Kenapa Seseorang Bermimpi?

Apakah Anda penasaran alasan seseorang bermimpi saat tidur? Anda mungkin bertanya-tanya soal peran mimpi serta apa itu lucid dream atau mimpi sadar.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Nov 2022, 20:00 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2022, 20:00 WIB
Ilustrasi tidur, bermimpi
Ilustrasi tidur, bermimpi. (Photo by jcomp on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Semua orang pasti pernah bermimpi, entah itu mimpi baik atau buruk. Mimpi mencakup gambaran, pikiran, dan emosi yang dialami saat tidur.

Mimpi dapat berupa gambaran yang luar biasa intens atau emosional maupun gambaran sekilas yang sangat kabur, membingungkan, atau bahkan membosankan.

Beberapa mimpi menyenangkan, sementara yang lain menakutkan atau menyedihkan. Beberapa mimpi memiliki narasi yang jelas, sementara yang lainnya tampak aneh atau atau masuk akal.

Hubungan antara ruang dan waktu juga berubah ketika Anda bermimpi. Waktu mungkin berlalu dengan sangat cepat dalam mimpi. 

Ada banyak hal yang tidak diketahui tentang bermimpi dan tidur. Akan tetapi, hampir semua orang bermimpi setiap tidur, dengan total durasi sekitar dua jam per malam, baik mereka mengingatnya saat bangun tidur atau tidak.

Menurut situs Cleveland Clinic, seseorang sama sekali tidak mengingat mimpinya kecuali ia terbangun selama atau tepat setelah bermimpi.

Banyak pakar yang tidak mengetahui tentang mengapa seseorang bermimpi dan darimana mimpi itu berasal.

Menurut situs Verywell Mind, beberapa teori mimpi menunjukkan bahwa mimpi berperan untuk:

-Mengonsolidasikan memori

-Memproses emosi

-Mengekspresikan keinginan terdalam seseorang

-Menganalisis ingatan seperti kebiasaan atau keterampilan

-Mendapatkan latihan menghadapi potensi bahaya yang mungkin dialami saat siang ahri.

Banyak ahli percaya bahwa seseorang bermimpi karena kombinasi dari alasan-alasan di atas daripada satu teori tertentu.

 

Kapan Mimpi Terjadi?

Ilustrasi mimpi
Ilustrasi mimpi (Photo by senivpetro on Freepik)

Kebanyakan mimpi terjadi selama fase gerakan mata cepat (REM) yang dilalui tiap malam.

Studi tidur menunjukkan gelombang otak hampir sama aktifnya selama siklus REM seperti saat terjaga.

Para ahli percaya batang otak menghasilkan fase tidur REM dan otak depan menghasilkan mimpi. Bahkan, jika batang otak terluka, pasien bermimpi tetapi tidak tidur REM. Sebaliknya, jika otak depan terluka, pasien tidur REM tetapi tidak bermimpi.

Di saat yang bersamaan, banyak yang masih harus dipelajari tentang apa yang terjadi secara psikologis ketika seseorang bermimpi.

Sebagai contoh, sebuah penelitian menunjukkan bahwa mimpi berasal dari imajinasi (ingatan, pikiran abstrak, dan keinginan yang berasal dari dalam otak Anda) dan bukan persepsi (pengalaman sensorik konkret yang dikumpulkan di otak depan Anda).

Para ahli juga menemukan bahwa mimpi dapat menyertai kondisi kejiwaan. Orang yang hidup dengan sindrom stres pasca-trauma (PTSD) lebih mungkin mengalami mimpi buruk. Ini adalah manifestasi dari ketegangan bagi orang yang hidup dengan PTSD karena ia berotasi di sekitar pengalaman traumatisnya.

Tentu saja, orang tanpa PTSD juga mengalami mimpi buruk. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan.

 

Mengapa Mimpi Terkadang Aneh?

Ilustrasi Perempuan Tidur (sumber: unsplash)
Ilustrasi Perempuan Tidur (sumber: unsplash)

Alasan Anda mendapatkan mimpi yang aneh mungkin berhubungan dengan neurotransmiter atau bahan kimia otak. Selama fase REM, beberapa lebih menonjol sementara yang lain ditekan.

Asetilkolin, yang mempertahankan aktivasi otak, lebih menonjol. Begitu juga dengan dopamin yang dikaitkan dengan halusinasi oleh beberapa peneliti. Dopamin dapat membantu memasukkan khayalan dalam mimpi.

Sementara itu, fase REM menekan neurotransmiter yang biasanya membuat kita tetap terjaga, yaitu histamin, serotonin, dan norepinefrin. Oleh karena itu, Anda kurang sadar akan lingkungan sekitar saat bermimpi.

Tak hanya aneh, terkadang mimpi juga berisi solusi masalah Anda. Sebuah teori tentang mimpi mengatakan bahwa mimpi bertujuan untuk membantu Anda memecahkan masalah.

Dalam teori kreativitas bermimpi ini, pikiran bawah sadar Anda bebas untuk menggali potensinya yang tak terbatas tanpa terbebani oleh realitas dunia sadar yang menyesakkan. Faktanya, penelitian menunjukkan mimpi dapat menjadi promotor pemikiran kreatif yang efektif.

 

Lucid Dream

Mengubah Posisi Tidur
Ilustrasi Mendapat Mimpi Buruk Credit: pexels.com/pixabay

Lucid dream atau mimpi sadar merupakan mimpi yang relatif langka di mana si pemimpi memiliki kesadaran bahwa ia berada dalam mimpi dan sering memiliki kendali atas isi mimpi.

Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% orang ingat pernah mengalami setidaknya satu lucid dream dalam hidupnya dan lebih dari 10% melaporkan memilikinya dua kali atau lebih per bulan.

Alasan orang-orang tertentu lebih sering mengalami mimpi sadar daripada yang lain tidak diketahui. Sementara para ahli tidak tahu pasti mengapa atau bagaimana lucid dream terjadi, penelitian awal menandakan bahwa bagian prefrontal dan parietal otak memainkan peran penting.

Ditemukan hubungan kuat antara lucid dream dan pemikiran yang sangat imajinatif serta kreatif. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang mengalami lucid dream memiliki kinerja lebih baik pada tugas-tugas kreatif daripada mereka yang tidak mengalaminya.

Banyak orang mendambakan lucid dream dan berusaha mengalaminya lebih sering. Metode pelatihan untuk menginduksi lucid dream termasuk pelatihan kognitif, stimulasi eksternal selama tidur, dan obat-obatan. Meskipun metode ini terdengar menjanjikan, belum ada yang terbukti efektif.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis Varian B117 Covid-19 Seperti di India Sudah Masuk Indonesia
Infografis Varian B117 Covid-19 Seperti di India Sudah Masuk Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya