Harga Telur Mahal, Lele Bisa Jadi Opsi Sumber Protein Hewani

Harga telur yang kian melonjak membuat banyak orang beralih ke lele untuk memenuhi kebutuhan protein hariannya. Lele kaya akan berbagai nutrisi penting mulai dari vitamin hingga lemak omega-3. Berikut manfaat mengonsumsi lele.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Mei 2023, 07:00 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2023, 07:00 WIB
Harga Telur Mahal, Lele Jadi Buruan
Ilustrasi ikan lele. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Telur menjadi salah satu sumber protein pilihan masyarakat karena harganya relatif terjangkau. Ketika harga telur ayam di pasaran yang kini terus merangkak naik membuat resah warga.

Dilansir dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasiona (PIHPS), Jumat (19/5/2023), harga telur ayam paling tinggi di Tual, Maluku, yang menyentuh Rp 44.000 per kg. Di Kota Ambon, harganya juga naik, dari sebelumnya Rp 34.000 kini dijual menjadi Rp 35.600 per kg.

"Jabodetabek di kisaran Rp 31.000-Rp 34.000 per kg, di luar Jawa atau wilayah timur Rp 38.000 per kg, bahkan lebih dari Rp 40.000 per kg," kata Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan, Kamis (18/5/2023).

Renaldi mengungkapkan bahwa kenaikan harga telur ayam disebabkan oleh dua hal, yaitu harga pakan yang tinggi serta proses distribusi yang tidak sesuai.

"Banyak pihak yang melakukan pendistribusian di luar pasar atau permintaan di luar pasar, sehingga supply dan demand di pasar terganggu dan menyebabkan harga terus merangkak naik," tuturnya.

Meskipun demikian, telur bukanlah satu-satunya sumber protein yang baik. Salah satu sumber protein hewani yang tak kalah bergizi dan mudah didapat adalah lele.

Mengenai manfaat lele pernah disinggung Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo. Ia menyebutkan lele merupakan salah satu sumber protein untuk mencegah stunting.

"Mindset masyarakat soal makanan masih salah. Mereka masih sering menganggap bahwa daging yang mahal, ikan yang mahal lebih baik dari ikan yang murah,” kata Hasto dalam Kickoff Meeting Pancasila dalam Tindakan: Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, 16 Februari 2023.

“Padahal, lele saja jauh lebih baik daripada daging sapi yang harganya Rp120 ribu (per kilogram), lele yang Rp18 ribu lebih baik untuk ibu hamil dan balita,” tambahnya.

Bila menilik manfaat lele, ikan yang satu ini juga kaya nutrisi penting selain protein hewani yang dibutuhkan tubuh, mulai dari omega-3 hingga vitamin 12. Oleh sebab itu, lele dapat dijadikan alternatif sehat kala harga telur terus merangkak naik. Selain itu, tidak ada salahnya mengganti sumber protein agar tidak bosan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Manfaat Konsumsi Lele

Ilustrasi Olahan Lele Modern
Ilustrasi Olahan Lele Modern (Gambar oleh Martin Schotte dari Pixabay)

Ikan lele hanya mengandung sekitar 98 kalori setiap 100 gram, menjadikannya pilihan tepat bagi orang yang tengah menjaga berat badan. Ini juga membuatnya menjadi alternatif ideal untuk daging lain yang lebih tinggi kalori.

Seperti kebanyakan ikan, lele juga dikenal kaya akan protein, yaitu 13 gram protein per 100 gram ikan. Protein sangat penting untuk menjaga dan menumbuhkan sel dan jaringan.

Lebih lanjut, meski lele tidak dianggap sebagai ikan berlemak seperti salmon, ikan ini merupakan sumber asam lemak omega yang baik. Secara khusus, asam lemak omega-3, seperti asam eicosapentaenoic (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA), baik untuk otak, jantung, sistem kekebalan tubuh dan mata Anda.

Ikan lele juga merupakan sumber vitamin B12 yang baik, nutrisi yang biasanya hanya ditemukan dalam produk hewani. Kebanyakan orang tidak mengkonsumsi cukup vitamin B12. Padahal, ini merupakan senyawa yang penting untuk fungsi saraf, metabolisme sel, dan produksi DNA. Ikan lele adalah sumber yang sangat baik untuk vitamin ini.


Kandungan Logam Berat pada Ikan Lele

Ilustrasi ikan lele (Image by DEZALB from Pixabay)
Ilustrasi ikan lele (Image by DEZALB from Pixabay)

Lele merupakan salah satu ikan terbaik yang dapat dikonsumsi karena dianggap sebagai ikan yang rendah merkuri. Bahkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (US FDA) merekomendasikan untuk mengonsumsi 12 ons kerang dan ikan rendah merkuri dan kerang setiap minggu.

Mereka secara khusus menyebut salmon, tuna kalengan, pollock, udang dan lele sebagai contoh.

Namun, terlepas dari nutrisi yang terkandung dalam ikan lele, jika Anda sedang hamil atau menyusui, pilih ikan lele yang dibudidayakan daripada ikan lele liar. Ini karena logam berat, seperti merkuri, terkadang ditemukan pada ikan lele liar.

Ikan lele yang dibudidayakan kemungkinan hanya dibiarkan tumbuh hingga titik tertentu. Mereka juga tidak mungkin menampilkan perilaku predator, mengingat bagaimana ikan budidaya biasanya dibesarkan.


Pilih Sesuai Kebutuhan

Ilustrasi Olahan Lele Modern
Ilustrasi olahan lele modern (Gambar oleh platinumproperties1 dari Pixabay)

Beberapa penelitian, termasuk studi 2014 di Journal Chemosphere dan studi 2013 di Journal of Asiatic Society of Bangladesh, Science, telah meneliti akumulasi logam berat pada ikan lele.

Jumlah merkuri, tembaga, kadmium, kromium dan timbal yang berlebihan telah ditemukan pada ikan lele liar di seluruh Eropa dan Asia.

Meskipun demikian, bukan berarti lele liar tidak boleh dikonsumsi. Ikan lele liar merupakan sumber vitamin D yang sangat baik, yang jarang ditemukan dalam makanan secara alami.

Nutrisi ini penting untuk tulang karena membantu tubuh menyerap kalsium. Ini juga membantu menjaga fungsi sistem kekebalan tubuh dan mengatur pertumbuhan sel di seluruh tubuh.

Namun, kembali lagi, jika dikonsumsi terlalu sering, logam berat yang terkandung dalam lele dapat menyebabkan masalah neurologis dan kerusakan organ. Jadi, jika tujuan Anda adalah ikan lele yang rendah merkuri, varietas yang lebih kecil dan dibudidayakan merupakan pilihan yang lebih aman.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis 4 Vaksin Covid-19 Sudah Bersertifikat Halal. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 4 Vaksin Covid-19 Sudah Bersertifikat Halal. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya