Ciptakan Keturunan Berkualitas, Muhadjir Effendy: Perlu Pemenuhan Gizi Optimal

Demi menciptakan keturunan berkualitas di masa depan, perlu adanya pemenuhan gizi yang optimal.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 09 Jul 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2023, 18:00 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy
Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan untuk menciptakan keturunan berkualitas, perlu adanya pemenuhan gizi yang optimal. (Dok Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy menyampaikan demi menciptakan keturunan berkualitas, perlu adanya pemenuhan gizi yang optimal. Hal ini berkaitan dengan persoalan stunting yang harus dituntaskan.

Untuk mewujudkan mimpi itu anak-anak muda, khususnya yang saat ini tengah menempuh pendidikan di jenjang perguruan tinggi harus dibekali persiapan yang matang sehingga dapat menjadi bagian dari generasi yang unggul dan menciptakan keturunan yang berkualitas di masa yang akan datang.

“Untuk mewujudkan semua itu, perlu pemenuhan gizi yang optimal sejak dini. Edukasi ini perlu ditanamkan kepada para mahasiswa sehingga masalah stunting dapat diantisipasi,” imbuh Muhadjir dalam acara Seminar Nasional bertema, Strategi Percepatan Penurunan Stunting dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045, Sabtu (8/7/2023).

Butuh Pemberian Makanan Tambahan

Stunting dapat terjadi dari sejak proses kehamilan dan setelah bayi terlahir. Sehingga sangat dibutuhkan pemberian makanan tambahan bagi Batita serta edukasi yang baik terhadap para calon orangtua.

Terlebih lagi, saat ini angka prevalensi stunting, salah satunya di Provinsi Kalimantan Barat masih tergolong tinggi, sebesar 27,8 persen, berada di urutan ke delapan terbanyak se-Indonesia.

“Oleh karena itu, maka sangat penting peran dan keterlibatan perguruan tinggi memberikan edukasi kepada mahasiswa dan masyarakat, terutama untuk memperbaiki permasalahan gizi dan anemia pada remaja,” lanjut Muhadjir.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Stunting Masih Harus Ditekan

Sementara itu, berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, saat ini Indonesia telah berhasil menekan angka prevalensi stunting hingga 21,4 persen.

Meski begitu, angka tersebut masih harus ditekan hingga mencapai 14 persen pada akhir tahun 2024 mendatang sebagaimana target Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi

Muhadjir Effendy menjelaskan persoalan stunting juga tidak hanya berkaitan dengan permasalahan kesehatan saja.

Namun, terdapat faktor lain yang berpengaruh seperti kondisi sosial ekonomi dan perilaku masyarakat. Sehingga upaya penanggulangannya memerlukan peran dan dukungan dari semua sektor.

“Intervensi spesifik dan sensitif harus berjalan beriringan. Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) yang kita miliki dapat dimaksimalkan sehingga intervensi dapat tepat sasaran dan terus berkesinambungan,” sambung Menko PMK.


Manfaatkan Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem

Menko PMK Muhadjir Effendy
Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dapat digunakan oleh perguruan tinggi sebagai acuan dalam menjalankan program-program pengabdian masyarakatnya. (Dok Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI)

Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dapat digunakan oleh perguruan tinggi sebagai acuan dalam menjalankan program-program pengabdian masyarakatnya.

Ini dapat menjadi bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Data tersebut telah berbasis by name by address sehingga nantinya intervensi dapat berjalan tepat sasaran.

“Data ini bisa menjadi bahan rujukan mengelola program. Sehingga program yang dijalankan dapat betul-betul bermanfaat dan dirasakan oleh masyarakat,” tutup Muhadjir Effendy.

Infografis penurunan angka stunting di Jawa Tengah
Infografis penurunan angka stunting di Jawa Tengah yang berdasarkan perhitungan elektronik - Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM). (Sumber: Pemprov Jateng)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya