Banyak cara dilakukan untuk mengajak orang-orang melakukan perilaku positif, ada yang dengan cara seminar atau apapun. Salah satu contoh yang dilakukan 1100 anak-anak sekolah dasar kelas 4 sampai 5 yang berasal dari sekolah-sekolah di Jakarta dan ada juga perwakilan dari beberapa provinsi di Indonesia melakukan flashmob mengajak masyarakat melakukan kebiasaan cuci tangan pakai sabun.
Sebanyak 1100 anak tersebut melakukan gerakan mencuci tangan yang benar pakai sabun di acara puncak Hari Cuci Tangan Pakai Sabun se-dunia di Senayan, Minggu (20/10/2013).
Tidak hanya itu Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dr. Nafsiah Mboi dan perwakilan UNICEF, Angela Kearney juga ikut melakukan flashmob. Menkes mengatakan mengajak anak-anak dapat membantu mensosialisasikan cuci tangan pakai sabun di lingkungan keluarga, sekolah, dan teman.
"Diajak anak-anak kelas 4-5 SD karena di usia ini lebih mudah mengajarkan mereka melakukan kebiasaan cuci tangan pakai sabun sehingga saat besar nanti perilaku ini terus berjalan, dan anak-anak mudah mempengaruhi teman dan keluarga untuk melakukan kebiasaan ini," kata Menkes saat diwawancarai Liputan6.com.
Hal tersebut dilakukan karena kesadaran akan cuci tangan pakai sabun di Indonesia masih relatif rendah sehingga perlu ditingkatkan.
"Masih rendah sekali kesadaran masyarakat mencuci tangan tidak sampai 20 persen, padahal dengan mencuci tangan dapat terhindar dari penyakit seperti diare, maka itu kebiasaan mencuci tangan perlu ditingkatkan" tutur Menkes.
Hasil studi Environmental Health Risk Assessment menunjukan hanya 18,5 persen masyarakat yang melakukan hal tersebut. Studi ini dilakukan 55 kabupaten/kota di 16 propinsi pada 2013.
Sementara data Susenas akhir tahun 2012 menunjukan bahwa akses penduduk pada air minum yang layak mencapai 58,09 persen dari target RPJMN 67 persen pada tahun 2014.
Melihat hal itu Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH merasa prihatin dan menghimbau jajaran lintas sektor, para mitra, dan kalangan swasta untuk mewujudkan bersama kebiasaan cuci tangan pakai sabun.
"Diharapkan para instansi yang telah ada dapat menyediakan ketersediaan air minum dan sanitasi yang layak dan membiasakan cuci tangan dengan sabun serta menciptakan fasilitas dan sarana cuci tangan pakai sabun dalam jumlah yang cukup dengan kondisi yang bersih, nyaman dan mudah di tempat umum," ujar Menkes. (Mia/Igw)
Sebanyak 1100 anak tersebut melakukan gerakan mencuci tangan yang benar pakai sabun di acara puncak Hari Cuci Tangan Pakai Sabun se-dunia di Senayan, Minggu (20/10/2013).
Tidak hanya itu Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dr. Nafsiah Mboi dan perwakilan UNICEF, Angela Kearney juga ikut melakukan flashmob. Menkes mengatakan mengajak anak-anak dapat membantu mensosialisasikan cuci tangan pakai sabun di lingkungan keluarga, sekolah, dan teman.
"Diajak anak-anak kelas 4-5 SD karena di usia ini lebih mudah mengajarkan mereka melakukan kebiasaan cuci tangan pakai sabun sehingga saat besar nanti perilaku ini terus berjalan, dan anak-anak mudah mempengaruhi teman dan keluarga untuk melakukan kebiasaan ini," kata Menkes saat diwawancarai Liputan6.com.
Hal tersebut dilakukan karena kesadaran akan cuci tangan pakai sabun di Indonesia masih relatif rendah sehingga perlu ditingkatkan.
"Masih rendah sekali kesadaran masyarakat mencuci tangan tidak sampai 20 persen, padahal dengan mencuci tangan dapat terhindar dari penyakit seperti diare, maka itu kebiasaan mencuci tangan perlu ditingkatkan" tutur Menkes.
Hasil studi Environmental Health Risk Assessment menunjukan hanya 18,5 persen masyarakat yang melakukan hal tersebut. Studi ini dilakukan 55 kabupaten/kota di 16 propinsi pada 2013.
Sementara data Susenas akhir tahun 2012 menunjukan bahwa akses penduduk pada air minum yang layak mencapai 58,09 persen dari target RPJMN 67 persen pada tahun 2014.
Melihat hal itu Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH merasa prihatin dan menghimbau jajaran lintas sektor, para mitra, dan kalangan swasta untuk mewujudkan bersama kebiasaan cuci tangan pakai sabun.
"Diharapkan para instansi yang telah ada dapat menyediakan ketersediaan air minum dan sanitasi yang layak dan membiasakan cuci tangan dengan sabun serta menciptakan fasilitas dan sarana cuci tangan pakai sabun dalam jumlah yang cukup dengan kondisi yang bersih, nyaman dan mudah di tempat umum," ujar Menkes. (Mia/Igw)