Peneliti Prediksi Virus Corona Bisa Hidup Menempel di Permukaan Benda hingga 9 Hari

Beberapa tipe virus corona bisa hidup pada suhu ruang hingga 9 hari di luar tubuh (inang), yaitu pada permukaan benda-benda seperti kaca, plastik, atau metal.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 10 Feb 2020, 09:01 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2020, 09:01 WIB
Tuntut Perbatasan China Ditutup, Ratusan Staf Rumah Sakit Hong Kong Mogok Kerja
Anggota staf Otoritas Rumah Sakit Hong Kong mengantre menandatangani surat petisi pemogokan kerja saat memprotes penutupan penyeberangan perbatasan dari China di Hong Kong (4/2/2020). Hong Kong pada 4 Februari melaporkan kematian pasien karena virus corona. (AFP/Anthony Wallace)

Liputan6.com, Jakarta Virus Corona rata-rata bisa bertahan hidup di permukaan benda sekitar empat hingga lima hari. Namun beberapa tipe virus Corona bisa hidup pada suhu ruang hingga 9 hari di luar tubuh (inang), yaitu pada permukaan benda-benda seperti kaca, plastik, atau metal.

Temuan itu didapat setelah para peneliti dari Fakultas Kedokteran Ruhr-Universitas Bochum Jerman menilik kembali studi-studi lawas terhadap virus Corona. Tepatnya, mereka meneliti 22 studi historis mengenai berbagai jenis virus corona, termasuk Severe Acute Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS).

Strain 2019-nCoV yang mewabah di Wuhan dan penjuru dunia saat ini adalah infeksi yang ditularkan melalui droplet (percikan cairan tubuh) dan bisa menyebar antarmanusia atau dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi.

"Gagang-gagang pintu di rumah sakit-rumah sakit misalnya, panel-panel pemanggil (call buttons), meja-meja kecil di samping tempat tidur, serta tepian tempat tidur dan obyek lain yang bersentuhan langsung dengan pasien yang umumnya terbuat dari metal atau plastik," jelas Profesor Gunter Kampt dari Institute of Hygiene and Environmental Medicine di Greifswald University Hospital Jerman yang juga merupakan rekan penulis studi.

Kampt menyebut, suhu rendah dan kelembapan udara tinggi akan memperpanjang masa hidup virus, melansir laman Forbes, Senin (10/2/2020).

 

Saksikan juga video berikut ini:

Dirilis Lebih Cepat

Studi yang dimuat dalam The Journal of Hospital Infection ini semula akan dipublikasikan sebagai textbook baru. Namun, guna memberi sedikit titik terang dalam memahami wabah yang kini sedang terjadi, para peneliti memutuskan untuk merilisnya lebih cepat.

"Dengan keadaan saat ini, pendekatan terbaik adalah dengan mempublikasikan fakta-fakta ilmiah yang telah terverifikasi ini lebih awal dengan tujuan semua informasi bisa diakses segera," ujar Profesor dari Departemen Molekular dan Virologi Medis di Fakulas Kedoktern Ruhr-Universitat Bochum Eike Steinmann.

Menurut Komisi Nasional Kesehatan China, per 9 Februari 2020, jumlah individu yang positif terinfeksi virus corona telah mencapai 40.171 dan korban meninggal 908 orang, mengutip laman Bloomberg.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya