Liputan6.com, Jakarta - Gangguan hormon pada wanita merujuk pada ketidakseimbangan atau gangguan dalam produksi, regulasi, atau fungsi hormon dalam tubuh. Gangguan ini dapat memicu berbagai masalah seperti infertilitas hingga menopause dini.
Menurut dokter spesialis kandungan subspesialis fertilitas endokrinologi reproduksi RS Pondok Indah IVF Centre, R. Muharam Natadisastra, setidaknya ada tujuh gejala utama seorang wanita mengalami gangguan hormon. Ketujuh gejala itu adalah:
Advertisement
Baca Juga
- Gangguan menstruasi yang ditandai dengan siklus lebih pendek atau lebih panjang.
- Perubahan berat badan yang terjadi secara dinamis dan tidak dipengaruhi oleh faktor lain.
- Perubahan pada kulit, menjadi berminyak atau berjerawat.
- Perubahan pada rambut, seperti rontok atau tumbuh bulu halus di area wajah.
- Gangguan tidur seperti sulit tidur atau tidur tidak nyenyak.
- Perubahan mood atau suasana hati, menjadi lebih sensitif, cemas berlebihan, depresi, dan lain-lain.
- Mengalami masalah seksual yang berkaitan dengan berkurangnya hasrat seksual, fungsi seksual, kenikmatan, dan lain-lain.
Sementara, faktor risiko gangguan hormon pada wanita meliputi:
Advertisement
- Bertambahnya usia
- Riwayat keluarga
- Stres
- Gaya hidup tak sehat
- Penggunaan obat-obatan tertentu
- Gangguan autoimun
- Pengaruh lingkungan.
Muharam menjelaskan, gangguan hormon pada wanita bisa berkaitan dengan hormon estrogen, progesteron, testosteron, prolaktin, tiroid, kortisol, dan hormon-hormon lain yang berperan dalam mengatur berbagai fungsi tubuh.
“Gangguan hormon ini bisa dipicu berbagai hal seperti obesitas, resistensi insulin, pola makan, hingga gaya hidup yang tidak sehat,” kata Muharam dalam temu media di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (12/6/2023).
Dapat Memicu Infertilitas
Lebih lanjut, Muharam mengatakan bahwa gangguan pada hormon dapat memicu infertilitas atau ketidaksuburan. Ia pun menjelaskan kaitan antara gangguan hormon dengan infertilitas.
“Hormon-hormon reproduksi memainkan peran penting dalam menjaga fungsi normal sistem reproduksi pada pria dan wanita. Gangguan hormon reproduksi dapat memengaruhi berbagai aspek reproduksi, termasuk sel telur (ovulasi pada wanita) dan produksi sperma pada pria sehingga mengganggu kemampuan rahim untuk menopang kehamilan,” jelasnya.
Selain infertilitas, dampak lain dari gangguan hormon pada wanita adalah:
- Gangguan menstruasi
- Gangguan pertumbuhan dan perkembangan seksual
- Gangguan mood dan emosi
- Gangguan kesehatan tulang
- Masalah seksual
- Gangguan pada organ reproduksi (kista, Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS), endometriosis, dan lain-lain).
Advertisement
4 Cara Cegah Gangguan Hormon pada Wanita
Mengingat dampak besar yang dapat ditimbulkan, maka pencegahan gangguan hormon perlu dilakukan sejak dini.
Setidaknya ada empat cara yang dapat dilakukan guna mencegah gangguan hormon pada wanita, yakni:
Gaya Hidup Sehat
Konsumsi makanan sehat dan seimbang, hindari makanan olahan dan yang mengandung banyak lemak. Batasi konsumsi alkohol, hindari merokok, dan jaga berat badan yang sehat dengan aktivitas fisik teratur.
Pengelolaan Stres
Stres atau tekanan mental dapat diredam dengan teknik relaksasi, meditasi, tidur yang cukup, dan melakukan kegiatan lain yang bisa mengurangi stres.
Selanjutnya
Cara berikutnya yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan hormon pada wanita adalah:
Olahraga Teratur
Olahraga dapat dilakukan dengan berjalan, berlari, berenang, yoga, dan jenis olahraga lain yang diminati. Olahraga perlu dilakukan secara teratur agar tubuh tetap aktif dan sehat.
Perawatan Kesehatan Rutin
Cara keempat adalah melakukan perawatan kesehatan secara rutin. Pemeriksaan kesehatan termasuk pemeriksaan ginekologi secara berkala dapat membantu mendeteksi gangguan hormon.
Tak hanya itu, pemeriksaan rutin juga dapat membantu menemukan masalah kesehatan lain sejak dini sehingga penanganannya pun bisa dilakukan lebih cepat.
Advertisement