Operasi Panggul dan Lutut Aman, Tapi Awas Risiko Trombosis

Salah satu faktor risiko seseorang bisa mengalami penyumbatan pembuluh darah (trombosis) adalah kondisi pascaoperasi besar

oleh Fitri Syarifah diperbarui 07 Okt 2013, 13:30 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2013, 13:30 WIB
operasi-plastik-tewas-130507b.jpg
Salah satu faktor risiko seseorang bisa mengalami penyumbatan pembuluh darah (trombosis) adalah kondisi pascaoperasi besar. Salah satunya seperti operasi penggantian sendi lutut total (Total Knee Replacement) dan juga penggantian sendi panggul total (Total Hip Replacement).

Hal ini dikatakan ahli orthopaedi dari Departemen Orthopaedi dan Traumalogi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Dr. dr. Andri Lubis, Sp. OT (K) memang saling berkaitan. Karena pada satu sisi, operasi lutut dan panggul merupakan cara dalam meningkatkan quality of life (kualitas hidup).

Tapi di sisi lain, pascaoperasi ini, seseorang berisiko mengalami DVT (penyumbatan darah di kaki) sehingga berisiko mengakibatkan kematian.

"Operasi lutut dan panggul memang ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup. Apalagi operasi ini sering dilakukan pada pasien berusia 60-65 tahun, dengan angka keberhasilan cukup tinggi antara 80-90 persen. Tapi perlu diingat, operasi lutut dan panggul memiliki risiko terjadinya DVT yang tinggi jika tanpa pencegahan," kata Andri, ditulis Senin (7/10/2013).

Menurut Andri, pembedahan panggul memiliki risiko DVT lebih tinggi hingga 50 persen, Sementara pembedahan umum memiliki angka kejadian 20 persen.

Untuk mencegahnya, Andri menyampaikan bahwa dengan pemberian tromboprofilaksasis atau antikoagulan (obat anti penggumpalan darah) dapat mengurangi risiko DVT tanpa mengakibatkan risiko pendarahan.

(Fit/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya