Ibu Stres Selama Kehamilan Bisa Tingkatkan Risiko Bayi Lahir Prematur

Masalah psikologis ibu saat hamil pasti berdampak pada tubuh dan juga janin. Hal ini bisa membuat janin yang dikandung lahir prematur atau belum waktunya.

dr Ainni Putri Sakih
Direview oleh: dr Ainni Putri Sakih

dr Ainni saat ini adalah dokter umum di Rumah Sakit Bakti Timah, Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau.

oleh Benedikta DesideriaRuli Ananda Putri diperbarui 13 Jan 2024, 14:46 WIB
Diterbitkan 17 Des 2023, 17:00 WIB
Kebahagiaan Ibu Jadi Faktor Penurunan Risiko Bayi Lahir Prematur
Dokter Anak Konsultan Neonatologi, dr. Rinawati Rohsiswatmo. (Sumber/Ruli Ananda Putri)

Liputan6.com, Jakarta - Ada banyak faktor yang menyebabkan bayi lahir prematur. Selain kesehatan fisik, ternyata permasalahan psikologis bisa membuat bayi lahir sebelum berusia 37 minggu di perut ibu seperti disampaikan Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu Anak Kementerian Kesehatan RI, dr. Lovely Daisy.

“Masalah psikologis ibu saat hamil pasti berdampak pada tubuh dan juga janin,” ungkap Lovely dalam peringatan Hari Prematur Sedunia di RSAB Harapan Kita Jakarta.

Ada sebagian ibu hamil yang mengalami stres parah. Hal ini membuat tubuh ibu mengeluarkan senyawa katekolamin, ini adalah kelompok hormon yang berperan dalam merespons stres.

Stres dapat mengakibatkan peningkatan kortisol, norepinefrin, dan peradangan yang akan berakibat pada kesehatan ibu dan janin.

Kortisol dan norepinefrin adalah hormon alami yang dihasilkan oleh tubuh ketika seseorang sedang mengalami kondisi tertentu, salah satunya saat tertekan.

Senyawa tersebut akan membuat otot polos rahim lebih mudah mengalami kontraksi dan menyebabkan kelahiran prematur bila terjadi di trimester kedua kehamilan.

Selain itu, diketahui horman stres yang berlebihan ini mengakibatkan turunnya sistem kekebalan tubuh. Penurunan sistem kekebalan tubuh pada saat hamil sangat memengaruhi janin, diantaranya adalah kejadian infeksi dalam rahim yang berujung kehamilan prematur.

Guna mengurangi risiko bayi lahir prematur, caranya dengan rutin menjalani pemeriksaan kehamilan dan menerapkan gaya hidup sehat. Lovely juga mengingatkan para suami agar turut terlibat dalam pemeriksaan kehamilan istri.

“Ibu harus punya suami yang siaga. Sehingga ketika periksa ke dokter, kontrol kehamilan itu kalau bisa terus didampingi oleh suaminya,” kata Lovely pada Jumat, 15 Desember 2023.

Faktor Penyebab Bayi Lahir Prematur

Di kesempatan yang sama dokter spesialis anak konsultan neonatologi, Rinawati Rohsiswatmo menambahkan faktor penyebab bayi lahir prematur yang terbagi dua:bisa dihindari dan tidak bisa dihindari.

Menurutnya yang bisa dihindari seperti infeksi, diabetes dan juga hipertensi. Sedangkan yang tidak bisa dihindari yakni ibu mengalami kehamilan kembar.

“Ketika ibu mengalami kehamilan kembar, maka risiko persalinan prematur juga meningkat. Namun, ibu tidak boleh terlalu lelah. Harus tetap mengonsumsi makanan yang penuh nutrisi dan gizi agar anak tetap sehat,” jelas wanita yang akrab disapa Rina itu

Lebih lanjut Rina menjelaskan, faktor lainnya dapat diubah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Ibu disaranakn membiasakan diri berolahraga ringan seperti jalan kaki sekitar 15 sampai 30 menit. Hal tersebut mencegah kegemukan pada ibu.

Perlu diperhatikan juga kondisi ibu hamil. Usia ibu hamil yang terlalu muda (kurang dari 17 tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35 tahun) bisa menjadi penyebab bayi lahir prematur.

Selain itu, riwayat kehamilan juga perlu diperhatikan. Mereka yang pernah mengalami aborsi, keguguran, atau mengalami persalinan prematur sebelumnya memiliki risiko yang lebih tinggi.

Di samping itu, jarak kehamilan yang terlalu dekat juga menjadi faktor penyebabnya.

Usia Kandungan Kategori Prematur

Kebahagiaan Ibu Jadi Faktor Penurunan Risiko Bayi Lahir Prematur
Inkubator bayi prematur RSAB Harapan Kita. (Sumber/Ruli Ananda Putri)

Pada bayi prematur, tumbuh kembang serta penanganannya tidak bisa disamakan dengan yang lahir cukup bulan. Berikut kategori usia kandungan bayi prematur:

  • Prematur akhir, lahir di antara minggu ke 34 - 36.
  • Prematur sedang, lahir di antara minggu ke 32 - 34.
  • Sangat prematur, lahir kurang dari minggu ke 32.
  • Prematur ekstrem, lahir pada atau sebelum minggu ke 25.

Dalam beberapa kasus bayi prematur, kebanyakan lahir lebih dini di minggu kehamilan 34 sampai 36. Padahal, minggu-minggu terakhir di dalam rahim tergolong masa yang cukup penting untuk perkembangan bayi secara maksimal.

Pencegahan agar Bayi Tidak Lahir Prematur

Kebahagiaan Ibu Jadi Faktor Penurunan Risiko Bayi Lahir Prematur
Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu Anak, dr. Lovely Daisy. (Sumber/Ruli Ananda Putri)

Salah satu sebab bayi lahir prematur karena ibu  mengalami anemia atau kurang darah. Sel darah merah turun, maka umur sel itu menjadi lebih muda. Sehingga sel darah merah tidak cukup untuk membuat metabolisme tubuh menjadi optimal.

Oleh karena itu, Lovely menyatakan, tablet tambah darah (TTD) pada remaja putri dan ibu hamil dapat mencegah bayi terlahir prematur dan stunting.

“Pemberian tablet tambah darah pada remaja perempuan itu untuk mengurangi risiko anemia. Sebab, berdasarkan data masih ada 48,9 persen ibu hamil dengan anemia. Ibu hamil juga perlu rutin mengkonsumsi TTD untuk mencegah anak terlahir prematur dan stunting,” jelas Lovely.

Selain itu, tentu dengan menjalankan gaya hidup sehat serta rutin memeriksakan kandungan ke dokter maupun fasilitas kesehatan terdekat.

Bayi lahir prematur bisa dicegah dengan memulai pola hidup sehat. Anda pun bisa melakukan langkah-langkah di bawah ini untuk mencegah bayi lahir prematur:

  1. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin
  2. Mengonsumsi makanan bernutrisi seimbang
  3. Menghindari asap rokok, bahan kimia, dan zat berbahaya
  4. Mencukup konsumsi air putih
  5. Mengonsumsi suplemen sesuai anjuran dokter
  6. Menjaga jarak kehamilanTetap melakukan aktivitas fisik ringan selama kehamilan
Infografis Tahapan Tumbuh Kembang Bayi
Infografis Tahapan Tumbuh Kembang Bayi. (Dok: Liputan6.com/Trisyani)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya