Versi Murah Paxlovid, Pil Antivirus COVID-19 Produksi Pfizer Akan Segera Dibuat

Pil antivirus COVID Pfizer, Paxlovid, akan dibuat versi murahnya.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 18 Mar 2022, 10:30 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2022, 10:30 WIB
Obat COVID-19 Paxlovid buatan Pfizer
Obat COVID-19 Paxlovid buatan Pfizer. (Dok. Pfizer)

Liputan6.com, Jakarta - Tiga puluh lima pembuat obat generik di seluruh dunia akan membuat versi murah dari Paxlovid --- pil antivirus COVID-19 buatan Pfizer --- yang dinilai efektif untuk dipasok di 95 negara miskin.

Pfizer pada akhir 2021 membuat kesepatan dengan Medicines Patent Pool (MPP) dan memeroleh dukungan PBB mengizinkan pembuat obat generik memproduksi Paxlovid untuk 95 negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Mereka diketahui telah bekerja sejak saat itu guna memilih pembuat obat yang akan mereka lisensikan.

Paxlovid diharapkan menjadi senjata ampuh dalam perang melawan Virus Corona penyebab pandemi COVID-19 yang sudah berlangsung selama dua tahun.

Saat uji klinis, pil antivirus Pfizer mampu mengurangi beban rawat inap pada pasien berisiko tinggi sebesar 90 persen.

Hasilnya secara signifikan lebih baik daripada pil antivirus saingan Merck & Co, Molnupiravir dalam uji klinisnya.

 

Pfizer dan Merck Sama-Sama Buat Kesepakatan dengan MPP

Vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyetujui penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech untuk anak-anak dengan batasan usia 12-15 tahun. (AFP/Luis Acosta)

Dikutip dari situs Channel News Asia pada Jumat, 18 Maret 2022, Pfizer dan Merck sama-sama membuat kesepakatan dengan MPP untuk mengizinkan versi generik obat baru mereka di beberapa bagian di dunia.

Ini adalah suatu hal yang langka bagi perusahaan farmasi yang biasanya begitu keras melindungi perawatan mereka selama masa pakai paten mereka.

Merck, melalui lisensi MPP, memiliki kesepakatan dengan lusinan pembuat obat untuk membuat pil dan versi generiknya. Saat ini sudah tersedia di beberapa negara.

Akan tetapi Pfizer dan MPP tidak mengharapkan pembuat obat generik mana pun dapat memproduksi pasokan Paxlovid secara signifikan sebelum akhir tahun.

Lebih lanjut MPP, menjelaskan, 35 perusahaan yang akan memproduksi versi Paxlovid atau bahan aktifnya berbasis di 12 negara berbeda.

Mereka termasuk beberapa produsen generik terbesar di dunia seperti Teva Pharmaceutical Industries Israel, Sun Pharmaceutical Industries yang berbasis di India, dan Viatris Inc yang berbasis di AS.

Kemudian sebanyak enam perusahaan akan membuat bahan utama obat tersebut dan sembilan perusahaan akan mengubahnya menjadi produk jadi. Sisanya akan melakukan keduanya.

 

Perusahaan Lainnya

Lockdown, Warga Nepal Ramai-Ramai Pulang Kampung
Seorang perempuan meminum obatnya saat menunggu bus untuk kembali ke desa sehari sebelum lockdown di Kathmandu, Rabu (28/4/2021). Puluhan ribu orang meninggalkan ibu kota Nepal sehari menjelang lockdown selama 15 hari yang diberlakukan karena melonjaknya kasus COVID-19. (AP Photo/Niranjan Shrestha)

Paxlovid adalah pengobatan dua obat yang memasangkan senyawa baru, nirmatrelvir, dengan ritonavir antivirus yang lebih lama, yang sudah tersedia sebagai obat generik.

Pfizer tidak akan menerima royalti dari penjualan versi generik obatnya selama COVID-19 tetap diklasifikasikan sebagai 'Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional' oleh WHO.

MPP, menyebut, setelah periode pandemi COVID-19, penjualan Paxlovid ke negara-negara berpenghasilan rendah akan tetap bebas royalti.

Sementara penjualan ke negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah dan menengah ke atas akan dikenakan royalti lima persen untuk penjualan ke sektor publik dan royalti 10 persen untuk penjualan ke sektor swasta.

Pfizer mengatakan pihaknya berencana untuk memproduksi setidaknya 120 juta program pengobatan tahun ini, jauh di bawah perkiraan pasar 2022 untuk pil antivirus 250 juta orang di seluruh dunia.

INFOGRAFIS: Deretan Kandidat Obat Covid-19

INFOGRAFIS: Deretan Kandidat Obat Covid-19
INFOGRAFIS: Deretan Kandidat Obat Covid-19
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya