Potret Peternak Muda Indonesia Gali Ilmu di Peternakan Sapi Perah Belanda

12 peternak muda yang terpilih studi banding di Belanda mengikuti Young Progressive Farmer Academy sebuah program yang digagas PT Frisian Flag Indonesia. Bagaimana aktivitas mereka di sana?

oleh Benedikta Desideria diperbarui 05 Okt 2023, 09:13 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2023, 20:00 WIB
Para peternak muda Indonesia belajar langsung mengurus sapi di Belanda lewat program Young Progressive Farmer Academy sebuah program yang digagas oleh PT Frisian Flag Indonesia.
Para peternak muda Indonesia belajar langsung mengurus sapi di Belanda lewat program Young Progressive Farmer Academy sebuah program yang digagas oleh PT Frisian Flag Indonesia.

Liputan6.com, Mastenbroek - Menempuh jarak lebih dari 11 ribu kilometer, 12 peternak muda Indonesia dapat kesempatan menggali ilmu soal sapi perah pada peternak Belanda.

Tak cuma belajar teori, mereka pun tinggal di rumah peternak Belanda selama empat hari. Selama waktu tersebut bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan ilmu dengan praktik langsung bersama peternak yang sudah puluhan tahun mengelola ratusan sapi perah.

"Kami sudah bangun dari jam 5 pagi mulai dari membantu memerah susu, ngasih susu untuk pedhet (sapi kecil), angon sapi. Lalu, juga sudah melihat cara membuat silase (rumput untuk pakan ternak sapi yang difermentasi)," kata peternak sapi perah asal Jawa Barat, Kristianti saat ditemui di hari pertama tinggal di rumah peternak Belanda.

Peternak sapi perah lain, Rumini, juga berkesempatan melihat langsung betapa canggihnya peternakan sapi di Belanda. Ia mencermati bahwa peternak Belanda menggunakan teknologi untuk mempermudah pekerjaan mengurus ratusan sapi.

"Beda, jauh sekali. Kalau di Indonesia (untuk memerah susu sapi) pakai orang, di sini pakai robot," cerita Rumini yang belajar langsung dari peternak Jos Knoef (63) di Geesteren, Belanda.

Kristianti dan Rumini merupakan dua dari 12 peternak muda yang terpilih mengikuti Young Progressive Farmer Academy, sebuah program pengembangan peternak yang digagas oleh PT Frisian Flag Indonesia.

12 peternak tersebut dibagi dalam tiga kelompok. Lalu, mereka ditempatkan di tiga rumah peternak senior Belanda yang ada di Geestern, Mastenbroek, dan Wyns.

"Peternak Belanda (yang menjadi tuan rumah) dipilih karena bersedia (menerima) peternak Indonesia tinggal di rumah mereka, lalu punya keinginan untuk berbagi dan tahu kondisi peternakan sapi di Asia," kata Project Manager DDP & FDOV PT Frisian Flag Indonesia, Akhmad Sawaldi.

Dengan menerbangkan peternak Tanah Air belajar ke Belanda, PT Frisian Flag Indonesia berharap 12 orang ini bisa menggali ilmu untuk mengembangkan peternakan yang saat ini dimiliki.

Diharapkan dalam dua tahun ke depan, jumlah sapi perah yang dimiliki para peternak bisa bertambah dua kali lipat. Sehingga, membuat tetangga dan anak muda lain di sekitar peternak tersebut terinspirasi.

"Sehingga saat pulang nanti, bisa menjadi model-model yang bisa ditiru oleh peternak lain," kata Akhmad.

Berikut potret keseharian para peternak sapi Indonesia yang berusia di bawah 40 tahun mendapatkan ilmu langsung dari peternak Belanda.

 

 

Peternak Belanda, Wim van Ittersum, tengah menjelaskan kondisi sapi yang sehat kepada peternak muda Indonesia Tatok, Munir, Bagus dan Yahdi.
Peternak Belanda, Wim van Ittersum, tengah menjelaskan kondisi sapi yang sehat kepada peternak muda Indonesia Tatok, Munir, Bagus dan Yahdi.

Sapi di Belanda Dilepas di Padang Rumput Lepas Selama 12 Jam

Setiap hari, sapi-sapi di Belanda dilepas di padang rumput sehingga bisa makan hehijauan sepuas yang dia inginkan.
Setiap hari, sapi-sapi di Belanda dilepas di padang rumput sehingga bisa makan hehijauan sepuas yang dia inginkan.

Sapi yang Sehat Itu Penasaran

"Coba lihat, apakah mereka melihat ke arahmu? Jika iya, itu adalah sapi sehat. Sapi yang sehat itu sapi yang penasaran," kata Wim
"Coba lihat, apakah mereka melihat ke arahmu? Jika iya, itu adalah sapi sehat. Sapi yang sehat itu sapi yang penasaran," kata Wim

Belajar Bikin Pakan Ternak Bernama Silase

Peternak muda Indonesia dikirim ke Belanda belajar langsung peternakan sapi perah di Belanda dalam Program Young Progressive Farmer Academy yang digagas PT Frisian Flag Indonesia. (Foto: Benedikta Desideria/Liputan6com)
Peternak muda Indonesia belajar pembuatan silase atau rumput yang diawetkan. Sehingga, saat musim kemarau atau kala rumput terbatas, bisa memanfaatkan silase. (Foto: Benedikta Desideria/Liputan6com)

4 Peternak Perempuan Lihat Kecanggihan Alat Perah Sapi

Rumini (baju hitam) dan tiga peternak muda lain belajar di peternakan Belanda.
Rumini (baju hitam) dan tiga peternak muda lain belajar di peternakan Belanda. Selain melihat bahwa alat-alat yang digunakan untuk memerah sudah canggih, hal lain yang dipelajari adalah tentang kebahagiaan sapi. Bila sapi bahagia, maka produksi susu berlimpah.

Alat Perah Permudah Pekerjaan Peternak dalam Memerah Susu Sapi

Kehadiran alat perah mempermudah peternak memerah susu sapi.
Kehadiran alat perah mempermudah peternak memerah susu sapi. Peternak hanya membantu memasangkan alat tersebut ke ambing sapi. Kemudian, susu akan mengalir ke tangki penampungan.

Gunakan Robot untuk Memerah Susu Sapi

Ada  juga robot yang memerah susu sapi. Para sapi bakal dengan tertib antre diperah susunya.
Ada juga robot yang memerah susu sapi. Para sapi bakal dengan tertib antre diperah susunya oleh robot tersebut.

Tangki Susu Superbesar untuk Menampung Hasil Perahan

Susu hasil perahan ditampung di tangki superbesar ini. Tangki ini juga canggih lantaran bisa menjaga agar suhu susu di bawah 4 derajat Celsius.
Susu hasil perahan ditampung di tangki superbesar ini. Tangki ini juga canggih lantaran bisa menjaga agar suhu susu di bawah 4 derajat Celsius. Setiap 2-3 hari bakal ada truk untuk mengangkut susu ke pabrik.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya