4 Cara Mencapai Keseimbangan Hidup dan Kerja Agar Lebih Bahagia

Work-life balance adalah keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, begini cara mencapainya.

oleh Rahil Iliya Gustian diperbarui 16 Jun 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2024, 10:00 WIB
Ilustrasi jomblo, pria bahagia
Mencapai work-life balance untuk hidup lebih bahagia. (Photo by Angelo Pantazis on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Work-life balance adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi seseorang.

Ketika Anda mencapai keseimbangan ini, tidak ada satu pun bagian dari hidup yang mendominasi atau mengalahkan bagian lainnya.

Work-life balance adalah konsep bahwa Anda mengelola kehidupan profesional dan tanggung jawab Anda dengan efektif sehingga Anda tetap produktif dan sukses di tempat kerja sambil tetap memiliki waktu yang cukup untuk menikmati kehidupan pribadi yang bahagia,” kata Abbey Sangmeister, seorang pelatih dan terapis kehidupan di New Jersey.

Meskipun kepuasan dalam pekerjaan penting, kesejahteraan juga mencakup hal-hal di luar pekerjaan yang membuat hidup berarti, seperti keluarga, hobi, kesehatan, dan hubungan. Selain itu juga penting untuk memastikan kesehatan mental dan tubuh.

Keseimbangan tidak selalu berarti pembagian 50/50 antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Bagi setiap orang, keseimbangan dapat terlihat berbeda dan dapat berubah seiring waktu.

Work-life balance bukan berarti malas, menghindari pekerjaan, atau mengurangi usaha. Penting untuk mengatur waktu dengan bijak sehingga Anda dapat merasa seimbang tanpa merugikan diri sendiri secara profesional maupun pribadi.

Tujuan utamanya adalah seseorang tidak merasa bahwa satu bagian dari hidup mereka menghabiskan terlalu banyak energi atau waktu sehingga mengorbankan bagian lainnya.

Berikut ini cara mencapai keseimbangan hidup dan kerja agar kehidupan menjadi lebih bahagia, seperti dilansir dari laman Verywell Mind pada Sabtu, 15 Juni 2024.

1. Membuat Rencana yang Terjadwal

Membawa lebih banyak keseimbangan dalam hidup Anda dimulai dengan mencari tahu apa yang menyebabkan masalah tersebut. Apakah jam kerja Anda terlalu lama? Atau apakah kewajiban kerja mengganggu waktu senggang Anda? 

Langkah pertama adalah melakukan evaluasi diri yang jujur dan mendalam. Identifikasi faktor-faktor yang mengganggu keseimbangan Anda, baik itu jam kerja yang berlebihan, tanggung jawab yang berat, atau tuntutan eksternal lainnya.

Setelah memahami akar masalah, Anda dapat mulai menyusun jadwal rencana yang dipersonalisasi.

Membuat rencana tentang bagaimana Anda akan menjaga keseimbangan kehidupan kerja dapat membantu mengetahui apa yang salah, dan strategi mana yang paling efektif. Jadwal yang teratur dapat membantu Anda menjadi lebih produktif.

"Mulailah pagi hari dengan rutinitas dan ritual yang sederhana,” kata Sangmeister.

2. Buat Pembatas Antara Kehidupan Pekerjaan dan Pribadi

 

Pekerjaan yang fleksibel dan jarak jauh dapat menjadi cara yang bagus untuk meningkatkan keseimbangan dalam hidup Anda. Namun, sering kali hal ini mengaburkan batas antara kehidupan pribadi dan pekerjaan.

Anda mungkin mendapati diri bekerja lebih lama dari jam normal bekerja, menyelesaikan pekerjaan saat Anda seharusnya bersantai, atau begadang untuk mengerjakan beberapa tugas yang sebelumnya lupa dikirim.

Masalahnya adalah, seiring dengan berjalannya waktu maka akan terjadi ketidakseimbangan yang nyata. Hal ini karena Anda tidak pernah merasa memiliki ruang pribadi yang terpisah dari pekerjaan, Anda mulai merasa seperti selalu bekerja.

Bahkan, sering kali kehidupan rumah tangga juga menjadi kehidupan kerja bagi Anda. Oleh karena itu, penting untuk membuat batasan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan.

 

3. Dapatkan Waktu Istirahat yang Cukup

 

Beristirahat juga penting, termasuk istirahat sejenak pada hari kerja, hari libur, atau hari libur panjang. Mengambil jeda waktu untuk beristirahat tidak hanya membantu mengembalikan energi, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan secara keseluruhan.

“Pada hari libur, jangan mengerjakan daftar tugas dan pekerjaan. Sebaliknya, fokuslah pada pengembangan pribadi dan perhatian," jelas Sangmeister.

Sangmeister menyarankan untuk jangan bekerja saat Anda tidak sedang bekerja. Tetapkan batasan pada jam kerja dan buat zona dilarang bekerja.

"Artinya, meskipun Anda memiliki 'waktu luang', Anda tidak akan membuka ponsel atau laptop untuk melakukan pekerjaan pada waktu atau tempat tertentu," jelasnya.

Dia juga merekomendasikan liburan kecil dan akhir pekan bebas teknologi. Menghabiskan akhir pekan tanpa gadget dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kualitas waktu bersama keluarga atau untuk diri sendiri.

4. Ketahui Tanda-tanda Burnout

Ketika keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan benar-benar kacau, misalnya Anda menghabiskan setiap waktu untuk bekerja, memikirkan tentang pekerjaan, stres karena pekerjaan, atau takut bekerja, ada kemungkinan Anda akan mengalami burnout.

Ketika mengalami burnout, itu berarti Anda telah mencapai keadaan di mana Anda merasa sangat lelah sehingga Anda sulit menghadapi kehidupan sehari-hari, apalagi peduli dengan pekerjaan.

Tanda-tanda burnout bisa bersifat fisik, seperti sakit kepala, tekanan darah tinggi, sakit perut, dan sering sakit. Namun gangguan ini juga bersifat mental dan mencakup masalah tidur, suasana hati tertekan, kehilangan minat, kelelahan, masalah konsentrasi, dan sikap apatis.

Jika Anda sudah mencapai titik ini, berarti Anda perlu melakukan perubahan serius pada lingkungan kerja. Itu mungkin berarti mengambil cuti atau beralih ke posisi lain. Terkadang, hal ini mungkin berarti memikirkan untuk berganti pekerjaan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya