi yang maju dan renggang tak boleh di veneer
Donna lanjut menerangkan poin kedua yaitu gigi yang posisinya cenderung maju. Posisi gigi seperti ini akan memerlukan pengasahan yang cukup banyak. Karena merupakan bagian saraf, dikhawatirkan gigi akan ngilu. Untuk mengatasi hal ini, gigi memerlukan perawatan saraf dan saraf gigi dimatikan.
Sementara itu alasan gigi renggang yang jaraknya terlalu jauh, ia menyarankan untuk tidak veneer. Jika dipaksakan, gigi akan terlihat sangat lebar, sehingga tampak tidak natural dan mudah lepas.
"Pasien dengan kondisi gigitan yang tidak normal atau maloklusi akan memberikan beban kunyah atau tekanan yang berlebihan, bahkan pada gigi normal tanpa veneer. Gigi normal akan mudah pecah atau goyang. Bayangkan, jika gigi dipasangkan veneer dengan kondisi tersebut. Dapat dipastikan veneer akan mudah lepas, retak, atau pecah," terang dokter yang telah menangani berbagai permasalahan kesehatan gigi selama 17 tahun.
Tips mudah merawat veneer gigi
Sementara itu gigi dengan kondisi kesehatan rongga mulut yang buruk sering terdapat banyak gigi berlubang, karang gigi, bahkan sisa akar gigi yang tidak dicabut.
Kondisi seperti ini sangat tidak ideal, karena veneer yang kotor dapat menyebabkan bau mulut dan karies baru.
"Karena dengan bad oral hygiene, dapat membuat masalah pada tepi-tepi persambungan antara veneer dan struktur gigi asli. Seperti kebocoran yang dapat membuat lubang gigi atau sekedar perubahan warna yang tentunya sangat dapat merusak estetika penampilan veneer," terang Donna.
Tak lupa Donna menganjurkan perawatan rutin bagi mereka yang telah memasang veneer agar bisa bertahan lama.
"Kuncinya rajin memelihara kondisi kesehatan rongga mulut dengan baik. Misalnya dengan pembersihan karang yang rutin antara 4 hingga 6 bulan sekali. Tidak memberikan beban berlebihan pada veneer. Misalnya dengan menggigit-gigit benda keras atau makan yang keras-keras. Juga hindari mencungkil gigi dengan tusuk gigi," tutur dokter yang berdomisili di Serpong, Tangerang Selatan.
Advertisement