Penyakit Kolik pada Bayi, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kenali penyakit kolik pada bayi yang masih jarang diketahui.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 21 Nov 2019, 14:05 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2019, 14:05 WIB
Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Liputan6.com, Jakarta Penyakit kolik pada bayi kerap muncul beberapa minggu setelah kelahiran. Penyakit kolik pada bayi bisa menyebabkan rewel dan sering terjadi di malam hari. Kolik adalah ketika bayi yang dinyatakan sehat menangis selama tiga jam atau lebih sehari, tiga kali atau lebih dalam seminggu, dan setidaknya selama tiga minggu.

Menangis adalah hal yang wajar pada bayi. Ini merupakan bentuk komunikasi bayi bahwa dia lapar, buang air, atau lelah.

Tetapi pada kasus penyakit kolik pada bayi, tangisan dimulai tiba-tiba tanpa alasan yang jelas bahkan dalam kedaan bayi sehat. Penyakit kolik pada bayi biasanya tidak menunjukkan masalah kesehatan dan akhirnya hilang dengan sendirinya.

Penyakit kolik pada bayi biasanya dimulai antara minggu ke-3 dan ke-6 setelah lahir dan berakhir pada saat bayi berusia 3 hingga 4 bulan. Berikut ulasan mengenai penyakit kolik pada bayi dari penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (21/11/2019).

Penyebab penyakit kolik pada bayi

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Penyakit kolik pada bayi belum diketahui sepenuhnya. Istilah kolik dikembangkan oleh Dr. Morris Wessel setelah ia melakukan penelitian tentang kerewelan bayi. Beberapa faktor tertentu dinilai dapat menyebabkan penyakit kolik pada bayi. Ini meliputi:

Perasaan yang berlebihan

Bayi baru lahir memiliki mekanisme built-in untuk mengusir pemandangan dan suara di sekitar mereka yang memungkinkan mereka untuk tidur dan makan tanpa terganggu oleh lingkungan. Namun, mendekati akhir bulan pertama, mekanisme ini menghilang membuat bayi lebih sensitif terhadap rangsangan di sekitarnya. Beberapa bayi menjadi sering rewel terutama pada akhir hari.

Sistem pencernaan yang belum matang

Mencerna makanan adalah tugas besar bagi sistem pencernaan bayi yang baru. Akibatnya, makanan bisa melewati terlalu cepat dan tidak tercerna sepenuhnya, yang mengakibatkan rasa sakit dari gas di usus.

Penyebab penyakit kolik pada bayi

Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Refluks asam

enelitian telah menemukan bahwa GERD pada bayi kadang-kadang merupakan pemicu kolik. GERD pada bayi sering merupakan akibat dari sfingter esofagus bagian bawah yang kurang berkembang. Gejalanya meliputi sering muntah, makan yang buruk, dan mudah marah selama dan setelah menyusui.

Alergi atau sensitivitas makanan

Beberapa ahli percaya bahwa kolik adalah hasil dari alergi terhadap protein susu pada bayi yang diberi susu formula. Lebih jarang, kolik dapat menjadi reaksi terhadap makanan tertentu dalam makanan ibu pada bayi yang disusui. Sensitivitas ini dapat menyebabkan sakit perut yang dapat memicu perilaku kolik.

Paparan tembakau

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu yang merokok selama atau setelah kehamilan lebih cenderung memiliki bayi dengan kolik. Perokok pasif juga bisa menjadi penyebab.

Gejala penyakit kolik pada bayi

Ilustrasi bayi menangis (Pixabay)
Ilustrasi bayi menangis (Pixabay)

Secara umum, kolik didefinisikan sebagai menangis selama tiga jam atau lebih sehari, tiga hari atau lebih dalam seminggu, dan berlangsung selama tiga minggu atau lebih.

Menangis

Episode menangis cenderung terjadi pada waktu yang sama setiap hari - umumnya pada sore atau malam hari. Menangis biasanya dimulai tiba-tiba dan tanpa alasan yang jelas. Tangisan cukup intens mungkin lebih seperti berteriak atau ekspresi kesakitan.

Perubahan warna wajah

Pada bayi dengan kolik, wajah bayi akan menjadi memerah. Bayi juga bisa memiliki kulit yang lebih pucat di sekitar mulut.

Ketegangan tubuh

Gerakan khas pada kolik adalah tangan bayi yang mengepal, lutut terangat, punggung melengkung, atau perut tegang.

Gas

Kadang-kadang ada gejala bayi mengeluarkan gas atau buang air besar. Gas kemungkinan merupakan hasil dari udara yang tertelan selama menangis yang berkepanjangan.

Perbedaan Antara Kolik dan Menangis Biasa

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Tidak ada definisi yang jelas tentang perbedaan kolik dan jenis tangisan lainnya. Tetapi dokter biasanya setuju bahwa perbedaan antara kolik dan tangisan biasa adalah bayi tampaknya tidak dapat dihibur, tangisan berubah menjadi menjerit, dan berlangsung selama setidaknya tiga jam dan kadang-kadang jauh lebih lama.

Menangis cenderung terjadi pada waktu yang sama setiap hari, umumnya pada sore atau malam hari. Bayi biasanya tak bisa ditenangkan bahkan saat diberi kakan atau meninabobokannya.

Ingat, ada banyak hal yang bisa terlihat seperti kolik tetapi tidak. Jika tangisan terus berlangsung sepanjang hari, tubuh terkulai, dan memuntahkan cairan, Anda harus segera membawanya ke dokter. Kondisi ini dapat menandakan gangguan tertentu seperti infeksi, masalah lambung, radangm masalah mata, jantung, atau cedera.

Bayi biasanya mengalami kolik pada saat mereka berusia 3 atau 4 bulan. Penting untuk tetap memantau gejala-gejala yang ada. Jika kolik melampaui batas empat bulan, kolik berkepanjangan dapat mengindikasikan masalah kesehatan.

Cara mengatasi kolik pada bayi

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Tidak ada perawatan tunggal yang terbukti membuat kolik hilang. Tapi ada beberapa cara untuk meringankan penyakit kolik pada bayi. Karena kolik adalah bagian normal dari kehidupan beberapa bayi dan tidak berbahaya, biasanya tidak dianjurkan untuk memberikan obat.

Salah satu cara yang diusulkan untuk mengobati dan mencegah kolik adalah dengan menggendong anak sesering mungkin. Menggendong bayi saat mereka tidak rewel dapat mengurangi jumlah tangisan di kemudian hari. Menempatkan bayi dalam ayunan dan memutarkan musik lembut juga bisa membantu.

Gas mungkin menjadi pemicu kolik pada beberapa bayi. Gosok lembut area perut bayi dan gerakkan kakinya dengan lembut untuk mendorong aliran usus. Gendong bayi selurus mungkin saat menyusui.

Jika Anda menggunakan susu formula dan mencurigai bayi sensitif terhadap protein tertentu dalam susu formula itu, diskusikan hal ini dengan dokter. Membuat beberapa perubahan pola makan juga dapat membantu meringankan gejala kerewelan terkait dengan menyusui.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya