Gejala Depresi Pada Anak dan Cara Mengatasinya, Orangtua Harus Tanggap

Gejala depresi pada anak dan cara mengatasinya harus sudah dipahami setiap orang tua

oleh Husnul Abdi diperbarui 17 Sep 2019, 15:00 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2019, 15:00 WIB
Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Depresi lazimnya sering terjadi pada orang dewasa. Namun para ahli menemukan jika depresi ternyata juga rentan terjadi pada anak-anak. Dalam perkembangannya, anak memang cenderung memiliki suasana hati yang mudah berubah-ubah.

Kondisi anak yang depresi sering kali tidak disadari oleh orangtua. Hal ini disebabkan karena anak-anak belum dapat menyampaikan perasaannya dengan baik. Oleh karena itu, orangtua perlu mencermati perubahan emosi dan perilaku anak.

Gejala depresi pada anak dan cara mengatasinya harus sudah dipahami setiap orangtua. Depresi pada anak adalah masalah kesehatan serius yang akan berdampak pada setiap aspek kehidupan seorang anak atau remaja.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (17/9/2019) tentang gejala depresi pada anak dan cara mengatasinya.

Gejala Depresi Pada Anak

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Gejala Fisik

Ada beberapa gejala fisik yang sering terjadi saat anak depresi. Orangtua wajib untuk memperhatikannya dengan cermat. Berikut beberapa gejala fisik saat anak depresi:

- Sering sakit perut

- Sering sakit kepala

- Berat badan tidak bertambah atau terlihat semakin kurus

- Nafsu makan berkurang atau justru bertambah dengan cepat

- Terlihat letih

- Sulit tidur

 

Gejala Mental

- Gejala mental dari depresi pada anak antara lain adalah:

- Mudah tersinggung bahkan cenderung untuk mengamuk.

- Merasa sedih bahkan putus asa.

- Tidak mau atau tidak mampu menyelesaikan tugas sekolah.

- Kehilangan minat dalam melakukan hobi atau aktivitas yang sebelumnya digemari.

- Kesulitan berinteraksi atau bergaul dengan teman-teman sebayanya, bahkan dengan keluarganya.

- Sulit berkonsentrasi

- Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri

- Merasa sangat bersalah dan menganggap dirinya tidak berharga.

- Sering terlihat gelisah atau cemas.

Jika gejala-gejala tersebut dialami oleh anak selama lebih dari 2 minggu, maka kamu perlu mencurigai bahwa anak terkena depresi. Apabila tidak segera ditangani, gejala depresi pada anak bisa semakin parah.

Penyebab Anak Depresi

Penyebab Anak Depresi
Penyebab Anak Depresi (Foto: Huffington Post)

Depresi pada anak dapat membatasi kemampuannya untuk beraktivitas secara normal. Tentu saja sudah seharusnya orangtua mengenali apa saja penyebab anak menjadi depresi. Kondisi ini bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti:

- Bullying di sekolah

- Kekerasan dalam rumah tangga

- Pelecehan seksual

- Perceraian orangtua

- Kematian orang yang dicintai

- Gangguan mental, seperti bipolar, autisme, dan ADHD.

Cara Mengatasi Depresi Pada Anak

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Pentingnya Dukungan dari Orangtua

Peran orangtua tentunya akan sangat penting dalam proses pemulihan depresi pada anak. Orangtua wajib mendampingi dan memberi dukungan pada anak yang sedang depresi. Terapi depresi membutuhkan waktu sebelum hasilnya dapat terlihat. Oleh karena itu, orangtua perlu bersabar dan memberikan dukungan emosional pada anak selama proses terapi.

Selain itu, orangtua juga perlu memastikan anak mengonsumsi makanan bergizi, cukup tidur, rutin berolahraga, dan memiliki kesempatan untuk melakukan hobi yang disenanginya. Hal ini akan memberikan efek positif pada suasana hatinya.

Perawatan bagi Anak yang Depresi

Orangtua harus segera membawa anaknya ke psikolog atau psikiater anak jika melihat gejala-gejala depresi terjadi pada anak. Jika anak terdiagnosis mengalami depresi, maka ia perlu mendapatkan perawatan dan pengobatan.

Perawatan yang disarankan untuk anak dengan depresi akan disesuaikan dengan berat ringannya gejala depresi, respon anak terhadap terapi, serta kemampuan anak untuk mengikuti sesi terapi dengan baik.

Beberapa langkah penanganan yang bisa dilakukan untuk mengatasi depresi pada anak antara lain, konseling dan psikoterapi, termasuk terapi perilaku kognitif, terapi bermain, pemberian obat-obatan antidepresan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya