Dari Kerusuhan, Awal Mula 1 Mei Jadi May Day, Hari Buruh Internasional

Hari ini, tanggal 1 Mei, diperingati sebagai May Day atau Hari Buruh Internasional setiap tahunnya. Ini awal mulanya...

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Mei 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2018, 11:00 WIB
Ratusan Buruh Long March 3 Hari 3 Malam
KSPI menganggap Prabowo dan Hatta sebagai pasangan yang tepat untuk memimpin bangsa ini, karena keduanya pun dikenal tegas, berani, dan jujur pada rakyat, Jakarta, Jumat (13/6/2014) (Liputan6.com/Johan Tallo).

Liputan6.com, Jakarta Sempat dilarang pada era Presiden Soeharto, kini Indonesia turut merayakan Hari Buruh Internasional atau May Day yang jatuh pada setiap tanggal 1 Mei. Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Hari Buruh ditetapkan sebagai hari libur nasional, di tahun 2014. 

Bagaimana awal mula tanggal 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh?

May Day punya sejarah panjang. Lahir dari berbagai rentetan perjuangan kelas pekerja setelah revolusi industri. Para buruh dipaksa untuk bekerja hingga 16 jam sehari. Di beberapa tempat ada yang dipaksa bekerja hingga 19 jam sehari di pabrik-pabrik.

 

Kerusuhan Haymarket (Haymarket Riot) di Amerika Serikat yang melatarbelakangi Hari Buruh
Kerusuhan Haymarket (Haymarket Riot) di Amerika Serikat yang melatarbelakangi Hari Buruh (Wikipedia/Public Domain)

Tanggal 1 Mei 1886, sejumlah Serikat Pekerja di Amerika Serikat melakukan demonstrasi besar-besaran untuk menuntut diberlakukannya 8 jam kerja setiap hari serta kenaikan upah yang layak. Aksi ini terjadi serentak di seluruh negeri. Tak kurang dari 100.000 orang buruh mengikuti mogok massal tersebut.

Aksi ini berlangsung berhari-hari. Tanggal 4 Mei malam, di alun-alun Haymarket di Chicago, sejumlah aktivis masih melakukan orasi bergantian. Awalnya ada 3.000 orang di sana. Namun seiring hujan deras, pada pukul 22.00 hanya tinggal ratusan buruh yang bertahan.

Kemudian sekitar 180 polisi datang ke lokasi para buruh berkumpul. Suasana memanas. Para aktivis berusaha menjelaskan kalau mereka menjalankan aksi damai. Namun polisi bersikeras membubarkan mereka.

"Atas nama hukum, saya meminta kalian membubarkan diri," kata Inspektur Polisi John Bonfield sambil menunjuk massa.

"Saat itulah sebuah bom tiba-tiba meledak di dekat barisan polisi. 67 aparat terluka dalam serangan itu. Sementara tujuh polisi tewas. Petugas mulai menembaki para demonstran. Melukai 200 orang dan menewaskan beberapa orang," tulis majalah TIME menggambarkan peristiwa itu.

Saksikan juga video menarik berikut:

 

Insiden Haymarket

Massa Buruh Kepung Balai Kota DKI
Massa buruh membawa spanduk berisi tuntutan dalam unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (10/11). Bertepatan Hari Pahlawan, buruh dari berbagai daerah melakukan aksi turun ke jalan menuntut pengupahan yang layak. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Bom tersebut kemudian diketahui merupakan bom rakitan yang dibuat dari dinamit dan diisi dengan kepingan tajam logam. Begitu meledak, potongan metal langsung berterbangan membunuh beberapa orang polisi. Hal ini dibalas oleh berondongan tembakan ke arah massa.

Kemudian tercatat empat orang tewas dari barisan para buruh. Tak kurang dari 100 orang ditahan. Tak diketahui secara jelas siapa yang melemparkan granat ke arah polisi. Peristiwa di Chicago itu kemudian dikenal dengan nama Insiden Haymarket atau Kerusuhan Haymarket.

Konferensi Internasional Sosialis tahun 1889 kemudian menetapkan demonstrasi besar-besaran di AS dan Kanada serta insiden Haymarket sebagai momentum untuk perjuangan para buruh. Awal mula aksi tanggal 1 Mei 1886, ditetapkan sebagai Hari Buruh Internasional.

Sejak saat itu hari buruh diperingati di seluruh dunia pada tanggal 1 Mei.

Penulis:  Ramadhian Fadillah. Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya