Liputan6.com, Jakarta Informasi yang kurang membuat sebagian di antara kita bersikap kurang tepat terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK). Misalnya, seseorang secara tidak sadar memperhatikan ABK dalam waktu yang lama.
Ada juga yang memberikan tatapan sinis, atau bahkan mengeluarkan kalimat negatif. Bahkan tak jarang, anak berkebutuhan khusus menjadi korban perundungan (bullying) fisik ataupun mental.
Baca Juga
Padahal, bullying secara langsung dan tidak langsung akan memberikan efek pada korbannya. Menurut pendiri Yayasan Masyarakat Peduli Autisme Indonesia (MPATI) sekaligus orang tua ABK, Gayatri Pamoedji, efek bullying pada ABK tergantung pada cara diperlakukan di rumah.
Advertisement
“Jika dia diperlakukan dengan sangat baik, ia akan merasa aman. Saya selalu bilang pada anak saya, apa pun yang terjadi di luar, kamu aman di rumah. Dan itu membuat dia menjadi pribadi yang kuat,” jelas Gayatri Pamoedji dalam press conference SPEKIX 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (23/8/2019).
Berikut aturan bersikap ketika bertemu ABK:
Aturan bersikap sebagai orangtua
Sebagai orangtua atau keluarga dengan anak berkebutuhan khusus, Anda harus menggali pengetahuan dan informasi mengenai penanganan yang tepat.
“Orang tua harus pintar, jangan nunggu harus ada ahlinya. Karena penelitian membuktikan, 80 persen anak berkebutuhan khusus sukses karena orang tuanya. Informasi dapat diterima lewat seminar terutama dari para ahli,” ucap Gayatri.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut
Aturan bersikap sebagai keluarga besar
Tak hanya orangtua, keluarga besar juga memegang peran penting dalam penanganan ABK. Setelah diagnosis dari dokter keluar, keluarga besar juga harus memberikan dukungan dan bersikap suportif.
“Menjadi orang tua ABK saja tidak mudah, bagaimana jika tidak didukung oleh keluarga yang suportif dan fasilitas yang cukup?” tambah Gayatri.
Aturan bersikap sebagai orang awam
Seringkali orang yang tidak memiliki relasi dengan ABK mengeluarkan perlakuan yang kurang tepat. Gayatri menjelaskan, jika Anda melihat seseorang tantrum di tempat umum, jangan melihat mereka terlalu lama.
“Saya selalu bilang di mana-mana, 5 seconds rule. Artinya jangan lihat mereka lebih dari 5 detik. Karena melihat saja selain tidak menolong, juga membuat mereka merasa terpojok. Mereka juga memiliki perasaan dan bisa merasakan ketidaknyamanan,” tutup Gayatri.
Penulis: Diviya Agatha
Advertisement