Kondisi Pasien Pertama Cacar Monyet Membaik, Kemenkes: Masih Isolasi

Kondisi pasien pertama cacar monyet (monkeypox) di Indonesia sudah membaik.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 30 Agu 2022, 13:02 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2022, 12:45 WIB
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril berbicara tentang kondisi pasien cacar monyet pertama di RI. (Foto: Ade Nasihudin/Liputan6.com)
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril berbicara tentang kondisi pasien cacar monyet pertama di RI. (Foto: Ade Nasihudin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Kondisi pasien pertama cacar monyet (monkeypox) di Indonesia sudah membaik. Hal ini disampaikan Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril.

"Alhamdulillah sudah membaik tetapi tetap isolasi," kata Syahril ketika ditemui di Gedung Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jakarta Pusat, Selasa (30/8/2022).

Syahril mengatakan seseorang yang terkena cacar monyet dinyatakan sembuh jika gejala klinisnya membaik lalu bintil-bintil mengelupas, mengering dan diganti kulit baru, tidak ada gejala lain, dan tidak diperlukan PCR ulang.

Keluarga pasien pertama cacar monyet yang asal DKI Jakarta sudah menjalani tracing. Kontak erat yang terdiri dari 5 orang sudah jalani tes dan tidak ada yang positif cacar monyet.

"Ini yang memeriksa dinas kesehatan," lanjut Syahril. 

Ia juga menyinggung soal kasus suspek yang ada di Sulawesi Selatan. Syahril mengatakan semua kasus suspek dinyatakan negatif cacar monyet.

"Kenapa disebut suspek karena gejalanya mirip cacar monyet, tetapi bukan."

Sejauh ini, Kemenkes sudah melakukan berbagai antisipasi bahkan sebelum kasus pertama terdeteksi.

"Kita sudah siap sejak awal dengan kewaspadaan edukasi dan sosialisasi di masyarakat, waspada untuk menghindari orang-orang yang ada lesi.

"Pasien cacar monyet itu gampang terlihat karena ada ciri fisiknya (lesi) tidak seperti COVID-19."

Pengetatan terutama bagi pelaku perjalanan luar negeri dilakukan dengan pemeriksaan suhu dan melihat riwayat perjalanan.

"Pengetatan beda sama COVID, kalau COVID bisa antigen atau PCR. Kalau cacar monyet pengetatannya dari suhu kemudian dari dukungan riwayat perjalanan."

 

 

 

Vaksin Cacar Monyet

Terkait vaksin cacar monyet, ia mengatakan bahwa vaksin memang salah satu cara penanggulangan penyakit infeksi. Namun, hingga saat ini Organisasi Kesehata Dunia (WHO) belum memberi anjuran ke berbagai negara untuk mengadakan vaksinasi massal cacar monyet layaknya COVID-19.

Lalu, ia juga menyampaikan bahwa orang yang dulu sudah mendapatkan vaksinasi cacar, masih efektif melindungi dari cacar monyet. 

"Vaksin cacar yang dulu masih dinilai efektif."

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Satgas Monkeypox PB IDI Dr Hanny Nilasari, SpKK menjelaskan bahwa sejauh ini di Indonesia ada satu kasus konfirmasi, satu suspek, satu kasus kontak erat, dan 32 lainnya discarded.

“Artinya, yang satu kasus terkonfirmasi ini berdasarkan hasil penelitian atau observasi secara klinis dan pemeriksaan PCR yang sudah dilakukan. Sampai saat ini, (pasien positif) masih dalam pantauan dari dinas kesehatan.”

Meski satu hari lalu sudah ada rilis dari Kementerian Kesehatan bahwa pasien tersebut sudah lepas dari pantauan karena memang gejalanya sudah mulai membaik, tambahnya.

Sedangkan, terkait kasus suspek yang ditemukan, Hanny mengatakan bahwa itu bukan kontak erat dari kasus pertama.

 

Kasus Pertama Cacar Monyet di Indonesia

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengumumkan kasus pertama cacar monyet di Indonesia pada Sabtu 20 Agustus 2022. Saat itu Syahril mengumukan ada kasus konfirmasi monkeypox terjadi pada satu orang pria dari DKI Jakarta.

Pria tersebut memiliki riwayat bepergian ke luar negeri diantaranya ke Belanda, Prancis, Swiss, Belgia. Ia tiba di Jakarta pada 8 Agustus 2022. Lalu, gejala baru muncul pada 14 Agustus yakni demam. Kemudian, 16 Agustus mulai muncul ruam atau lesi di telapak tangan, kaki, dan di sekitar alat genitalia.

“Gejalanya demam, ruam di telapak tangan, kaki dan di sekitar alat genital. Gejalanya ringan dan pasien tidak perlu rawat inap,” kata Syahril saat itu.

Pasien tersebut mengalami gejala ringan sehingga hanya menjalani isolasi mandiri di tempat tinggalnya. Syahril bahwa pasien cacar monyet tidak memerlukan ruang isolasi layaknya pasien COVID-19.

“Memang sama-sama ruang isolasi tapi kalau COVID-19 kan harus bertekanan negatif, nah kalau cacar monyet tidak perlu bertekanan negatif ruang isolasinya.”

 

 

 

Kata Epidemiolog

Ahli epidemiolog Dicky Budiman mengatakan bahwa ini sesuai dugaan di mana kasus monkeypox sebetulnya sudah ada hanya perlu waktu untuk ditemukan.

As expected, kasus sebetulnya sudah ada, hanya yang ketemu butuh waktu,” kata Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan singkat belum lama ini.

Ia menambahkan, suatu wabah termasuk monkeypox bisa dengan mudah menyebar lantaran mobilitas internasional masyarakat sekarang tinggi.

“Ini kan jaringannya ada di mana-mana saat ini, berbeda dengan dulu. Dan mereka umumnya adalah orang-orang muda yang aktif, mobile, jadi ketika virus ini terdeteksi di suatu wilayah, bukan berarti virusnya benar-benar baru ada saat itu.”

 

 

Infografis Gejala dan Pencegahan Cacar Monyet
Infografis Gejala dan Pencegahan Cacar Monyet (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya