BMKG Sebut Puncak Musim Hujan Terjadi di Akhir Tahun, PMI Tekankan Pentingnya Kesiapsiagaan

Menghadapi puncak musim hujan, Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla, menekankan pentingnya kesiapsiagaan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 26 Nov 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2024, 16:00 WIB
BMKG Sebut Puncak Musim Hujan Terjadi di Akhir Tahun, PMI Tekankan Pentingnya Kesiapsiagaan
BMKG Sebut Puncak Musim Hujan Terjadi di Akhir Tahun, PMI Tekankan Pentingnya Kesiapsiagaan. Foto: PMI.

Liputan6.com, Jakarta Musim hujan diperkirakan mencapai puncaknya dalam tiga bulan kedepan. Ini merupakan prediksi terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Menghadapi puncak musim hujan, Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla, menekankan pentingnya kesiapsiagaan.

Dalam rapat koordinasi secara daring pada Senin, 25 November 2024, Jusuf Kalla menginstruksikan seluruh jajaran PMI untuk meningkatkan kewaspadaan dan menyiapkan langkah-langkah strategis guna menghadapi potensi bencana, seperti banjir, longsor, dan dampak lainnya.

“Mulai sekarang kita harus siap siaga dan menjaga daerah masing-masing. Seperti prediksi BMKG, puncak musim hujan akan terjadi akhir tahun dan awal tahun 2025. Ini akan menjadi bulan-bulan kritis. Jaga koordinasi dan kerja sama dengan BMKG untuk memantau perkembangan cuaca di daerah-daerah rawan bencana,” kata Jusuf Kalla mengutip keterangan pers, Selasa (26/11/2024).

Seperti dilaporkan BMKG, puncak musim hujan akan banyak terjadi pada bulan November hingga Desember 2024 di wilayah Indonesia bagian barat. Dan bulan Januari hingga Februari 2025 untuk wilayah Indonesia timur.

BMKG memperingatkan kewaspadaan akan potensi banjir lahar akibat hujan di sekitar Gunung yang berstatus awas dan siaga seperti Gunung Lewotobi Laki-laki, Nusa Tenggara Timur.

"Wilayah-wilayah yang rawan banjir dan longsor harus tetap waspada, terutama daerah yang berada di lereng gunung api. Hujan dengan intensitas sedang pun dapat menyebabkan banjir lahar yang berpotensi merusak," kata Plt. Kepala BMKG Dwikorita mengutip laman BMKG, Selasa (26/11/2024).

Pastikan Peralatan dan Infrastruktur PMI Selalu dalam Kondisi Optimal

Tak lupa, Jusuf Kalla juga mengingatkan pentingnya menjaga peralatan dan infrastruktur PMI agar selalu dalam kondisi optimal untuk membantu masyarakat yang terdampak.

“Semua peralatan harus dicek dan diperbaiki jika rusak, mulai dari perahu karet, ambulans, mobil tangki air, dan peralatan tanggap darurat bencana lainnya. Para relawan juga harus disiapkan agar kita dapat maksimal membantu masyarakat,” ujar Jusuf Kalla.   

Hingga saat ini, PMI telah memobilisasi berbagai sumber daya, termasuk 190 tangki air bersih, untuk membantu daerah-daerah terdampak kekeringan dan banjir. Posko dan call center PMI juga disiagakan untuk menerima laporan dari masyarakat terkait longsor, banjir, dan bencana lainnya. 

Cegah Bencana dengan Kerja Sama Lintas Sektor

Jusuf Kalla pun menyoroti pentingnya pencegahan bencana melalui kerja sama lintas sektor.

PMI daerah diminta bekerja sama dengan pemerintah daerah, perusahaan, dan masyarakat untuk memetakan potensi bencana dan menginisiasi kampanye kebersihan lingkungan.

“Selokan dan gorong-gorong harus dibersihkan melalui gotong royong. PMI juga dapat melibatkan pengusaha lokal untuk menyediakan alat seperti sekop dan cangkul, untuk mendukung kebersihan dan sanitasi,” ujar Jusuf Kalla.

Selain tindakan pencegahan, PMI mendorong masyarakat untuk aktif dalam aksi dini guna mengurangi risiko bencana. Termasuk pemberdayaan masyarakat melakukan evakuasi mandiri, mengecek validasi dan keakuratan informasi. Ada pula edukasi tentang kebersihan serta sanitasi di daerah-daerah rawan banjir dan longsor untuk memastikan kondisi lingkungan yang lebih aman dan sehat.

Atasi Wabah Penyakit Malaria di Riau

Selain siaga bencana, PMI juga terus berupaya membantu masyarakat yang terdampak wabah penyakit. Baru-baru ini, PMI mendistribusikan 1.500 kelambu ke Kabupaten Rokan Hilir, Riau.

Kabupaten ini tengah mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) Malaria. Rokan Hilir menjadi salah satu wilayah dengan peningkatan kasus malaria yang signifikan pada tahun ini.

Hingga 28 September 2024, data media center Pemerintah Riau mencatat terdapat 2.195 kasus malaria di Rokan Hilir.  

Untuk mengurangi penyebaran nyamuk Anopheles yang menjadi penyebab utama penyakit ini, PMI memprioritaskan distribusi kelambu di Pulau Halang, Kecamatan Kubu, Kabupaten Rokan Hilir pada Sabtu dan Minggu, 22-23 November 2024. Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas Pembantu (pustu) setempat.

Menurut Sekretaris PMI Rokan Hilir, dr. Tri Buana Tungga Dewi, kelambu ini didistribusikan ke Pulau Halang yang dilaporkan memiliki kasus malaria terbanyak kedua di kabupaten tersebut.

“KLB ini membutuhkan penanganan yang cepat, sehingga kami putuskan untuk memberikan bantuan kelambu. Kami memastikan bantuan kelambu ini sampai kepada keluarga yang paling membutuhkan, terutama anak-anak dan lansia yang rentan terhadap penyakit malaria,” ujar Tri. 

Infografis Musim Hujan Datang, La Nina Mengintai. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Musim Hujan Datang, La Nina Mengintai. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya