Liputan6.com, Sorong- Gerakan NUSANTARA (MiNum Susu TiAp Hari uNTuk Anak CeRdas Aktif Indonesia) di Kota dan Kabupaten Sorong pada tahun ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu Training of Trainers (ToT) untuk para guru dan pemberian edukasi gizi untuk murid.
Pelaksanaan kegiatan ToT di Kota dan Kabupaten Sorong menyasar 178 guru dari 53 sekolah. Kegiatan ini didukung oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sorong, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sorong, dan bekerja sama dengan Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Universitas Indonesia (PKGK UI) sebagai tim peneliti.
Baca Juga
"Edukasi untuk guru dulu, baru setelah itu murid yang mendapat pelatihan," kata Ketua PKGK UI, Ahmad Syafiq di SD Inpres 109 Sorong, Papua Barat, baru-baru ini.
Advertisement
Para murid yang hanya terdiri dari murid-murid kelas IV dan V, jelas Shafiq, diberikan buku diary untuk merekam, serta memudahkan pemantauan guna melihat apakah materi gizi yang sudah dibagikan oleh guru-guru mereka mudah dipahami atau tidak.
Hasilnya tak disangka-sangka. Menurut Shafiq, pengetahuan guru-guru di Kota dan Kabupaten Sorong mengenai pedoman gizi seimbang meningkat pesat. Bila pada penilaian awal (sebelum ToT dilakukan) hanya 50, nilai naik menjadi 83 setelah pelatihan selama tiga bulan selesai.
"Jujur kami sangat senang. Ini ciri dari antusiame para guru yang begitu besar," kata Shafiq.
Semangat para guru mengikuti pelatihan ini begitu berkobar. Hal ini tercermin dari tidak pernah satu hari pun guru-guru di sana absen.
"Ini salah satu yang membuat kami senang. Jerih payah dan susah payah perjalanan jauh, rasa-rasanya terbayar atas semangat dan antusiasme para guru dalam menjalankan kegiatan ToT, Program Gerakan NUSANTARA ini," katanya.
Testimoni Guru yang Setelah Mengikuti Kegiatan ToT
Salah seorang partisipan dalam kegiatan Training of Trainers ini adalah Kepala Sekolah SD Inpres 109 Sorong, Papua Barat, Maryatin M.Pd.
Setelah tiga bulan mengikuti pelatihan yang diberikan langsung oleh tim dari PKGK UI, Maryatin, mengatakan, kegiatan tersebut sudah memberikan sudut pandang dan pengetahuan baru kepada guru mengenai perilaku gizi yang baik.
"Sebagai guru sadar betul akan peran dan pengaruh kami terhadap anak didik kami. Karena itu, kami terus berupaya membentuk kebiasaan gizi positif buat anak-anak didik di sini," ujar Maryatin.
Peningkatan pengetahuan akan pemahaman gizi seimbang yang didapat Maryatin dan guru-guru di SD Inpres 109 Sorong, mengantarkan sekolah dasar tersebut terpilih sebagai SD studi PSP (pengetahuan, sikap, dan perilaku)
Advertisement
Hebatnya SD Inpres 109 Sorong, Papua Barat
Corporate Sustainability Development Manager Frisian Flag Indonesia, Refa Hayudi Griyanda, mengatakan, dari 53 sekolah dasar yang tersebar di Kota dan Kabupaten Sorong, hanya tiga sekolah dasar yang terpilih sebagai SD studi PSP, yaitu SD Negeri 2 Kota Sorong, SD Inpres 19 Kota Sorong, dan SD Inpres 109 Sorong.
"Pemilihan sekolah Studi PSP dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sorong, dengan harapan bisa mengimbaskan dan memberikan contoh bagi sekolah lainnya," kata Refa di kesempatan yang sama.
"Dan sekolah yang sudah dipilih sebagi studi PSP dan sekolah ToT diwajibkan mengimbaskan ke gugus sekolah masing-masing," kata dia menambahkan.
Selain itu, SD Inpres 109 Sorong itu terpilih sebagai tempat berlangsungnya penutupan Program Gerakan NUSANTARA 2018. Sekolah yang dikepalai Maryatin terpilih, karena antusiasme para guru dan murid yang baik, dalam menerima dan menerapkan materi pendidikan gizi yang Frisian Flag Indonesia sampaikan.
"Lokasi dan kesiapan sarana sekolah sebagai tempat diselenggarakannya acara penutupan, juga menjadi pertimbangan kami memilih SD Inpres 109 Sorong ini, sebagai tempat berlangsungnya acara penutupan Gernus 2018," ujarnya menekankan.