Liputan6.com, Jakarta Selain pemenuhan gizi, penanganan stunting memerlukan aspek lain seperti ketersediaan air bersih dan sanitasi yang baik.
“Penyediaan air minum dan sanitasi layak mempunyai andil yang besar dan menjadi akses terhadap air bersih dan pelayanan sanitasi dasar merupakan salah satu program prioritas nasional," ungkap Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo.
Advertisement
Baca Juga
Guna mewujudkan hal tersebut, BKKBN berkolaborasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) guna menghadirkan air bersih dan sanitasi lingkungan yang baik lewat kehadiran Rumah Sehat.
Diharapkan upaya ini bisa membantu menekan angka stunting Indonesia yang masih 27,6 persen. Targetnya sendiri adalah angka stunting bisa 14 persen.
BKKBN saat ini tengah mengolah hasil Pendataan Keluarga Tahun 2021 (PK21). Salah satu aspek yang ingin dijaring adalah terkait faktor dekat dan faktor jauh penyebab stunting, diantaranya adalah pemenuhan sanitasi, penyediaan rumah Layak huni dan penyediaan air bersih. Hal tersebut disampaikan pria yang berlatar belakang dokter kebidanan dan kandungan ini saat ke Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dalam Percepatan Penurunan Stunting melalui Pemetaan Kegiatan Sanitasi dan Air pada Minggu, 25 Agustus 2021.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyambut baik kolaborasi bersama BKKBN. Langkah yang akan dilakukan dengan penyediaan air bersih dan sanitasi yang baik berdasarkan data keluarga berisiko stunting dari PK21.
“Pencegahan stunting dengan penyediaan fasilitas air bersih dan sanitasi merupakan Program Prioritas Nasional yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya. Terpenuhinya sanitasi dan air bersih memiliki pengaruh besar terhadap angka penurunan stunting di Indonesia, terutama terkait asupan gizi yang diterima tubuh pada anak,” ujar Basuki.
Dua Program
Penanganan pencegahan stunting dalam bidang air minum dibagi menjadi dua program yaitu Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perdesaan Padat Karya.
Program Pamsimas berkontribusi pada pencegahan stunting melalui intervensi sensitif atau pengaruh tidak langsung, yakni dengan penyediaan sarana air minum dan sanitasi layak serta perubahan perilaku hidup bersih dan sehat.
Intervensi sensitif ini memberikan pengaruh sebesar 70 persen terhadap pencegahan stunting. Pamsimas dilaksanakan dengan menyediakan akses air minum aman melalui uji kualitas air, penyediaan sanitasi untuk stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), dan perubahan perilaku dengan mengadopsi gaya hidup bersih sehat seperti gerakan cuci tangan pakai sabun.
“Saya sangat berterima kasih yang sebesar-besarnya atas sambutan baik Menteri PUPR beserta jajaran untuk kolaborasi dalam rangka percepatan pencegahan stunting," kata Hasto.
Ia pun menyampaikan data hasil PK21 dalam waktu dekat akan segera diserahkan ke Kementerian PUPR untuk dapat dilakukan penyelarasan sasaran program dan kegiatan.
Advertisement