Alami Seksomnia, Wanita Ini Kerap Masturbasi Tanpa Sadar Saat Tidur

Seminggu tiga kali wanita ini terbangun dengan kondisi terengah-engah dan mengalami orgasme. Rupanya, ia masturbasi tanpa sadar saat tidur.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Agu 2019, 23:00 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2019, 23:00 WIB
Masturbasi
Masturbasi bisa membantu mengusir stres dan memastikan orgasme.

Liputan6.com, Jakarta Seorang wanita 26 tahun kerap bangun di tengah tidur dengan kondisi dirinya tengah masturbasi. Pernah, seminggu tiga kali wanita ini terbangun dengan kondisi terengah-engah dan mengalami orgasme. 

Kondisi masturbasi yang sering tanpa disadar seperti wanita ini adalah gejala utama seksomnia yakni gangguan tidur langka yang menyebabkan seseorang melakukan hubungan seks atau masturbasi saat tidur. 

Seksomnia membuat alat kelamin wanita ini kerap iritasi. Dia juga kadaang frustrasi kerana merasa tidak memiliki kendali atas perilaku ini, bahkan ia tidak memiliki kesadaran akan apa yang dilakukan sampai selesai melakukannya.

Hal tidak menyenangkan ketika menginap di rumah saudara atau teman. Sekitar lima tahun lalu, desahan suara orgasme ketika seksomnia sampai-sampai membangunkan seluruh anggota keluarga seperti dilansir Health, Rabu (21/8/2019).

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Termasuk Parasomnia

Orgasme - masturbasi (iStock)
Ilustrasi orgasme wanita (iStockphoto)

Seksomnia termasuk dalam kategori parasomnia, yang merupakan aktivitas mengganggu, abnormal, dan kebiasaan yang terjadi di antara tahap tidur nyenyak. Contoh parasomnia lainnya adalah berjalan sambil tidur, makan sambil tidur, atau teror tidur.

“Walaupun seksomnia merepotkan saya, saya beruntung karena gejalanya lebih mengganggu saya daripada orang lain. Tidak ada orang lain yang pernah membicarakan hal tersebut pada saya,” ucap wanita tersebut.

Wanita tersebut mengaku, seksomnia dapat sangat mengganggu jika dirinya sedang berada dalam hubungan jangka panjang dan berbagi tempat tidur dengan seseorang tiap malam.

 “Jika seksomnia menjadi masalah, seperti mengganggu pasangan Anda, saya merekomendasikan Anda untuk segera mencari bantuan profesional,” ucap Gail Saltz, seorang profesor psikiatri di New York Presbyterian Hospital, Amerika Serikat.

Nanti dokter akan memberikan terapi yang sesuai dengan kebutuhan pasien tersebut. 

 

Penulis: Diviya Agatha

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya