Ocean Conservancy: Miliaran Limbah APD Selama Pandemi COVID-19 Ancam Biota Laut

Alat pelindung diri yang dikenakan selama Corona COVID-19 seperti masker adalah ancaman bagi biota laut.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 09 Jul 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2020, 06:00 WIB
Sampah Plastik
Seorang pria memancing di pantai Laut Tengah di Beirut, Lebanon di antara berbagai sampah plastik. (AP)

Liputan6.com, Washington - Sampah alat pelindung diri (APD) selama pandemi Corona COVID-19 menjadi ancaman baru bagi biota laut. Fakta ini didapat dari data yang dirilis organisasi konservasi laut yang berbasis di Washington, Ocean Conservancy AS, baru-baru ini.

Penyelam dari organisasi tersebut menemukan banyaknya limbah buangan terapung di perairan yang dapat menyebabkan masalah bagi para penghuninya. Ketika tersapu ombak, sampah-sampah APD itu juga dapat mengotori pantai.

Berdasarkan data yang mereka rilis, ada 129 miliar masker dan 65 miliar sarung tangan plastik yang dibuat setiap bulannya. Limbah-limbah ini ditemukan dari berbagai negara seperti di perairan Hong Kong, Turki, Inggris, dan Prancis, sejak Februari 2020.

"Itu sejak Februari dan terbawa jauh ke sepanjang pantai," ujar Gary Stokes aktivis laut penemu Oceans Asia kepada BBC.

SImak Video Berikut Ini:


Menyebabkan Krisis Serius

Para ahli konservasi kini memperingatkan bahwa pandemi dapat menyebabkan polusi laut yang parah.

"Sangat penting untuk mengerti bahwa kita menghadapi krisis serius bahkan sebelum pandemi dimulai,” ujar Doug Cress, Wakil Presiden Ocean Concervancy.

Sebelum pandemi COVID-19, lingkungan telah terancam oleh limbah plastik. Ketika pandemi dimulai, limbah APD pun menambah ancaman tersebut.

Menurutnya, masker dan sarung tangan yang membuat manusia aman dapat dengan mudah membunuh seekor ikan paus jika dibuang sembarangan.   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya