Liputan6.com, Jakarta Ketika masih kecil, biasanya seseorang sangat menghindari makanan yang dianggap tidak enak seperti brokoli. Namun, seiring berjalannya waktu, kita tidak menyadari bahwa lama-lama sayuran semacam itu akan menjadi salah satu menu utama dalam asupan makanan sehari-hari. Ini ternyata dipengaruhi cara kerja lidah.
Melansir Women's Health pada Senin (21/1/2019), hal ini dipengaruhi juga oleh taste buds atau kuncup pengecap yang ada pada lidah. Anda tidak bisa benar-benar melihat "alat" ini (bintil-bintil kecil di lidah disebut papillae. Mereka mengandung kuncup pengecap dan membantu mengunyah, bicara, serta membersihkan mulut). Kuncup ini hanya ada di seluruh mulut dan tidak hanya ada di lidah.
Baca Juga
"Setiap kuncup pengecap adalah kumpulan dari sekitar 50 sampai 100 sel yang bertugas menguji makanan Anda sebelum menelannya," kata Robin Dando, Ph.D. dari Cornell Sensory Evaluation Center.
Advertisement
Dando mengatakan, setelah makanan larut dalam air liur, dia mengaktifkan reseptor di ujung sel dan bisa membedakan antara manus, asin, asam, pahit, dan gurih. Reseptor kemudian mengirim sinyal ke otak yang menyampaikan rasa yang tepat secara alami.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Â
Beregenerasi
Kuncup pengecap Anda akan mati dan beregenerasi setiap beberapa minggu. Bahkan lebih sering. Namun, setiap kali lidah terbakar atau tergigit, akan lebih banyak dari mereka yang mati. Untunglah, kuncup ini akan kembali tumbuh dengan cepat.
Asisten profesor ilmu makanan di Penn State, Helene Hopfer mengatakan, usia juga berperan dalam seberapa cepat kuncup pengecap berubah.
"Seiring bertambahnya usia, sel-sel yang beregenerasi dalam tubuh melambat, termasuk sel reseptor rasa dan bau, yang menyebabkan potensi kehilangan indra perasa seiring bertambahnya usia," ujar Hopfer. Walaupun tidak ada yang tahu kapan ini terjadi, namun beberapa penelitian menyatakan bahwa hal tersebut mungkin terjadi sekitar usia 60 tahun.
Â
Advertisement
Ingatan juga berpengaruh
Namun, bukan hanya kuncup pengecap ini yang mempengaruhi selera makan seseorang. Ada banyak hal lain seperti preferensi pribadi, kebiasaan, pengasuhan, budaya, ingatan, dan konteks.
Dando mengatakan, ketika Anda menderita sakit perut setelah mengonsumsi ikan salmon, seterusnya Anda akan membencinya dan mengasosiasikannya dengan rasa mual. Hal ini karena pengalaman seseorang.
Selain itu, Anda juga bisa melatih otak untuk menyukai rasa makanan tertentu dengan mengonsumsinya lebih sering. Sementara, untuk mengurangi makanan tertentu, Anda bisa mengubahnya rasanya.
"Saya baru-baru ini mencoba mengurangi soda dari pola makan saya dan setelah waktu yang singkat, saya meneguk sedikit dan menemukan rasa yang terlalu manis," kata Dando.