Liputan6.com, Jakarta Kista atau kantong jaringan berisi cairan atau zat umum ditemukan pada perempuan berusia 20-30an tahun. Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Ivander Utama mengungkapkan pentingnya pemeriksaan kandungan secara rutin.Â
"Oleh karena itu pemeriksaan organ kandungan secara rutin perlu dilakukan, sama seperti kita rutin pergi ke dokter gigi untuk memeriksakan kesehatan gigi,"Â kata Ivander.Â
Baca Juga
Sebagian besar kista yang muncul tidak menimbulkan gejala. Maka biasanya ditemukan ketika perempuan menjalani pemeriksaan kesehatan.
Advertisement
Biasanya, lanjut Ivander, kista ditemukan saat pemeriksaan menggunakan alat USG, pemeriksaan kesehatan rutin, pemeriksaan kesehatan pra-nikah, pemeriksaan kehamilan, atau pemeriksaan organ reproduksi.
Kemunculan kista dapat dipicu oleh faktor genetik, infeksi, cacat pada sel, inflamasi kronis, penyumbatan pada saluran tubuh, dan parasit.
Apa Pencetus Utama Kista?
Ivander mengungkapkan bahwa tidak ada makanan atau minuman yang menjadi pencetus utama munculnya kista.
Namun, mengungkapkan pentingnya menerapkan pola hidup sehat serta pola makan dengan gizi seimbang untuk menghindari masalah kesehatan.
"Tetapi bukan artinya berhenti makan tahu, tempe, kacang-kacangan, daging merah, akan mencegah kista atau bahkan menghilangkan kista ya," katanya mengutip Antara.Â
Â
Gejala Kista di Dalam Tubuh Tidak Bisa Langsung Diketahui
Gejala munculnya kista bisa berupa benjolan yang tumbuh pada bagian tubuh seperti wajah, leher, dada, punggung, kulit kepala, telapak tangan, dan telapak kaki.
Namun, kista yang tumbuh di bagian dalam tubuh seperti ovarium tidak bisa dilihat langsung tanda-tandanya.
Ada yang mengatakan perut buncit penanda kista ovarium. Ivander menangkis hal tersebut dan menegaskan cuma mitos.Â
"Perut buncit bukan pertanda kista ovarium. Mioma uteri atau miom, juga bisa memberikan tanda perut buncit kalau ukurannya sudah membesar. Perut buncit juga bisa karena obesitas dan kehamilan," kata dia.
Â
Advertisement
Penanganan Kista
Penanganan kista berbeda-beda sesuai dengan jenisnya. Sebagai contoh, kista fungsional bisa ;ewat observasi saja karena dapat hilang pada siklus haid berikutnya tanpa pengobatan.
Lalu, kista hemoragik juga bisa hilang dengan sendirinya dalam waktu dua sampai tiga bulan.
Namun, kata dia, ketika menangani kista endometriosis (kista coklat) yang sering menyebabkan nyeri semasa haid dokter bisa mempertimbangkan pelaksanaan tindakan operasi apabila keluhannya sangat berat.
"Kesimpulannya, penanganan kista ovarium akan sangat tergantung jenis kistanya dan keluhan dari pasien. Penanganannya mulai dari cukup observasi saja sampai operasi," katanya.Â
Cek Kesehatan Setahun Sekali Bila Sudah Aktif Seksual
Ivander mengingatkan bagi perempuan yang aktif secara seksual untuk rutin memeriksakan diri ke dokter kandungan setiap satu tahun sekali. Salah satunya dengan menjalani pemeriksaan USG guna mendeteksi dini munculnya masalah kesehatan reproduksi.
Selain itu, perempuan yang sudah aktif seksual juga direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan pap smear yakni prosedur untuk mendeteksi kanker leher rahim (serviks).
Advertisement