8 Daerah Terima Mesin TCM-TBC untuk Deteksi COVID-19

Mesin TCM-TBM diharapkan dapat mendeteksi dengan cepat penyebaran Virus Corona COVID-19

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 04 Mei 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2020, 17:00 WIB
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes Of Health)

Liputan6.com, Jakarta Juru bicara penanganan Corona di Indonesia, Achmad Yurianto, mengatakan bahwa gugus tugas sudah menerima cartridge untuk digunakan pada mesin tes cepat molekuler TBC (TCM-TBC) yang resisten obat. Pada tahapan pertama, kata Yuri, sudah distribusikan ke beberapa wilayah untuk memperpendek waktu tunggu pemeriksaan spesimen.

"Di antaranya kita kirimkan ke Sukabumi, Banyumas, Kediri, Lumajang, Palangkaraya, Balikpapan, Kendari, Sumbawa, Mimika, Merauke, Sorong, Ternate, Tarakan ke Nunukan sehingga diharapkan di kota-kota tersebut bisa melakukan pemeriksaan sendiri," katanya.

Hanya saja pengirimannya tidak dalam jumlah yang langsung banyak. Setidaknya, ini dapat membantu kawasan tersebut memeriksa antigen COVID-19.

"Dengan menggunakan mesin TCM-TBC resisten obat ini adalah bagian dari upaya kita untuk meningkatkan jumlah pemeriksaan yang lebih banyak, lebih masif, dan kemudian nantinya akan disertai dengan pelaksanaan isolasi yang lebih ketat," katanya.

Ada pun tujuannya, lanjut Yuri, tentunya memprioritaskan kasus-kasus PDP (pasien dalam pengawasan) COVID-19. Sehingga bisa dengan cepat ditentukan kan statusnya, apakah yang bersangkutan konfirmasi positif Corona atau tidak.

"Apabila memang terkonfirmasi positif, dua hal harus segera dilaksanakan. Isolasi ketat dan yang bersangkutan tentunya disertai dengan upaya layanan kesehatan yang yang komprehensif," katanya.

Selain itu, untuk menentukan kontak langsung dengan pasien. Ini menjadi penting karena kalau jika tidak segera melakukan isolasi kasus positif, tidak menutup kemungkinan dia akan menjadi sumber penularan baru di tengah masyarakat dan ini adalah bagian dari rantai penularan yang harus segera diputus.

"Oleh karena itu inilah yang perlu kita lakukan di dalam kaitan dengan melaksanakan pemeriksaan secara masif secara lebih banyak lagi disertai dengan tindakan isolasi," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Menarik Berikut Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya