Liputan6.com, Jakarta - Kacang-kacangan sering kali dianggap remeh, padahal mereka adalah sumber nutrisi yang kaya protein, serat, vitamin, dan mineral dengan harga terjangkau. Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) menegaskan pentingnya mengoptimalkan konsumsi kacang-kacangan lokal sebagai solusi ketahanan pangan dan gizi, terutama dalam menghadapi tantangan stunting dan obesitas di Indonesia.
Direktur Divisi Produksi dan Perlindungan Tanaman FAO Yurdi Yasmi mengatakan, kacang-kacangan dengan kandungan gizinya tidak bisa disepelekan sebagai bagian dari bahan pangan.
Advertisement
"Meskipun ukurannya kecil, kacang-kacangan tidak boleh kita sepelekan. Mereka memiliki kandungan gizi yang tinggi dan manfaat luar biasa untuk menanggulangi kerawanan pangan dan masalah gizi," ungkap Yurdi dalam peringatan Hari Kacang-Kacangan Sedunia yang dirayakan setiap 10 Februari.
Advertisement
Tahun ini, perayaan global Hari Kacang-Kacangan Sedunia dilaksanakan di Lima, Peru.
Kacang-Kacangan: Kaya Nutrisi dan Ramah Lingkungan
Lebih dari sekadar makanan sehari-hari, kacang-kacangan memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa. Kandungan serat larut airnya membantu menurunkan kolesterol dan mengontrol kadar gula darah, sehingga berperan dalam pencegahan penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung.
"Kacang-kacangan diharapkan semakin populer, baik dalam pola konsumsi maupun pertanian, karena harganya yang terjangkau serta manfaatnya bagi kesehatan dan lingkungan," lanjut Yurdi.
FAO memperkirakan konsumsi kacang-kacangan global akan meningkat dari 7 kg per kapita pada 2022 menjadi 8,6 kg pada 2032. Indonesia, sebagai salah satu produsen terbesar di Asia, turut berperan dalam tren ini.
Selain sebagai sumber pangan bergizi, manfaat kacang-kacangan juga meliputi keberlanjutan lingkungan. Tanaman ini membantu meningkatkan kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen dan dapat tumbuh di lahan dengan kondisi minim unsur hara. Dengan kemampuannya menyerap karbon dan mengurangi erosi tanah, kacang-kacangan berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim.
Â
Warisan Kuliner Indonesia yang Kaya Ragam
Di Indonesia, kacang-kacangan bukanlah hal baru. Tempe, tahu, serta berbagai kudapan berbasis kacang telah menjadi bagian dari pola makan masyarakat. Bahkan, kacang-kacangan menjadi salah satu indikator dalam Skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang menilai kecukupan gizi nasional.
Namun, dari lebih dari 12.000 jenis kacang-kacangan yang ada di Indonesia, hanya sebagian kecil yang dikonsumsi luas. Beberapa jenis yang kaya gizi tetapi kerap terlupakan adalah Kacang Tolo (Vigna unguiculata), yang sering dijumpai dalam hidangan tradisional seperti krecek dan urap, serta Lamtoro (Leucaena leucocephala) dan Kacang Komak atau Kacang Koro (Lablab purpureus) yang bisa diolah menjadi berbagai makanan khas Nusantara.
"Ragam kacang-kacangan Indonesia yang kaya ini mungkin sering kali terlupakan di wilayah perkotaan. Namun di pedesaan, mereka adalah sumber protein sekaligus sumber pendapatan bagi banyak petani keluarga," ujar Kepala Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste Rajendra Aryal.
Ia menekankan bahwa petani keluarga berperan penting dalam menjaga keanekaragaman hayati pangan dan pertanian, yang menjadi salah satu fokus utama kemitraan FAO dengan Kementerian Pertanian RI.
Â
Advertisement
Ajak Masyarakat Apresiasi Warisan Pangan Lokal
Pada peringatan Hari Kacang-Kacangan Sedunia ini, FAO mengajak masyarakat untuk mengenali dan mengapresiasi warisan pangan lokal yang kaya manfaat.
"Hari ini dan setiap hari, mari kita konsumsi lebih banyak kacang-kacangan lokal yang dapat kita temui di sekitar kita," tutup Rajendra.
Kacang-kacangan bukan sekadar makanan, tetapi bagian dari solusi global untuk ketahanan pangan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan. Kini saatnya kita berhenti ‘mengacuhkan’ dan mulai mengoptimalkan manfaat luar biasa dari pangan sederhana ini.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)