Orangtua adalah Terapis Terbaik bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Dikaruniai anak berkebutuhan khusus, orangtua sebenarnya adalah terapis terbaik.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 27 Agu 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2019, 11:00 WIB
orangtua
Punya anak berkebutuhan khusus, orangtua adalah terapis terbaik. Photo by Zun Zun from Pexels

Liputan6.com, Jakarta Bagi orangtua yang dikaruniai anak berkebutuhan khusus biasanya fokus mencari terapis. Mereka mencari terapis wicara maupun okupasi terbaik untuk melatih dan meningkatkan kemampuan anak.

Setelah bertemu terapis yang tepat, serangkaian program terapi untuk anak berkebutuhan khusus akan diterapkan. Biasanya, ada jadwal sesi latihan beberapa hari dalam seminggu. Namun, bantuan dari terapis yang hanya bertemu beberapa hari dan jam saja tidaklah cukup bagi anak. 

"Saya punya anak yang juga mengalami gangguan bicara. Dia pernah menjalani terapi okupasi seminggu sekali selama satu jam. Rentang waktu itu tidaklah cukup. Lantas ke mana enam hari lainnya?" terang terapis wicara Jaqueline Cotton dalam acara SPEKIX 2019 di Jakarta Convention Center, ditulis Selasa (27/8/2019).

Jaqueline yang asal Australia menerangkan bahwa peran orangtua penting dalam kemajuan anak berkebutuhan khusus. Terapis hanya membantu, memandu, dan mengarahkan apa yang sebaiknya dilakukan.

"Saya katakan dengan tegas bahwa peran orangtua itu justru lebih efektif. Anak berkebutuhan khusus kan menghabiskan lebih banyak waktu di rumah. Kalau pertemuan dengan terapis ya hanya sebentar saja dan terbatas waktunya," lanjut Jaqueline.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Orangtua Menjadi Mitra Terbaik

ayah
Orangtua adalah mitra terbaik buat anak. Photo by Luis Quintero from Pexels

Jaqueline menceritakan pengalaman berhadapan dengan klien. Seringkali klien mempertanyakan kenapa anaknya tidak mengalami kemajuan atau lama sekali berbicara meski bahasa dengan sederhana.

"Pernah juga orangtua berkomentar, kalau mereka sibuk, 'Urusan terapi kan tugasnya terapis. Kami sudah bayar Anda mahal-mahal. Kami serahkan anak kepada Anda'," ujar Jaqueline yang pernah bekerja sama dengan berbagai terapis okupasi.

Ketika berhadapan dengan pertanyaan klien, Jaqueline menjawab:

"Saya bilang, 'Sesi terapi yang hanya satu jam seminggu saja tidaklah efektif. Itu memang membantu anak tapi tidak cukup. Dalam hal mengajar, menstimulasi, dan memperbaiki kemampuan anak, semua orang di rumah, termasuk orangtua dilibatkan," jawabnya.

"Saya kasih analogi, balita saja latihan jalan kaki kan belajar setiap hari."

Untuk membantu orangtua melatih anak berkebutuhan khusus di rumah, Jaqueline pun memberikan arahan apa saja yang bisa dilakukan orangtua. Latihan sederhana, seperti bermain bersama anak bisa diterapkan orangtua.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya