Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Kena Penyakit yang Ancam Nyawa, Alat Kelamin Pria Australia Diamputasi

Dokter mengatakan, kondisi yang terjadi pada penisnya dipengaruhi oleh penyakit ginjal kronis yang dialami pria tersebut

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 08 Des 2019, 20:00 WIB
Diterbitkan 08 Des 2019, 20:00 WIB
20160525-Ilustrasi Alat Kelamin Pria-iStockphoto
Ilustrasi Alat Kelamin Pria (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Ujung alat kelamin seorang pria di Australia harus diamputasi karena membusuk. Hal tersebut ditemukan dokter ketika dirinya sedang melakukan cuci darah.

Dalam sebuah catatan kasus di BMJ Case Reports, pria 43 tahun itu sedang menjalani dialisis untuk masalah gagal ginjalnya di sebuah rumah sakit di Adelaide, Australia.

Dalam pemeriksaan medis, dokter menemukan bahwa penis pasien berubah menjadi putih disertai adanya bintik-bintik hitam di ujungnya.

Dilansir dari The Sun pada Minggu (8/12/2019), dokter tahu bahwa itu adalah gangren dan daging yang mati. Mereka pun harus segera memotong alat kelamin pria ini untuk mencegah masalah itu menyebar.

Dalam catatannya, dokter menyatakan bahwa pria ini menderita penyakit langka yang bernama penile calciphylaxis. Kondisi ini merupakan adanya penumpukan simpanan kalsium dalam pembuluh darah kecil yang membuatnya menyempit hingga memutus sirkulasi.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Mengancam Nyawa

20160525-Ilustrasi Alat Kelamin Pria-iStockphoto
Ilustrasi Alat Kelamin Pria (iStockphoto)

Calciphylaxis bisa disebabkan oleh penyakit ginjal kronis karena organ tubuh berhenti menyaring kalsium keluar dari darah. Apabila ini tidak diatasi, jaringan akan mati dan gangren bisa menyebar dengan cepat.

"Mayoritas pasien yang memiliki calciphylaxis penis berkembang menjadi gangren dan sepsis," kata dokter Rowan David dari Flinders Medical Centre, yang menulis catatan tersebut.

Pasien ini beruntung karena dia masih bisa selamat dari kondisi yang mengancam nyawa itu. Mengutip New York Post, angka kematian dari kondisi tersebut bisa mencapai 64 persen dengan harapan hidup kurang dari tiga bulan.

Operasi darurat pun dilakukan untuk mengangkat daging yang membusuk, serta memotong ujung alat kelaminnya.

Para ahli bedah lalu merekonstruksi penis pasien dengan cangkok kulit empat hari kemudian. Meski setahun setelah operasi, dia kembali masuk harus mendapatkan perawatan untuk ususnya yang berlubang.

Dokter mengatakan bahwa kondisi tersebut merupakan lanjutan dari caliphylaxis-nya yang berkembang di bagian tubuh lainnya. Namun, David menulis bahwa pasien masih hidup hingga pemeriksaan terakhirnya selama setahun, usai didiagnosis pertama kalinya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya