Campak Diprediksi Bisa Meledak Hingga 40 Ribu Kasus di London, Ketahui Awal Mula dan Penyebabnya

London terancam terkena wabah campak yang dapat menjangkit hingga 40 ribu orang. Tingkat vaksinasi yang rendah diduga jadi penyebabnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jul 2023, 12:00 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2023, 12:00 WIB
anak
ilustrasi anak sakit campak/copyright Rawpixel

Liputan6.com, Jakarta - London diprediksi akan mengalami wabah campak dengan puluhan ribu kasus kecuali tingkat vaksinasi bisa meningkat pesat.

Selama paruh tahun ini, sudah terdapat 128 kasus campak yang tercatat di UK, meningkat lebih dari dua kali lipat ketimbang tahun lalu yang hanya 54 kasus sepanjang tahun. Dari seluruh kasus, sepertiganya berasal dari London, yang berpotensi menyebabkan wabah yang serius.

Badan Keamanan Kesehatan United Kingdom (UKHSA) mengatakan, "Kecuali tingkat vaksinasi membaik, ada kemungkinan meletusnya wabah campak yang dapat menjangkit 40.000 hingga 160.000 orang."

Menurut UKHSA, yang paling rentan terjangkit ialah mereka yang berusia 19 hingga 25 tahun. Oleh sebab itu, vaksin berperan penting guna mencegah wabah.

Vaksin MMR yang mampu mencegah campak, gondok dan rubella ditawarkan kepada semua anak di UK untuk dapat memberikan perlindungan seumur hidup. Hanya saja, tingkat vaksinasi masih rendah akibat laporan palsu tentang hubungan vaksinasi dengan autisme.

UKHSA mengatakan jumlah suntikan MMR selama satu dekade terakhir berada pada titik terendah, yaitu 85 persen di UK dan hanya 75 persen di London. Sementara tingkat vaksinasi telah menurun selama beberapa tahun, penurunannya semakin pesat selama pandemi, kata badan tersebut.

Ini jauh di bawah target yang dibutuhkan guna mencapai kekebalan kelompok, yaitu sebesar 95 persen. Hal ini menyebabkan London terancam wabah campak hingga 160.000 kasus.

NHS pun gencar berkampanye untuk mendorong semua orang memeriksa status vaksinasinya. Sementara orangtua atau bayi yang belum menerima suntikan vaksin diharap segera lapor.

Pentingnya Vaksinasi

Ilustrasi suntik vaksin campak (AP/Seth Wenig)
Ilustrasi suntik vaksin campak (AP/Seth Wenig)

Dr Vanessa Saliba, konsultan epidemiologi UKHSA, mengatakan, "Campak dapat menjadi infeksi serius yang menyebabkan komplikasi, terutama pada anak-anak dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah."

Ini dapat menular ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, dan dapat menyebabkan masalah serius jika menyebar ke bagian lain dari tubuh seperti paru-paru atau otak.

"Campak menyebar dengan sangat mudah tetapi dapat dicegah. Untuk membantu melindungi diri sendiri, keluarga dan orang-orang di sekitar kita, sangat penting untuk memastikan kita semua sudah divaksinasi dengan 2 dosis vaksin MMR," sambungnya dikutip dari Daily Mail.

"Tidak ada yang ingin melihat anak atau orang yang dicintai terkena campak, atau membuat orang lain yang lebih rentan, seperti bayi, berisiko. Saya mendesak mereka yang telah melewatkan vaksin MMR-nya untuk segera melakukannya."

Sementara itu, UKHSA mengatakan risiko untuk seluruh wilayah UK di luar London saat ini rendah. Kendati demikian, mereka tetap memperingatkan akan kemungkinan wabah yang lebih kecil yang menyerang populasi tertentu termasuk remaja, dewasa muda dan komunitas yang tidak menerima suntikan vaksin.

Gejala Campak

Ilustrasi suntik vaksin campak pada anak (AFP/Johannes Eisele)
Ilustrasi suntik vaksin campak pada anak (AFP/Johannes Eisele)

Campak merupakan penyakit infeksi virus akut serius yang sangat menular. Penyakit ini disebabkan oleh Paramyxovirus dan ditularkan terutama melalui udara (airborne).

Angka penularannya lebih dari 90 persen dari individu yang terinfeksi sejak 4 hari sebelum sampai 4 jam setelah munculnya ruam.

Adapun gejala campak dikutip dari IDAI yaitu: 

  • Demam dengan suhu badan lebih dari 38 derajat Celsius selama 3 hari atau lebih dan akan berakhir setelah 4-7 hari. Demam tinggi terjadi setelah 10-12 hari pasca penularan. Selain itu, akan mengalami batuk, pilek, mata merah atau mata berair (3C: cough, coryza, conjunctivitis).
  • Tanda khas (patognomonis) yaitu ditemukan Koplik's spot atau bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam.
  • Gejala pada tubuh berbentuk ruam makulopapular. Ruam muncul pada muka dan leher, dimulai dari belakang telinga, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Ruam bertahan selama 3 hari atau lebih pada kisaran hari ke-4 sampai ke-7 demam. Ruam muncul saat demam mencapai puncaknya dan berakhir dalam 5 sampai 6 hari dengan warna berubah seperti tembaga atau kehitaman.

Komplikasi Campak

Campak dapat menjadi masalah serius untuk semua kelompok umur. Akan tetapi, anak berusia di bawah 5 tahun serta orang dewasa di atas 20 tahun lebih sering mengalami komplikasi.

Komplikasi yang sering terjadi adalah infeksi telinga. Infeksi ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran serta diare dan dialami oleh 1 dari 10 anak.

Sementara komplikasi berat yang dapat terjadi yaitu pneumonia (1 dari 20 anak) yang merupakan penyebab kematian tersering pada campak, dan ensefalitis (1 dari 1000 anak) yang juga dapat berakhir dengan kematian. Untuk setiap 1000 anak yang menderita campak, 1 atau 2 di antaranya meninggal dunia.

Komplikasi lainnya yaitu subacute sclerosing panencephalitis (SSPE). Meskipun jarang terjadi, SSPE yang merupakan penyakit sistem saraf pusat akibat infeksi virus campak yang diderita pada saat kanak-kanak dapat berakibat fatal.

SSPE umumnya terjadi 7-10 tahun setelah seseorang menderita campak, walaupun telah sembuh. Risiko SSPE lebih besar pada anak yang menderita campak pada usia kurang dari 2 tahun. Campak juga dapat menyebabkan ibu hamil melahirkan prematur atau bayi dengan berat lahir rendah.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis 5 Posisi Proning, Bantu Pernapasan Pasien Isolasi Mandiri Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 5 Posisi Proning, Bantu Pernapasan Pasien Isolasi Mandiri Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya