Bukan Baki, Ini Istilah yang Tepat untuk Tempat Membawa Bendera Pusaka

Sekali pun memiliki fungsi yang sama, 'nampan' dan 'baki' memiliki filosofi yang berbeda.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 16 Agu 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2018, 16:00 WIB
Jokowi Berpakaian Adat Kalsel Pimpin Upacara HUT RI
Anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) asal Jawa Timur, Fariza Putri Salsabila membawa baki yang terdapat Sang Merah Putih saat Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8). (Liputan6.com/Pool)

Liputan6.com, Jakarta Pembawa baki merupakan salah satu tugas yang menjadi sorotan publik di antara para Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). Namun, tahukah Anda istilah "baki" sesungguhnya memiliki filosofi yang berbeda jika dibandingkan dengan kata sesungguhnya, yaitu "nampan".

Menurut tulisan dari Purna Paskibraka 1978, Budiharjo Winarno, nampan dan baki memang memiliki fungsi yang sama. Namun, filosofinya berbeda. Menurut Budi, nampan dalam bahasa Jawa berasal dari nampa atau 'terima'. Jadi, pembawa nampan akan nampani atau 'menerima'.

Pembawa nampan akan menerima sesuatu yang dianggap berharga, untuk nantinya disampaikan pada yang lain. Mereka harus dipilih dan benar-benar mampu dalam membawa benda tersebut. Dalam hal ini, benda yang dibawa adalah bendera Merah Putih.

Ini adalah simbol dari penyerahan sesuatu yang mulia, dari para pemimpin dan pendahulu kepada generasi penerusnya.

Karena itulah, bendera Merah Putih harus diserahkan oleh pemimpin tertinggi di pemerintahan negara atau daerah, seperti presiden, gubernur, bupati, atau wali kota, kepada pembawa nampan untuk nantinya dikibarkan.

Karena makna dan filosofi inilah, orang yang menyerahkan posisinya harus lebih tinggi (tidak sejajar) dari mereka yang akan menerimanya.  

 

Saksikan juga video menarik berikut ini: 

 

 


Pembawa Nampan dari Masa ke Masa

Diary Paskibraka
Satu per Satu Calon Paskibraka 2018 Putri Masih Dilatih Jadi Seorang Pembawa Baki (Foto: M Fajri Erdyansyah)

Adapun pembawa nampan pertama pada 1946 adalah seorang gadis kelahiran Manado dan berdarah Padang bernama Siti Dewi, yang sering dipanggil Titik oleh Bapak Paskibraka, Husein Mutahar.

Dia ditunjuk karena dianggap sebagai gadis terpelajar, cantik, memiliki rambut panjang, tinggi, dan aktif dalam kegiatan Kepanduan.

Mengutip dari Merdeka.com, Presiden kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri juga pernah mengemban tugas sebagai pembawa nampan (baki) pada upacara detik-detik proklamasi pada 1964.

Ketua Umum PDIP ini menerima bendera pusaka dari sang ayah, Sukarno.

Sementara itu, pada 2017, pelajar yang bertugas untuk membawa bendera Merah Putih adalah Fariza Putri Salsabila yang mewakili Provinsi Jawa Timur.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya