Liputan6.com, Jakarta Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan perasaan sedih dan tidak bersemangat terus menerus. Seseorang yang mengalami depresi akan mempengaruhi aktivitasnya sehari-hari. Depresi membuat seseorang memiliki masalah dalam berpikir, berperilaku dan berbagai masalah fisik maupun emosional lainnya.
Tak jarang orang yang depresi merasa bahwa hidup yang dijalani sudah tak berguna lagi. Jika dibiarkan terus menerus, depresi akan menimbulkan komplikasi kesehatan yang cukup membahayakan jiwa.
Advertisement
Baca Juga
Masalah yang biasanya timbul akibat depresi biasanya berupa ganguan kecemasan, panik, atau fobia sosial. Bahkan depresi juga dapat membuat seseorang menyakiti dirinya sendiri dan orang lain bahkan hingga berujung kematian.
Namun sebenarnya depresi dapat diobati dengan mengetahui penyebabnya sesegera mungkin dan melakukan penanganan dengan cepat. Kenali penyebab dan cara mengatasi depresi agar depresi dapat ditangani sesegera mungkin.
Terkadang tanda-tanda dan penyebab depresi sering diabaikan. Jika sudah terlanjur mengalami depresi, maka terapi untuk menyembuhkannya cukup panjang. Yang perlu Anda lakukan untuk meminimalisir depresi yang semakin parah adalah dengan kenali penyebab dan cara mengatasi depresi.
Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami masalah psikis tertentu dan menunjukkan tanda depresi sebaiknya Anda kenali penyebab dan cara mengatasi depresi tersebut. Dengan kenali penyebab dan cara mengatasi depresi sejak dini, depresi akan dapat dicegah sehingga tak menimbulkan masalah kejiwaan yang lebih serius.
Penyebab Depresi
Dilansir Liputan6.com dari KlikDokter Rabu (27/2/2019), hingga saat ini, belum diketahui pasti apa penyebab depresi. Namun, penyakit ini dapat dipengaruhi dari berbagai faktor, seperti:
1. Perubahan biologis. Orang-orang dengan depresi mengalami perubahan fisik di dalam otak mereka. Perubahan yang dimaksud belum dapat dijelaskan secara pasti.
2. Ketidakstabilan reaksi kimiawi dalam otak. Dalam suatu penelitian ditemukan jika zat-zat kimia yang terdapat dalam otak mungkin berperan dalam terjadinya depresi. Perubahan dalam zat kimia otak tersebut akan mengakibatkan perubahan kestabilan mood dalam seseorang.
3. Perubahan hormon. Perubahan dalam keseimbangan hormon di dalam tubuh dapat memicu terjadinya depresi. Perubahan hormon dapat terjadi saat kehamilan, beberapa minggu atau bulan setelah persalinan, akibat masalah tiroid, menopause, atau kondisi lain.
4. Genetik. Depresi lebih sering terjadi pada orang-orang yang dalam keluarga sedarahnya juga memiliki kondisi ini. Para peneliti saat ini masih berupaya untuk menemukan gen yang mungkin menyebabkan depresi.
Â
Selain faktor-faktor di atas, beberapa faktor ini juga berpotensi meningkatkan resiko munculnya depresi pada seseorang. Faktor tersebut antara lain:
1. Kepercayaan diri rendah dan terlalu bergantung pada orang lain, sering menyalahkan diri sendiri, dan pesimis.
2. Mengalami kejadian yang traumatik atau menegangkan. Misalnya pelecehan seksual atau penyiksaan secara fisik, kematian atau kehilangan orang yang dicintai, hubungan yang sulit dengan seseorang, atau masalah keuangan.
3. Mengalami trauma atau stres masa kecil yang mulai terjadi saat remaja atau anak-anak.
4. Mempunyai identitas seksualitas berbeda seperti lesbian, homoseksual, biseksual, atau transgender di dalam situasi yang tidak mendukung.
5. Mempunyai gangguan mental lain, seperti gangguan cemas,atau gangguan makan.
6. Ketergantungan terhadap alkohol atau obat-obatan terlarang.
7. Penyakit kronik atau penyakit serius, termasuk kanker, stroke, nyeri kronik, atau penyakit jantung.
8. Sedang dalam pengobatan tertentu, seperti mengonsumsi beberapa obat hipertensi atau obat tidur. Beberapa ahli menemukan hubungan depresi dengan konsumsi obat-obatan kimiawi tertentu. Sebaiknnya bicarakan dengan dokter sebelum menghentikan pengobatan apapun.
Advertisement
Diagnosis Depresi
Untuk kenali penyebab dan cara mengatasi depresi diperlukan diagnosis yang tepat dari para ahli psikologi. Untuk mendiagnosis seseorang terkena depresi atau tidak, perlu dilakukan oleh dokter dan ahli psikologis.
Dilansir Liputan6.com dari KlikDokter Rabu (27/2/2019) selain konsultasi kepada dokter, untuk mendiagnosis depresi diperlukan evaluasi psikologis oleh psikiater.
Pasien akan diminta untuk menjawab dan mengisi beberapa pertanyaan yang termasuk dalam panduan menentukan seseorang terkena depresi atau tidak.
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik jika diperlukan. Depresi juga bisa diakibatkan karena efek samping penyakit tertentu. Oleh sebab itu, dokter juga dapat melakukan tes laboratorium seperti pemeriksaan darah lengkap atau tes tiroid untuk mengetahui fungsi tiroid.
Untuk menetapkan diagnosis depresi, psikiater perlu memerhatikan tanda-tanda yang ada, setidaknya selama dua minggu.
Cara Mengatasi Depresi
Hingga saat ini belum ada obat yang benar-benar menyembuhkan dan menghilangkan depresi. Para penderita depresi dianjurkan untuk rutin mengonsumsi obat antidepresi dan melakukan konseling psikologis. Cara ini terbukti efektif bagi sebagian besar orang yang menderita depresi.
Apabila seseorang mengalami depresi berat, maka ia mungkin harus dirawat di rumah sakit atau mengikuti program terapi rawat jalan sampai gejala membaik.
Berikut adalah jenis obat-obatan yang biaasanya digunakan sebagai obat depresi atau anti depresan Dilansir Liputan6.com dari KlikDokter Rabu (27/2/2019):
1. Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs): fluoxetine, paroxetine, sertraline.
2. Serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs): duloxetine, venlafaxine, desvenlafaxine.
3. Norepinephrine-dopamine reuptake inhibitors (NDRIs): bupropion
4. Antidepresan atipikal: trazodone, mirtazapine.
5. Antidepresan trisiklik: imipramine, nortriptyline, amitriptyline, doxepin, trimipramine, desipramine.
6. Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs): tranylcypromine, phenelzine, isocarboxazid.
Selain mengonsumsi obat, penderita depresi juga dapat mengikuti psikoterapi. Psikoterapi adalah istilah umum untuk mengatasi depresi dengan membicarakan tentang kondisi dan masalah-masalah terkait dengan dokter atau konselor. Psikoterapi juga dikenal sebagai terapi bicara atau terapi psikologis.
Â
Advertisement
Tindakan Meringankan Gejala Depresi
Dengan kenali penyebab dan cara mengatasi depresi maka anda dapat meringankan gejala depresi tersebut. Depresi memang termasuk penyakit yang belum ditemukan penyembuhnya, tapi Anda yang sudah terlanjur menderita depresi dapat melakukan berbagai tindakan untuk meringankan gejala depresi, seperti berikut:
1. Jangan berhenti meminum obat depresi sebelum memberitahu dokter Anda. Menghentikan pengobatan secara mendadak atau lupa meminum beberapa dosis obat dapat menyebabkan gejala menyerupai gejala putus obat dan dapat memperburuk gejala depresi.
2. Bila Anda sedang hamil atau menyusui, beberapa antidepresan dapat berisiko bagi janin atau anak yang masih menyusui. Konsultasikan dengan dokter Anda bila Anda sedang hamil atau menyusui.
3. Jalani hidup secara sederhana. Mungkin Anda harus mengizinkan diri Anda untuk melakukan lebih sedikit pekerjaan atau aktivitas apabila Anda merasa lelah atau lemah.
4. Tulislah buku harian untuk memperbaiki suasana hati Anda.
5. Bacalah buku atau situs internet yang dapat menolong Anda menjadi lebih baik.
6. Jangan mengurung diri atau memisahkan diri dari aktivitas sosial.
7. Temukan beberapa cara untuk bersantai dan mengatasi stres.
8. Jangan membuat keputusan penting saat merasa kecewa atau murung sebab mungkin Anda sedang tidak berpikir jernih.
Pencegahan Depresi
Dengan kenali penyebab dan cara mengatasi depresi maka Anda akan sesegera mungkin mengobatinya bahkan mencegahnya sebelum berdampak lebih buruk.
Belum ada cara yang pasti untuk mencegah depresi. Akan tetapi, Anda dapat melakukan hal-hal berikut ini yang mungkin dapat bermanfaat untuk mencegah datangnya depresi berkelanjutan:
1. Lakukan langkah-langkah pengendalian stres, untuk meningkatkan ketahanan dan kepercayaan diri.
2. Dekatkan diri dengan keluarga dan teman, terutama pada masa-masa yang berat, untuk menolong Anda melewatinya.
3. Segera mencari pengobatan saat tanda depresi paling awal muncul, untuk menolong mencegah depresi bertambah berat.
4. Pertimbangkan untuk mendapatkan terapi pemeliharaan jangka panjang untuk mencegah gejala depresi muncul kembali.
Â
Â
Advertisement