Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap rencana vaksin booster berbayar untuk masyarakat umum pada 2022.
Menanggapi hal ini, Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio berpendapat bahwa kebijakan ini tidak masalah jika diterapkan.
“Vaksin flu, TBC, dan vaksin lain di puskesmas kan berbayar juga. Peraturan Presiden kan vaksin 1 dan 2 saja yang gratis, kalau vaksin ketiga berbayar untuk mengurangi beban negara kan enggak masalah toh,” ujar Agus melalui sambungan telepon, Jumat (27/8/2021).
Advertisement
Baca Juga
“Cuman bayarnya berapa? Itu yang mesti diatur,” sambungnya.”
Jika Gratis?
Ia juga menyampaikan bahwa jika pun vaksin booster ini akan digratiskan, maka hal tersebut tidak masalah dengan catatan kalau negara memiliki uang untuk menutupi kebutuhan tersebut.
“Gratis ya boleh saja kalau negara punya uang. Mau enggak negara membatalkan proyek pindah ibu kota dan proyek lainnya untuk membiayai vaksinasi? Ya boleh saja.”
Terkait bayar vaksin booster atau tidak, bukan menjadi masalah, lanjutnya. Pasalnya, vaksinasi untuk anak, jemaah haji yang perlu vaksin meningitis, dan vaksin lainnya juga berbayar.
“Kewajiban pemerintah yang 1 dan 2 kan sudah ditunaikan. Yang ke-3 kalau kita enggak ke mana-mana kan enggak perlu. Kalau kita ke mana-mana ya perlu vaksin ketiga, bayar saja tidak masalah.”
Advertisement
Perkiraan Harga Vaksin Booster
Sebelumnya, Menkes Budi telah menyampaikan perkiraan harga vaksin booster, yakni Rp100.000. Hal ini akan membuka peluang bagi masyarakat umum untuk memilih, mau booster atau tidak.
"Harga suntikannya mungkin 7 dollar AS atau 8 dollar AS satu kali suntik. Itu sekitar ya enggak sampai Rp100.000,- atau Rp150.000-an, sehingga bisa langsung dilakukan oleh yang bersangkutan," papar Menkes Budi.
"Menurut pendapat saya, kita akan juga buka secara terbuka vaksin-vaksin yang masuk, jadi rakyat yang ingin mendapatkan booster bisa memilih. Yang memiliki uang mau menyuntik Rp 100.000 atau Rp 150.000 bisa memilih (untuk booster)," lanjutnya.
Menanggapi hal tersebut, Agus menyampaikan bahwa terkait harga perlu dijelaskan terlebih dahulu penggunaannya untuk apa saja sehingga mencapai kesepakatan harga tersebut.
“Kalau soal harga saya enggak tahu, mesti dijelaskan dulu 100 ribu itu untuk apa. Untuk nakes, untuk vaksin, atau untuk apa saja,” pungkasnya.
Infografis Semua Merek Vaksin COVID-19 Aman dan Efektif Lawan Varian Baru
Advertisement