Baby Blues Adalah Cikal Bakal Terjadinya Depresi Pasca Melahirkan, Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Baby Blues Adalah Kondisi Emosional yang Menimpa Banyak Ibu Usai Melahirkan, Persentasenya Ngga Main-Main di Indonesia

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 11 Jun 2024, 14:19 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2024, 14:18 WIB
Baby Blues Adalah Kondisi yang Menimpa 80 Persen Ibu Usai Melahirkan, dan Bila Tak Ditangani dengan Serius Baby Blues Bisa Berujung Depresi Pasca Melahirkan (Foto: Unsplash/Hollie Santos)
Baby Blues Adalah Kondisi yang Menimpa 80 Persen Ibu Usai Melahirkan, dan Bila Tak Ditangani dengan Serius Baby Blues Bisa Berujung Depresi Pasca Melahirkan (Foto: Unsplash/Hollie Santos)

Liputan6.com, Jakarta - Baby blues adalah kondisi perasaan sedih, cemas, dan lelah yang sering dialami oleh sebagian besar ibu setelah melahirkan. Kondisi ini umumnya berlangsung dalam beberapa minggu setelah melahirkan.

Menurut Psikolog Klinis Dewasa, Nuran Abdat, baby blues dialami oleh sekitar 80 persen perempuan yang sedang hamil dan melahirkan. Baby blues dapat menjadi cikal bakal atau meningkatkan kemungkinan seseorang menghadapi Postpartum Depression (PPD).

"Artinya, baby blues bisa meningkatkan potensi ibu hamil atau melahirkan untuk memunculkan PPD," ujarnya dalam sebuah diskusi yang berlangsung pada 2023.

Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan bahwa 57 persen ibu di Indonesia mengalami baby blues, menjadikannya angka tertinggi di Asia.

Pada Februari 2024, Psikolog Klinis di Eka Hospital BSD, Reynitta Poerwito pernah mengatakan bahwa baby blues adalah kondisi yang bisa terjadi karena ibu mengalami banyak perubahan suasana hati.

Gejalanya termasuk tidak ada keinginan untuk merawat bayi, merasa sedih yang berlebihan, serta merasa tidak mampu menangani dan menjalani tugas sebagai seorang ibu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Apa Ciri Ciri Baby Blues?

Perlu digarisbawahi bahwa baby blues bukan gangguan mental atau kejiwaan. Menurut Reynitta, pada dasarnya baby blues adalah tingkat terendah dari depresi pasca melahirkan.

Apa ciri ciri baby blues? Biasanya meliputi perasaan sedih yang tiba-tiba, mudah marah, kelelahan yang berlebihan, perubahan nafsu makan, sulit tidur, dan suasana hati yang tidak stabil.

Nuran mengungkapkan bahwa baby blues akan muncul beberapa hari setelah melahirkan.

"Umumnya, kondisi ini muncul dua hingga tiga hari setelah melahirkan dan berlangsung sekitar dua minggu," ujar Nuran. Selama fase ini, ibu mungkin akan mengalami perasaan yang naik turun.

Namun, setiap individu dapat memiliki pengalaman yang berbeda.

Jika gejala dan perasaan sedih berlanjut lebih dari dua minggu, bisa jadi ibu mengalami depresi pasca melahirkan yang lebih serius dan memerlukan perhatian medis.

 


Apa Penyebab Baby Blues?

Penyebab baby blues dapat bervariasi, termasuk perubahan hormon, perubahan fisik dan emosional setelah melahirkan, kurangnya tidur yang cukup, stres, perasaan tidak siap menjadi ibu, serta perubahan dalam hubungan dengan pasangan.

Dalam sebuah kesempatan belum lama ini, Psikolog Klinis, Vera Itabiliana, mengungkapkan, ada beberapa faktor yang bisa membuat ibu mengalami baby blues.

  • Pertama, perubahan dari hamil kemudian melahirkan. Secara fisik berubah, lalu kehilangan kebebasan. Ada juga faktor hormonal yang berubah.
  • Selain itu, ibu baru melahirkan juga berekspektasi yang indah-indah saat memiliki anak. Dan ternyata saat dijalani, ekspektasi tidak sesuai dengan realita.

 


Apakah Baby Blues Berbahaya?

Baby blues umumnya tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Namun, jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat mempengaruhi kualitas hidup ibu dan hubungannya dengan bayinya.

Menurut Nuran, ketika mengalami baby blues, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan.

  • Langkah pertama yang bisa diambil oleh suami adalah mengajak istri untuk berbicara dan membangun komunikasi yang saling menghargai.
  • Diskusi, buka obrolan, karena komunikasi yang baik tidak hanya sekadar bicara, tapi juga menghargai satu sama lain.
  • Suami juga bisa mengajak istri untuk melakukan evaluasi, misalnya dengan bertanya mengenai pengalaman menjaga anak dalam sehari setelah melahirkan.
  • Nuran juga menekankan pentingnya suami untuk rajin bertanya mengenai kondisi istri, sehingga membuat istri merasa diperhatikan dan mendukung. 

 


Cara Mengatasi Baby Blues

Untuk mengatasi baby blues, ibu dapat mencoba beberapa cara, seperti dikutip dari situs resmi Rumah Sakit Bunda pada Selasa, 11 Juni 2024.

  • Mendapatkan istirahat yang cukup
  • Meminta bantuan dan dukungan dari pasangan, keluarga, atau teman-teman terdekat
  • berbagi perasaan dengan orang lain
  • Menjaga pola makan yang sehat, dan
  • Melakukan aktivitas yang menyenangkan.

Selain itu, terapi kognitif perilaku (CBT) dan dukungan psikologis juga dapat membantu ibu dalam mengatasi baby blues. Jika kondisi semakin parah atau berlangsung lebih dari dua minggu, penting untuk mencari bantuan medis.

Selain ibu, dukungan dari keluarga dan pasangan juga sangat penting dalam membantu mengatasi baby blues.

Memberikan perhatian dan pengertian kepada ibu, membantu dalam merawat bayi, serta berkomunikasi secara terbuka dapat membantu mengurangi beban emosional ibu.

 


Apa Penyebab Baby Blues

Baby blues adalah kondisi emosional yang umum dialami oleh ibu setelah melahirkan. Beberapa penyebabnya meliputi:

  • Perubahan Hormonal: Setelah melahirkan, tubuh ibu mengalami fluktuasi hormon yang drastis, terutama penurunan hormon estrogen dan progesteron, seperti dikutip dari situs resmi Rumah Sakit Bunda. Perubahan ini dapat memengaruhi suasana hati dan emosi.
  • Perubahan Fisik dan Emosional: Proses melahirkan dan perubahan fisik setelahnya, seperti nyeri, kelelahan, dan perubahan dalam bentuk tubuh, dapat menyebabkan stres dan ketidaknyamanan emosional.
  • Kurangnya Tidur: Menjaga bayi yang baru lahir seringkali mengganggu pola tidur ibu, yang dapat menyebabkan kelelahan dan ketidakstabilan emosional.
  • Tingkat Stres yang Tinggi: Merawat bayi baru lahir dapat menjadi tugas yang menuntut dan menimbulkan stres yang tinggi, terutama jika ibu merasa tidak siap atau tidak percaya diri dalam menghadapi tanggung jawab tersebut.
  • Perasaan Tidak Siap Menjadi Ibu: Beberapa ibu mungkin mengalami kecemasan atau ketakutan terkait kemampuan mereka dalam merawat dan membesarkan anak, terutama jika ini adalah pengalaman pertama mereka sebagai orangtua.
  • Perubahan dalam Hubungan: Kelahiran bayi juga membawa perubahan dalam hubungan antara pasangan. Beberapa ibu mungkin mengalami stres atau ketidaknyamanan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan ini.
  • Ketidakpastian dan Tanggung Jawab Baru: Merawat bayi adalah tanggung jawab baru yang memerlukan penyesuaian dan pembelajaran baru bagi ibu. Rasa tidak pasti dan beban tanggung jawab baru dapat menyebabkan kecemasan dan stres.

Baby blues umumnya merupakan reaksi alami terhadap perubahan dan tantangan baru yang dihadapi ibu setelah melahirkan. Dengan dukungan dan pemahaman yang tepat, kondisi ini biasanya akan mereda dengan sendirinya dalam beberapa minggu.

Lanjutkan Membaca ↓

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya