Ruam Rosacea vs. Lupus: Kenali Perbedaannya Agar Tidak Salah Diagnosis dan Pengobatan

Kenali perbedaan antara ruam Rosacea dan Lupus untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat. Simak ciri, pemicu, serta pengelolaan keduanya dalam artikel ini.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 16 Jan 2025, 12:28 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2025, 11:48 WIB
Pelajari perbedaan antara ruam Rosacea dan Lupus, termasuk ciri-ciri, pemicu, serta pengobatan yang tepat agar tidak salah diagnosis dan penanganan. (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)
Pelajari perbedaan antara ruam Rosacea dan Lupus, termasuk ciri-ciri, pemicu, serta pengobatan yang tepat agar tidak salah diagnosis dan penanganan. (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Ruam kulit sering kali menjadi tanda pertama adanya gangguan kesehatan. Dua kondisi yang sering kali membingungkan adalah ruam rosacea dan lupus. Keduanya nyaris memiliki gejala yang mirip, terutama kemerahan pada wajah. Namun, penyebab dan penangananya sangat berbeda. Memahami perbedaannya penting untuk mencegah salah diagnosis dan memberikan perawatan yang tepat.

Apa yang Dimaksud dengan Rosacea?

Salah satu gangguan kulit yang dapat berlangsung seumur hidup dan sering kali menyebabkan ketidaknyamanan adalah rosacea. Menurut seorang Dermatologis dari Filipina, Dr. Johannes F. Drayit, nama rosacea sendiri berasal dari kata Yunani yang berarti 'seperti mawar'.

"Nama ini menggambarkan gejala utamanya, yaitu kemerahan yang umumnya memengaruhi kulit wajah," kata Johannes menjawab pertanyaan Health Liputan6.com di sesi tanya jawab dalam diskusi media bersama Regenesis belum lama ini. 

Kemerahan ini sering kali bersifat berkepanjangan dan disertai rasa terbakar, nyeri, atau sensasi menyengat, yang membuat kualitas hidup penderitanya terganggu secara signifikan. Meskipun prevalensinya di dunia mencapai lima persen dari populasi global, di Indonesia data spesifik tentang jumlah penderitanya belum tersedia.

Rosacea biasanya menyerang area sentrofasial, seperti hidung, dagu, pipi, dahi, dan glabela. Secara klinis, kondisi ini ditandai oleh berbagai gejala, termasuk eritema (baik transien maupun persisten), telangiektasis, papula, pustula, serta perubahan fimatosa.

"Selain itu, penderita juga kerap merasakan gatal, rasa terbakar, atau nyeri pada kulit," ujarnya.

Apakah Rosacea Terlihat Seperti Lupus?

Johannes menjelaskan bahwa pada lupus, kemerahan sering kali disertai rambut merah di jembatan hidung yang terkonsentrasi di bagian atas wajah. "Berbeda dengan lupus, rosacea menunjukkan kelembutan dan pembengkakan wajah, terutama di bawah mata dan jembatan hidung, yang membuat wajah tampak lebih besar dari biasanya," tambahnya.

 

Kenapa Bisa Terjadi Rosacea? Kenali Ciri-Ciri dan Pemicunya

Pelajari perbedaan antara ruam Rosacea dan Lupus, termasuk ciri-ciri, pemicu, serta pengobatan yang tepat agar tidak salah diagnosis dan penanganan. (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)
Pelajari perbedaan antara ruam Rosacea dan Lupus, termasuk ciri-ciri, pemicu, serta pengobatan yang tepat agar tidak salah diagnosis dan penanganan. (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)... Selengkapnya

Paparan sinar matahari sering menjadi pemicu rosacea. Johannes menjelaskan bahwa kulit yang tetap memerah selama lebih dari lima menit setelah berada di dalam ruangan gelap dapat menjadi indikasi rosacea.

"Sebaliknya, jika kemerahan hilang dalam waktu kurang dari dua menit, kemungkinan besar itu bukanlah rosacea," katanya.

Jerawat juga menjadi tanda khas kondisi ini, terutama jerawat yang muncul di pipi kanan-kiri dan dagu, tanpa nanah atau komedo. Jerawat ini biasanya tidak merespons obat jerawat biasa, bahkan sering kali semakin memburuk setelah pengobatan.

Faktor gaya hidup memegang peranan penting dalam memicu flare-up rosacea. Konsumsi makanan pedas, makanan cepat saji, atau junk food dapat memperparah kondisi ini. Meskipun faktor genetik turut berperan, gaya hidup tetap menjadi pemicu utama yang memperburuk gejala.

"Pasien rosacea biasanya memiliki pola makan yang kurang sehat, seperti mengonsumsi makanan cepat saji atau cokelat. Kualitas hidup mereka sangat penting untuk diperhatikan," ujar Product Manager Skincare PT Regenesis, Dini Ika Pratiwi, S. Farm.

Dia menambahkan bahwa olahraga rutin, tidur cukup, dan menghindari makanan pro-inflamasi seperti makanan pedas atau alkohol dapat membantu mengendalikan gejala rosacea.

 

Bagaimana Cara Merawat Rosacea?

tips perawatan wajah
Pelajari perbedaan antara ruam Rosacea dan Lupus, termasuk ciri-ciri, pemicu, serta pengobatan yang tepat agar tidak salah diagnosis dan penanganan. © Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Dalam penanganan rosacea, skincare sering kali digunakan bersamaan dengan obat-obatan, baik topikal maupun oral. Namun, Johannes menekankan pentingnya memperhatikan efek jangka panjang dari penggunaan antibiotik.

"Penggunaan obat-obatan yang tidak bisa dipakai dalam jangka panjang perlu dihindari. Oleh karena itu, terapi dapat dialihkan ke skincare," ujarnya.

Menurut pengalamannya, produk yang mengandung beta calm complex, tidak menimbulkan efek samping selama penggunaan dan dapat membantu mengurangi kemerahan pada kulit, terutama jika pasien tidak banyak terpapar sinar matahari.

Lebih lanjut, Dini, menjelaskan, rosacea sering menyebabkan kemerahan intens di area wajah, terutama pipi, akibat pelebaran pembuluh darah kapiler. Selain itu, kulit pengidap rosacea cenderung kering, yang dapat memperburuk kondisi jika bahan yang digunakan tidak tepat.

Kemunculan papul dan pustul juga menjadi masalah umum yang dihadapi. Oleh karena itu, memilih produk dengan kandungan yang seperti itu sangat direkomendasikan.

Menurut Dini, formulasi tersebut dirancang untuk menargetkan tiga patofisiologi utama rosacea, dengan komponen utama sebagai berikut:

1. Ekstrak Tanaman dan Ekstrak Ragi

Termasuk Centella asiatica, calendula, butcher’s broom, licorice, dan horse chestnut, yang kaya flavonoid. Ekstrak ini bekerja untuk mengurangi kemerahan secara cepat, meredakan pelebaran pembuluh darah, dan mencegah inflamasi lebih lanjut.

 

2. Niacinamide dan Betain

Kedua bahan ini memperkuat skin barrier yang rusak pada pasien rosacea. Niacinamide menenangkan kulit, sementara betain menjaga keseimbangan hidrasi, memastikan lapisan pelindung kulit tetap sehat dan mampu melindungi dari iritasi eksternal.

3. Beta Glycerinic Acid

Diperoleh dari ekstrak licorice, beta glycerinic acid memiliki sifat anti-inflamasi mirip kortikosteroid, yang sangat efektif mengurangi kemerahan dan iritasi akibat rosacea.

"Selain bahan-bahan alami, beta complex menggunakan teknologi bioteknologi modern yang mempercepat proses penyembuhan kemerahan, membantu kulit pulih secara alami," katanya.

Namun, perlu diingat bahwa terapi rosacea tidak hanya bergantung pada obat-obatan, tapi juga memerlukan perubahan gaya hidup yang holistik.

"Pasien perlu menghindari pemicu yang dapat memperparah kondisi mereka dan berfokus pada pola hidup sehat. Olahraga teratur, pola makan seimbang, dan tidur cukup sangat penting untuk menjaga kulit tetap sehat," kata Dini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya