Laboratorium Mikrobiologi Klinik FKUI Ditunjuk Jadi Pemeriksa COVID-19

Laboratorium Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ditunjuk menjadi salah satu laboratorium pemeriksa COVID-19.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 21 Mar 2020, 12:02 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2020, 12:02 WIB
Kampus Universitas Indonesia (UI) (Doc. Universitas Indonesia)
Kampus Universitas Indonesia (UI) (Doc. Universitas Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta Laboratorium Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ditunjuk menjadi salah satu laboratorium pemeriksa COVID-19. Hal ini disampaikan Dekan FKUI Ari Fahrial Syam, Jumat (20/3/2020).

Sampel hasil swab nasofaring dan tenggorokan diambil kemudian di pindahkan ke media berupa tabung. Sampel tersebut dicocokan dengan primer COVID-19.

“Ketika ada hasil kita kontak ke dokter yang merawat. Jika positif kita salurkan ke Litbangkes,” kata Ari.

Ari menambahkan, pemeriksaan serupa sebetulnya telah dilakukan FKUI sejak dulu. Mereka telah memiliki paket-paket tersendiri untuk pemeriksaan sesuai kebutuhan dengan kisaran biaya mulai dari Rp 750 ribu.

Pemeriksaan ini tidak dilakukan sembarangan melainkan dengan standar Bio Safety Level 2. “Karena kita bermain langsung dengan virus.”

Laboratorium tidak menerima pemeriksaan secara individu. Menurut Ari, sampel-sampel disalurkan dari Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo dan Rumah Sakit Persahabatan.

Dalam satu hari, Laboratorium FKUI mampu memeriksa 100 hingga 200 sampel. Satu seri sampel membutuhkan waktu 6 hingga 12 jam.

Hingga kini Tim Laboratorium Mikrobiologi Klinik FKUI terdiri dari enam orang.

Simak Video Berikut:

Tiga Herbal yang Baik untuk Pasien COVID-19

Ilustrasi kulit jeruk.
Ilustrasi kulit jeruk. (dok. congerdesign/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Dalam konferensi pers tersebut, Ari juga menyebutkan ada tiga bahan herbal yang dianjurkan untuk dikonsumsi pasien COVID-19. Ketiga herbal tersebut adalah “Jambu biji merah, kulit jeruk, dan daun kelor.”

“Ini dianjurkan namun perlu penelitian lebih lajut. Tidak bisa disebut dapat mengobati hanya sebagai suplemen.”

Tiga tumbuhan ini diyakini memiliki struktur herbal yang baik. Berdasar riset bioinformatika, Institut Pertanian Bogor, pakar kimia, dan farmasi. “Untuk anjuran silakan, kita akan melakukan riset lagi  secara klinik,” ujar Ari.

Ia mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan. Caranya dengan tetap melakukan social distancing, istirahat yang cukup, olahraga di dalam ruangan, makan teratur, dan berhenti konsumsi alkohol dan rokok.

“Tidak stress, kita harus tenang karena stress dapat menurunkan daya tahan tubuh kita.”

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya