Orangtua, Kenali Gejala Hepatitis pada Anak

Singapura temukan satu kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. Kemenkes di sana tengah lakukan investigasi untuk mengetahui apakah penyakit yang didera bayi 10 bulan itu sama dengan peningkatan kasus penyakit serupa di Eropa. Berikut gejala hepatitis pada anak.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 01 Mei 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2022, 08:00 WIB
Apa Itu Hepatitis?
Gejala Penyakit Hepatitis pada Anak (Foto: Ilustrasi)

Liputan6.com, Jakarta Selain COVID-19, dunia juga tengah dibikin bingung dengan kehadiran penyakit hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. Paling tidak sudah 169 laporan kasus dari 12 negara di Eropa tentang penyakit hepatiis misterius itu berdasarkan data WHO per 23 April 2022.

Awalnya, WHO diberitahu tentang 10 kasus misterius tersebut pada 5 April. Kasus tersebut rupanya rentan terjadi pada anak-anak di bawah usia 10 tahun.

Lalu, pada 8 April 2022, Inggris kembali melaporkan 74 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya itu. Lalu, beberapa negara lain juga melaporkan beberapa kasus serupa.

Terbaru, Singapura pada Sabtu, 30 April 2022 melaporkan ada satu kasus pada bayi 10 bulan sakit hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. Hingga saat ini Kementerian Kesehatan Singapura tengah melakukan investigasi apakah kasus ini sama dengan yang terjadi di Eropa seperti mengutip Channel News Asia pada Minggu, 1 Mei 2022.

Mengingat sudah ada temuan kasus hepatitis akut misterius di Singapura, hal ini menjadi pengingat bagi orangtua untuk lebih waspada. Bila anak mengalami gejala hepatitis berikut ini sebaiknya segera mendapatkan bantuan medis atau ke dokter.

Gejala penyakit hepatitis pada anak antara lain:

- Urine berawarna gelap

- Feses berwarna abu-abu, pucat

- Bagian mata yang berwarna putih tampak kuning atau bisa juga kulit tampak menguning

- Kulit yang gatal

- Nyeri otot atau sendi

- Demam

- Mual, muntah atau sakit perut

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kasus Hepatitis Akut Misterius di Singapura

Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan menerima informasi kasus hepatitis akut misterius pertama pada Jumat, 29 April 2022. Namun, kasus tersebut pertama kali diketahui saat bayi 10 bulan itu dirawat di Unit Gawat Darurat RS KK Women’s and Children’s Hospital pada 25 April 2022

Keluarga dan orang-orang yang kontak dengan si bayi sudah menjalani tes. Hasilnya, mereka dalam kondisi sehat atau tidak mengalami kondisi yang sama dengan bayi.

"Investigasi tengah berlangsung untuk menentukan apakah kasus tersebut memiliki kesamaan dengan kasus hepatitis akut yang misterius atau tidak diketahui penyebabnya yang baru-baru ini dilaporkan secara internasional dan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO)," kata Kementerian Kesehatan Singapura pada Sabtu, 30 April 2022.

Sang bayi tersebut juga telah melakukan pemeriksaan laboratorium. Hasilnya ia negatif dari virus umum penyebab hepatitis tipe A, B, dan E.

"Namun, ada riwayat infeksi COVID-19 sebelumnya yakni pada Desember 2021 meskipun hingga saat ini tidak ada bukti hepatitis akut terkait dengan COVID-19," kata Kementerian Kesehatan Singapura lagi.

Apa Sih Kemungkinan Penyebabnya?

Berkenalan dengan Obat Baru untuk Hepatitis C
Hepatitis

Singapura mengatakan terus mewaspadai akan hal ini serta memantau secara kontinyu kasus yang ada.

Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan Singapura menerangkan bahwa hepatitis adalah penyakit yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, konsumsi alkohol serta obat-obatan tertentu.

Namun, penyebab pasti hepatitis akut dalam kasus ini di seluruh dunia saat ini tidak diketahui. Penyelidikan awal menunjukkan bahwa kasus tersebut mungkin terkait dengan infeksi adenovirus kata Kementerian Kesehatan Singapura.

Apa itu adenovirus? Adenovirus adalah virus umum yang biasanya menyebabkan penyakit pernapasan atau pencernaan, dan tidak menyebabkan hepatitis pada anak-anak yang sehat.

Perilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan dan kebersihan pernapasan yang baik membantu mengurangi penyebaran banyak infeksi umum, termasuk infeksi adenovirus.

Anak-anak yang merasa tidak sehat atau tidak enak badan disarankan untuk tinggal di rumah alias tidak masuk sekolah sampai gejalanya berhenti atau dinilai sudah fit untuk kembali ke sekolah.

Pesan untuk Indonesia

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Profesor Tjandra Yoga Aditama dalam tulisan Hepatitis Berat yang Belum Jelas Penyebabnya mengatakan bahwa Indonesia mesti bersiaga menghadapi hal ini.

"Kementerian Kesehatan kita memang nampaknya sudah mulai waspada pula. Tiga langkah utama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi kasus, surveilan epidemiologi yang ketat dan pemeriksaan laboratorium yang amat rinci," kata Tjandra.

Ia juga mengatakan Indonesia bisa meniru langkah-langkah European CDC (E-CDC) sebagai badan yang menangani penyakit menular di Eropa E-CDC dalam penanganan kasus tersebut.

Memang apa yang dilakukan E-CDC?

 Hal yang masih akan dilakukan oleh E-CDC antara lain:

1. Menggalakkan surveilan dibidang epidemiologi, klinik, virologi, toksikologi dan lain-lain.

2. Perlu mencari informasi lain untuk menegakkan hipotesis penyebab terjadi, termasuk riwayat infeksi sebelumnya, aspek personal, lingkungan dan lain-lain.

3. Perlu ada penelitian mendalam untuk mendapatkan faktor risiko infeksi, kasus menjadi parah, kemungkinan penularan, gambaran klinik yang lengkap dan etiologi penyebabnya.

Infografis 3 Keajaiban Cuci Tangan Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya