Liputan6.com, Jakarta - Mencetak generasi maju yang sehat dan kuat di masa depan tidak cukup hanya bermodalkan edukasi saja. Butuh hal lain seperti pola asuh dan asupan gizi yang dimulai sedari sarapan.
Sebab, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, masih menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan.
Advertisement
Baca Juga
Bagaimana tidak? Prevalensi gizi buruk dan gizi kurang pada balita di Indonesia mencapai 17,7 persen. Selain malanutrisi, kebiasaan sarapan anak-anak Indonesia yang masih minim menjadi penyebabnya.
Advertisement
Data Pergizi Pangan Indonesia mencatat bahwa 67 persen anak belum memeroleh sarapan berkualitas. Ingat, berkualitas tidak harus mahal. Terpenting tiap-tiap sumber gizi yang anak butuhkan tercukupi.
Ini seringkali tidak disadari para orangtua. Padahal, dibutuhkan asupan gizi lengkap dan seimbang guna mendukung kinerja fisik dan otak anak, dalam rangka menyiapkan si Kecil tumbuh dan berkembang menjadi generasi maju yang unggul.
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Indonesia (FKM-UI), Prof Dr drg Sandra Fikawati MPH, mengingatkan, penting memenuhi kebutuhan gizi sebelum anak memulai kegiatan belajar.
Terlebih asupan protein hewani, yang dengan mudah ditemukan di daging atau ayam. Bila dirasa mahal, sumber zat gizi yang baik untuk pertumbuhan anak tersebut bisa didapat dari telur, ikan, bahkan susu.
Simak Video Berikut Ini
Anak Lebih Mudah Konsentrasi Saat Perut Terisi
Fika, menilai, dalam kondisi tidak lapar, anak bisa lebih berkonsentrasi dan tidak mudah mengantuk saat belajar di sekolah. Dengan demikian, mereka bisa menyerap pelajaran lebih baik dan mendapatkan berat badan lebih seimbang.
Menurutnya, anak yang tidak sarapan cenderung meningkatkan risiko anak banyak jajan dan pola makan tidak teratur sehingga berisiko mengalami obesitas. Dia menilai perlunya gerakan sarapan sehat, dan harus disiapkan sebelum anak kembali masuk sekolah.
Lebih lanjut, Fika memaparkan terkait nilai kebaikan susu yang dapat diperoleh anak. Susu mengandung berbagai zat gizi penting, mulai dari protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin. Susu juga mengandung hormon yang merangsang faktor pertumbuhan IGF-1.
“IGF-1 adalah yang paling berlimpah di tulang, dan memfasilitasi pertumbuhan dengan meningkatkan penyerapan asam amino, yang terintegrasi menjadi protein baru di jaringan tulang,” kata Fika seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Minggu, 6 Juni 2021.
Penelitian menemukan bahwa kadar IGF-1 yang tinggi pada anak usia 2 tahun berkorelasi dengan tinggi badan dan asupan susu yang baik. Tidak heran bila UNICEF menyatakan bahwa susu atau produk susu merupakan bagian penting dalam makanan anak, dan disarankan memberi satu hingga dua gelas susu per hari untuk anak berumur 1 sampai 2 tahun.
Advertisement
Manfaat Susu untuk Anak
Dia, menekankan, manfaat susu tak terbatas pada anak berumur 1 hingga 2 tahun saja. Anak sekolah pun dapat memerleh kebaikan susu. Sebab, susu praktis dan mudah disiapkan dan dikonsumsi, terlebih saat sarapan
“Karena bentuknya cair, susu sangat praktis, mudah dikonsumsi, dan mudah dicerna atau diserap,” Fika menjelaskan..
Program Gizi Anak Sekolah
Sementara itu, Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (TP2AK) Stunting Deputi Dukungan Kebijakan Pemerataan Pembangunan dan Pembangunan Manusia, Setwapres, Suprayoga Hadi, mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) sudah menggulirkan program gizi anak sekolah sejak 2016.
“Mengingat masih banyak anak yang tidak sarapan, program ini sebetulnya bisa mengoptimalkan asupan gizi anak, khususnya protein. Ini termasuk program yang akan dilanjutkan Kemendikbud. Dalam hal ini adalah sarapan di sekolah,” ujarnya.
Suprayoga, melanjutkan, program ini memang belum jadi program nasional dan masih memprioritaskan anak-anak yang tinggal di wilayah rawan pangan, sebelum nantinya akan digerakkan secara nasional. Dia,menekankan, pentingnya kepedulian dari pemerintah daerah dan desa.
Menurutnya, dana desa bisa dan cukup untuk menyediakan sarapan bagi anak PAUD.
“Selain dana APBD, juga bisa dari dana APBS, untuk mendukung upaya menyediakan sarapan pada sekolah-sekolah. Mulai dari level PAUD, TK, sampai sekolah dasar,” katanya.
Advertisement