Pemerintah Jabar Minta Bantuan BUMN untuk Penuhi Kebutuhan Oksigen

Stok oksigen perlu, guna menekan risiko kematian pada pasien COVID-19.

oleh Arie Nugraha diperbarui 07 Jul 2021, 11:00 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2021, 11:00 WIB
Pelaku Usaha Dukung Vaksinasi COVID-19 dan Penyediaan Oksigen di Jabar
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat memaparkan inovasi pelayanan publik Jabar di sektor pertanian dalam video conference Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2021 KemenpanRB di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin (5/7/2021). (Foto: Rizal/Biro Adpim Jabar).

Liputan6.com, Bandung Untuk memenuhi ketersediaan pasokan oksigen untuk rumah sakit penanganan pasien COVID-19, Pemerintah Jawa Barat meminta bantuan kepada Kementerian BUMN dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dengan adanya bantuan itu, diharapkan kebutuhan pasokan oksigen di rumah sakit dapat terpenuhi.

Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, itu penting untuk menekan risiko kematian pada pasien COVID-19.

"Kami sedang memastikan bantuan oksigen dan apresiasi kami kepada beberapa BUMN. Kami dibantu Krakatau Steel, didukung Pupuk Sriwidjaja, dan Pertamina untuk persiapan dalam skala besar. Sehingga mudah-mudahan tidak ada kejadian rumah sakit kehabisan oksigen," ujar Ridwan Kamil ditulis Bandung, Selasa, 6 Juli 2021.

Sedangkan, Asisten Daerah (Asda) Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jawa Barat Taufiq Budi Santoso mengatakan bahwa strategi peningkatan distribusi dan pengadaan diyakini bisa menjawab tantangan keperluan oksigen medis di Jabar.

Taufiq mengatakan saat ini sedang dilakukan tindak lanjut dari strategi, untuk mengatasi persoalan suplai oksigen dan suplai tabung. Otoritasnya akan mengoptimalkan peran seluruh pemegang kebijakan mulai dari pemerintah kabupaten dan kota, swasta, BUMN, BUMD hingga BAZNAS.

"Untuk distribusi ini kami perkuat kolaborasi pemerintah provinsi, kabupaten dan kota, produsen hingga agen. Karena penguatan distribusi butuh sistem kerja bersama. Saat ini posko oksigen sedang dibentuk di kabupaten dan kota," kata Taufiq.

Namun yang terpenting ucap Taufiq, dukungan transportasi dan SDM terutama untuk kebutuhan sopir dan tenaga angkut tabung.

Langkah lain yang lebih strategis, adalah pengadaan tabung gas baru untuk medis sebanyak 300 tabung baru berisi gas oksigen 6 meter kubik, dan 100 tabung baru berisi gas oksigen 1 meter kubik.

"Pemda Provinsi Jabar akan menggunakan dana BAZNAS yang pengadaannya akan difasilitasi BUMD PT Jasa Sarana. Ini akan disinkronkan dengan penyiapan buffer stok tabung gas oksigen," ungkap Taufiq.

 

Simak Juga Video Berikut

Oksigen untuk Masyarakat

Taufiq menerangkan tak hanya untuk rumah sakit, pemerintah juga tengah menyiapkan kebutuhan oksigen untuk masyarakat. Terutama yang tengah menjalani isolasi mandiri.

Namun teknisnya masih dibahas. Secara garis besar, kebutuhan oksigen bagi masyarakat yang tengah isoman diutamakan yang jauh jaraknya dari fasilitas kesehatan.

"Kerja sama yang tengah dilakukan BUMD PT Migas Hulu Jabar. Memastikan Jabar mendapat kuota pengisian oksigen sebanyak 150 tabung 6 meter kubik per hari. Kami juga melakukan penjajakan dengan BUMN lain termasuk Pusri dan Pertamina, kerja sama ini sudah dimulai dengan PT Krakatau Natural Resources," tukas Taufiq.

Pemda Provinsi Jabar ungkap Taufiq, sudah menghitung kebutuhan oksigen medis hingga akhir Juli 2021.

Otoritasnya menargetkan upaya dan kerja keras yang sudah disusun ini bisa memenuhi 10 persen kekurangan yang mencapai 9.000 tabung baru.

“Kami berterima kasih karena banyak peran penting dari sejumlah sektor, salah satunya dukungan dari Kementerian BUMN lewat Krakatau Steel, Pusri dan Pertamina,” tutur Taufiq. (Arie Nugraha)

Infografis

Infografis 11 Aplikasi untuk Konsultasi Online dan Obat Gratis Pasien Isolasi Mandiri Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 11 Aplikasi untuk Konsultasi Online dan Obat Gratis Pasien Isolasi Mandiri Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya