Bayi perempuan yang lahir di pesawat Merpati Nusantara Airlines jurusan Timika-Makassar yang lahir pada Minggu (6/1/2013)Â meninggal dunia. Ia meninggal karena terkena hipotermina.
Apa sebabnya bayi yang belum cukup umur tersebut bisa kena hipotermia?
Menurut Dokter Obstetri dan Ginekolog FKUI dr Sigit Purbadi, SpOG, K.Onk, hipotermia memang rawan dialami bayi yang lahir prematur.
Sekedar info yang belum sempat diberi nama itu lahir dalam usia kandungan 7 bulan. Ketika naik pesawat berjarak kurang lebih 1 jam 45 menit itu, rupanya si ibu mengalami kontraksi yang membuat bayinya lahir lebih cepat..
"Katanya kan berat badannya 1.500 gram. Bayi prematur itu lebih rentan. Salah satunya yang menyebabkan trauma bayi prematur adalah kedinginan," kata dr Sigit saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (8/1/2013).
"Jika suasananya dingin bisa menyebabkan hipotermia yang hebat. Dan bayi yang beratnya 1.500 rentan mengalami cold injury yang membuatnya bisa hipotermia,"ujarnya.
Menurut Sigit bayi yang baru lahir standarnya harus mendapatkan kehangatan seperti suhu tubuh, sekitar 30-35 derajat Celcius. Caranya bisa dengan memakaikan selimut atau dengan memasukkannya ke inkubator. Namun, kehangatan yang diberikan selimut tak akan sama dengan inkubator.
Bayi yang lahir prematur bukan berarti tak bisa selamat jika dilahirkan di pesawat. Bayi itu tak akan mengalami masalah asalkan sehat.
Menurut dr Sigit, ada beberapa risiko kesehatan yang dihadapi bayi prematur:
1. Hipotermia
2. Paru-paru tidak siap matang karena masih muda
3. Kemungkinan menelan air ketuban dan darah yang membuat kekurangan oksigen.
dr Sigit juga mengingatkan, masalah membantu persalinan dalam kondisi darurat juga tak bisa seringan ketika memberikan bantuan napas buatan.
"Pertolongan emergency persalinan tidak pernah dididik untuk orang awam. Perawat yang menolong persalinan pun harus perawat yang sekolah kebidanan," ujarnya. (MEL/IGW)
Apa sebabnya bayi yang belum cukup umur tersebut bisa kena hipotermia?
Menurut Dokter Obstetri dan Ginekolog FKUI dr Sigit Purbadi, SpOG, K.Onk, hipotermia memang rawan dialami bayi yang lahir prematur.
Sekedar info yang belum sempat diberi nama itu lahir dalam usia kandungan 7 bulan. Ketika naik pesawat berjarak kurang lebih 1 jam 45 menit itu, rupanya si ibu mengalami kontraksi yang membuat bayinya lahir lebih cepat..
"Katanya kan berat badannya 1.500 gram. Bayi prematur itu lebih rentan. Salah satunya yang menyebabkan trauma bayi prematur adalah kedinginan," kata dr Sigit saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (8/1/2013).
"Jika suasananya dingin bisa menyebabkan hipotermia yang hebat. Dan bayi yang beratnya 1.500 rentan mengalami cold injury yang membuatnya bisa hipotermia,"ujarnya.
Menurut Sigit bayi yang baru lahir standarnya harus mendapatkan kehangatan seperti suhu tubuh, sekitar 30-35 derajat Celcius. Caranya bisa dengan memakaikan selimut atau dengan memasukkannya ke inkubator. Namun, kehangatan yang diberikan selimut tak akan sama dengan inkubator.
Bayi yang lahir prematur bukan berarti tak bisa selamat jika dilahirkan di pesawat. Bayi itu tak akan mengalami masalah asalkan sehat.
Menurut dr Sigit, ada beberapa risiko kesehatan yang dihadapi bayi prematur:
1. Hipotermia
2. Paru-paru tidak siap matang karena masih muda
3. Kemungkinan menelan air ketuban dan darah yang membuat kekurangan oksigen.
dr Sigit juga mengingatkan, masalah membantu persalinan dalam kondisi darurat juga tak bisa seringan ketika memberikan bantuan napas buatan.
"Pertolongan emergency persalinan tidak pernah dididik untuk orang awam. Perawat yang menolong persalinan pun harus perawat yang sekolah kebidanan," ujarnya. (MEL/IGW)