Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyatakan, hilirisasi bukan cuma soal membangun pabrik dan bukan cuma milik pengusaha elit. Menurut dia, hilirisasi adalah soal keadilan dan masa depan.Â
"Karena hilirisasi yang ingin kita lakukan adalah hilirisasi yang berkeadilan, yang melibatkan petani, peternak, nelayan, UMKM, masyarakat, dan tentunya anak muda," kata Gibran seperti dikutip dari channel youtube pribadinya, gibrantv seperti dikurip Sabtu (26/4/2025).
Advertisement
Baca Juga
Gibran percaya, jika hilirisasi berhasil, petani akan mendapatkan harga yang lebih baik, tidak takut harga anjlok saat panen karena industri pengolahan siap menampung. Selain itu, geliat UMKM bisa lebih maju karena dikerjasamakan dengan industri pengolahan yang lebih besar.Â
Advertisement
"Ekonomi sekitar jadi lebih menggeliat karena lapangan kerja terbuka, tenaga kerja terserap, sehingga daya beli meningkat," yakin putra sulung Joko Widodo ini.
Gibran pun optimis, dengan hilirisasi nantinya daerah juga memiliki sumber pendapatan baru yang bisa digunakan untuk membangun jalan, memperbaiki fasilitas kesehatan, dan lain-lain.Â
Dengan segudang hal baik, Gibran mengamini banyak tantangan yang harus dihadapi. Sebab sebuah perubahan pasti membutuhkan kalibrasi.
"Dengan optimisme, kerja keras, lompatan kecil dari masing-masing kita, suatu saat akan menjadi langkah besar bersama yang membawa kemajuan bagi bangsa," Gibran menandasi.
Sekedar Kaya Saja Tidak Cukup
Gibran menegaskan, Indonesia adalah negara yang kaya namun sebatas kaya saja nyatanya tidaklah cukup.
"Kita tentu sangat bersyukur Indonesia dianugrahi sumber daya alam yang luar biasa. Indonesia punya cadangan nikel terbesar di dunia. Cadangan timah kita terbesar kedua di dunia. Kita juga penghasil rumput laut terbesar kedua dunia, serta masih banyak lagi. Tapi nyatanya sekedar kaya saja ternyata tidak cukup," kata Gibran.
Gibran menyatakan, hal tersebut menjadi tantangan bagi Indonesia dalam mengolah kekayaan alam. Tujuannya, agar punya nilai tambah maksimal bagi masyarakat.Â
"Coba bayangkan Indonesia sempat menjadi eksportir biji bauksit terbesar ketiga dunia. Sayangnya Indonesia hanya menempati urutan ke 31 sebagai pengekspor panel surya. Padahal ketika bauksit diolah menjadi panel surya nilainya bertambah 194 kali lipat. Besar sekali," ungkap Gibran.
Namun Gibran mencatat, hilirisasi tidak melulu hanya soal batubara atau minerba. Hilirisasi bisa dilakukan di sektor lain. Pertanian, kelautan, perkebunan, bahkan digital.Â
"Jadi inti dari hilirisasi adalah pengolahan yang menghasilkan nilai tambah. Sehingga selain mendapatkan keuntungan dari harga jual, dengan melakukan pengolahan kita juga bisa membuka lapangan kerja, memberdayakan UMKM, mengeliatkan ekonomi, dan mendapatkan pemasukan negara dari pacak, royalti, PNPB, dividen, maupun bea ekspor," dorong Gibran.
Gibran ingin hal yang dilakukan negara-negara lain, bahkan oleh negara yang tidak memiliki sumber daya alam sekali pun bisa dilakukan oleh Indonesia.
"Mereka mengimpor bahan mentah, diolah, kemudian diekspor lagi, termasuk ke negara asal sumber daya alam itu sendiri. Lalu nilai tambahnya kemana? Uangnya yang dapat siapa? Lapangan kerjanya siapa yang menikmati? Ya negara yang mengolah itu," Gibran menandasi.
Advertisement
Gibran: Hilirisasi Harus Perhatikan Aspek Lingkungan
Gibran menekankan, hilirisasi merupakan salah satu kunci utama dalam menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan daya saing ekonomi nasional. Dia pun mengajak para pengusaha muda untuk terus bersinergi dengan pemerintah dalam mendorong hilirisasi guna menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal.
"Dengan hilirisasi, kita akan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Dengan hilirisasi, kita akan keluar dari middle income trap," kata Gibran saat menghadiri Buka Puasa Bersama Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Jakarta, seperti dikutip dari siaran pers, Selasa (18/3/2025).
Eks Wali Kota Solo ini menegaskan, keberhasilan hilirisasi memerlukan kerja sama erat antara pemerintah dan pelaku usaha. Ia mengingatkan pentingnya memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan keberlanjutan dalam menjalankan industri berbasis hilirisasi.
"Tapi sekali lagi, Bapak, Ibu, dalam menjalankan hilirisasi ini, kita harus mengedepankan aspek lingkungan, aspek sosial, dan aspek keberlanjutan," kata dia.
Dalam acara bertajuk Silaturahmi Pengusaha Muda dalam Mewujudkan Asta Cita ini, putra sulung Joko Widodo ini juga kembali menekankan pentingnya sinergi antara HIPMI dan pemerintah dalam mendukung visi besar pembangunan nasional.
"Saya titip yang namanya Asta Cita, program dari Bapak Presiden harus kita dukung penuh. Sekali lagi, 2020-2030 bonus demografi ini harus bisa ditangkap oleh HIPMI. HIPMI harus selalu bersinergi dengan pemerintah," minta Gibran.
Dia meyakini, melalui sinergi bersama pengusaha muda maka ekosistem bisnis di Indonesia bisa berjalan lebih inklusif.
"Saya juga berpesan kepada teman-teman untuk selalu fokus pada industri-industri yang padat karya. Jangan lupa untuk menggandeng nelayan, petani, UMKM," ajaknya.
"Yang namanya anak muda, sesama anak muda harus saling mendukung. Sesama anak muda harus saling bergandengan tangan," tandas Gibran.
