Liputan6.com, Jakarta Secondhand embarassment bermunculan di jagat media sosial X usai gelaran debat cawapres jelang Pemilu 2024 yang digelar pada Minggu, 21 Januari 2024.
"Oh the secondhand embarrassment setelah nonton debat kali ini," kata pemilik akun X, PutriSaud.
Baca Juga
"Sumpah w belum bisa sembuh dari secondhand embarrassment abis nonton gibran cringy savage semalem," kata warganet yang lain.
Advertisement
Seconhand embarrassment atau rasa malu yang tidak langsung adalah kondisi ketika secara pribadi mengalami rasa malu, tidak nyaman, malu atau bersalah ketika menyaksikan orang lain mengalami pengalaman yang sangat memalukan atau menyebabkan dipandang negatif.
Misalnya, Anda melihat seseorang sedang memegang secangkir kopi panas. Lalu, orang itu berjalan sembari melihat ponsel. Lalu, orang itu tersandung dan kopi tersebut tumpah mengenai bajunya.
"Meski Anda tak terlibat dalam kejadian itu, Anda bisa merasakan emosi yang orang itu rasakan," kata psikolog klinis Marielle Collins PhD mengutip Cleveland Clinic pada Selasa (23/1/2024).
Perasaan malu atas hal yang dilakukan orang lain ini bisa muncul karena sifat dasar manusia yang merupakan makhluk sosial. Hal ini membuat emosi orang lain bisa Anda serap ketika melihat kejadian tersebut seperti disampaikan psikolog klinis forensik dari Universitas Indonesia Kasandra Putranto.
"Seperti yang kita ketahui, manusia adalah makhluk sosial, maka emosi yang dianggap dirasakan oleh seseorang bisa diserap oleh orang yang menyaksikan kejadian tersebut," tulis Kasandra mengutip Antara.
Rentan Dialami Orang dengan Empati Tinggi
Seconhand embarrassment bisa muncul dari kejadian yang dialami orang lain karena biasanya hal-hal yang mereka saksikan adalah perilaku atau citra diri yang tidak diharapkan. Sehingga ketika mereka melihat hal tersebut, muncul rasa malu.
Lalu, pada sebagian orang, hal-hal memalukan atau canggung bisa menjadi stressor bagi sebagian orang. Terutama rentan dirasakan oleh mereka yang memiliki empati yang tinggi dan mereka yang memiliki indikasi social anxiety disorder atau gangguan kecemasan sosial.
"Hal ini dikarenakan seseorang secara mental menempatkan dirinya seperti berada di situasi orang lain yang dianggap melakukan hal yang memalukan atau canggung. Oleh karena itu, rasa malu seperti harus ditanggung bersama," tambah Kasandra.
Advertisement
Enggak Kenal Kok Ikutan Malu?
Rasa malu terhadap kejadian tidak nyaman yang dilakukan seseorang bisa dirasakan meskipun orang yang melihat tidak mengenal sama sekali orang tersebut.
Kasandra mengungkapkan hal itu terjadi karena ada rasa empati yaitu kemampuan untuk memahami apa yang dirasakan orang lain, melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, dan juga membayangkan diri sendiri berada di posisi orang tersebut.
Tidak Usah Terbebani dengan Perasaan Seconhand Embarrassment
Jika mengalami kondisi secondhand embarrassment tak usah mengelak akan perasaan tersebut. Hal itu adalah normal dan tidak perlu menyalahkan diri sendiri atau merasa terbebani dengan perasaan tersebut.
"Penting untuk mengakui dan mengenali perasaan secondhand embarrassment yang kita rasakan. Sadari bahwa perasaan ini normal dan bahwa banyak orang juga mengalaminya. Jangan menyalahkan diri sendiri atau merasa terlalu terbebani dengan perasaan tersebut," kata Kassandra.
Advertisement