Liputan6.com, Jakarta - Hingga saat ini belum ditemukan kasus terkonfirmasi infeksi monkeypox atau cacar monyet di Indonesia, seperti disampaikan Satgas Monkeypox Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
"Sampai di hari ini belum terdapat kasus konfirmasi infeksi monkeypox namun pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat harus tetap waspada," ujar Ketua Satgas Monkeypox PB IDI Hanny Nilasari dalam konferensi pers daring yang diikuti di Jakarta, Selasa (2/8/2022).
Baca Juga
Sementara itu, Dinas Kesehatan Jawa Tengah membenarkan adanya suspek atau kasus yang diduga cacar monyet di wilayahnya. Kadinkes Jawa Tengah Yunita Dyah Suminar mengatakan, kondisi pasien suspek semakin membaik dan menjalani perawatan di ruang isolasi dan terus dipantau tanpa menjelaskan lebih rinci di mana pasien dirawat.
Advertisement
Diketahui pasien tersebut memiliki riwayat perjalanan dan kontak dengan penderita sebelumnya.
"Masih observasi, keadaannya membaik," tutur Yunita, dikutip dari laman Regional-Liputan6.com.
Dalam kesempatan berbeda, Dokter Spesialis kulit dan Kelamin RS EMC Alam Sutera dr Febrina Felicia Somba, M.Kes, SpKK menjelaskan, penyakit cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit yang bersifat zoonosis (ditularkan dari hewan ke manusia) yang disebabkan virus golongan Orthopoxviridae.
Penyakit tersebut pertama kali ditemukan pada 1958 pada hewan monyet. Lalu infeksi monkeypox pada manusia mulai ditemukan pada 1970 di Afrika.Â
"Pada umumnya merupakan infeksi virus yang self limiting atau sembuh sendiri ya, dengan adanya fase gejala. Yang pertama ada masa inkubasi berlangsung sekitar 5 - 21. Masa inkubasi ini merupakan masa dari terinfeksi sampai bergejala," jelas Febrina.Â
Â
Â
2 Fase Utama Masa Inkubasi Monkeypox
Lebih lanjut Febrina menjelaskan ada dua fase utama dalam masa inkubasi yakni masa prodromal dan masa erupsi.
"Fase prodromal ini dengan waktu kurang lebih 5 hari dengan gejala seperti demam tinggi, sakit kepala hebat, nyeri otot, punggung, kelemahan atau asthenia, kekurangan energi tenaga, dan yang khas itu ditemukan limfodenopati atau pembesaran kelenjar di ketiak, belakang telinga ataupun selangkangan."
Selanjutnya, pasien akan masuk pada fase erupsi yang terjadi dalam 1-3 hari setelah fase prodromal dan ditandai dengan munculnya ruam kulit, bintik atau bercak kemerahan yang kemudian berkembang menjadi lenting berisi cairan dan selanjutnya mengering lalu menjadi keropeng.
"Perjalanan penyakit monkeypox ini akan berlangsung kurang lebih tiga minggu sampai hilang," ujar Febrina.
Lesi atau bintil-bintil berisi cairan pada kasus monkeypox umumnya ditemukan pada wajah, telapak tangan, hingga organ intim.
"Lesi monkeypox pada umumnya kita dapatkan terutama menyerang wajah kemudian meluas ke telapak tangan dan kaki, dapat pula ditemukan pada area genitalia/kelamin, selaput mata," jelas Febrina.
Advertisement
Menular Melalui Apa Saja?
Penyakit monkeypox ditularkan dari hewan ke manusia melalui darah, cairan lesi kulit, maupun cakaran, gigitan atau bahkan dari kontaminasi daging hewan yang menderita monkeypox.
"Namun pada saat ini ada laporan, penularan bisa terjadi antarmanusia. Prinsipnya sama melalui kontak yang berupa cairan lesi kulit, selaput mata, hidung dan mulut. Namun dapat juga terjadi penularan secara aerogen atau dari saluran napas,"
Tetapi pada umumnya, kata Febrina, penularan monkeypox melalui aerogen atau udara tidak terjadi secara singkat melainkan dari kontak yang berlangsung lama dan erat.
Sebagai penyakit yang bersifat self limiting disease, monkeypox memiliki angka kesembuhan yang bagus dan angka keparahan yang hanya sekitar 0 - 11 persen.Â
"Tetapi tetap harus waspada ya," Febrina mengingatkan.Â
Seandainya individu mendapati diri mengalami gejala serupa penyakit monkeypox, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Kasus Monkeypox di Dunia
Hingga 29 Juli 2022 terdapat 76 negara yang melaporkan kejadian cacar monyet di seluruh dunia dengan total kasus konfirmasi sebanyak 22.485 kasus di seluruh dunia.
Di ASEAN, terdapat tiga negara melaporkan kejadian cacar monyet hingga akhir Juli 2022, yakni Singapura 11 kasus konfirmasi, Thailand dua kasus konfirmasi, dan Filipina satu kasus konfirmasi.
Guna mencegah masuknya virus cacar air ke Indonesia, ia menyampaikan, Satgas Monkeypox PB IDI meminta pemerintah untuk memperluas dan memperketat skrining pada pintu masuk pelabuhan, bandara, dan pos lintas batas darat negara (PLBDN) dengan melakukan pengawasan terhadap pelaku perjalanan melalui pengamatan suhu, tanda, dan gejala.
"Pada pelaku perjalanan dengan kondisi demam sebaiknya dilakukan pemeriksaan langsung oleh dokter yang bertugas di pelabuhan, bandara, ataupun PLBDN," katanya.
Kemudian, meningkatkan kemampuan laboratorium jejaring dalam diagnosis molekuler spesimen pasien yang dicurigai menderita monkeypox sesuai rekomendasi WHO.
Lalu, meningkatkan edukasi kepada masyarakat terkait epidemi, gejala, cara penularan, dan cara langkah pencegahan pribadi dan masyarakat.
Serta meningkatkan kemampuan dalam identifikasi kontak erat pada pasien suspek dan probable monkeypox. Dan, memberikan informasi terkini kepada masyarakat mengenai situasi monkeypox secara berkala dan transparan untuk mencegah terjadinya kepanikan akibat kesimpangsiuran berita.
Advertisement